5 Fakta Unik Kongkang Kolam, Pertama Kali Ditemukan di Pulau Jawa!

Kongkang kolam adalah katak yang kerap ditemukan di sawah

Malam hari dan musim hujan biasanya jadi waktu di mana manusia beristirahat dan berdiam di rumah. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi hewan karena banyak hewan yang memulai aktivitasnya saat matahari terbenam. Salah satunya adalah amfibi seperti katak yang lebih sering aktif di kala malam dan saat hujan turun. Kesunyian malam dan derasnya hujan memudahkan mereka beraktivitas dan mencari mangsa.

Salah satu jenis katak yang sering dijumpai saat malam dan musim hujan adalah Chalcorana chalconota atau kongkang kolam. Katak ini biasanya juga disebut katak berbibir putih jawa, nama tersebut diambil karena spesimen pertama hewan ini ditemukan di Pulau Jawa dan ia punya bibir bagian atas yang berwarna putih.

Walau spesimen pertamanya berasal dari Pulau Jawa namun penyebaran katak ini cukup luas dan tidak hanya ada di Pulau Jawa. Tak cuma soal penyebarannya, kongkang kolam juga punya beberapa fakta unik yang akan dibahas di artikel ini.

1. Spesimen pertamanya ditemukan di Pulau Jawa

5 Fakta Unik Kongkang Kolam, Pertama Kali Ditemukan di Pulau Jawa!Kongkang kolam (commons.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko)

Walau bukan merupakan hewan endemik Pulau Jawa, namun spesimen pertama dari kongkang kolam pertama kali ditemukan di Pulau Jawa, terang artikel di jurnal Treubia. Pada awal ditemukan katak ini diberi nama Hyla chalconotus yang kemudian berganti lagi menjadi Rana chalconota. Namun sekarang katak ini lebih dikenal dengan nama ilmiah Chalcorana chalconota dan nama inilah yang paling sering digunakan hingga saat ini.

Walau pertama kali ditemukan di Pulau Jawa nyatanya penyebaran katak ini tak cuma ada di Pulau Jawa, lho. Setidaknya ia dapat ditemukan di tempat lain, seperti Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Thailand. Katak ini merupakan katak yang secara khusus mendiami daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi dan memiliki banyak hutan hujan tropis.

2. Kongkam kolam sering ditemukan di sawah dan sungai

5 Fakta Unik Kongkang Kolam, Pertama Kali Ditemukan di Pulau Jawa!Kongkang kolam (inaturalist.org/ramdanimam)

Sebagai amfibi tentunya kongkang kolam harus hidup di daerah yang lembab dan punya banyak sumber air. Karenanya ia memilih untuk tinggal di daerah tropis yang dekat dengan garis khatulistiwa. Daerah tropis sangat cocok untuk katak ini karena menyediakan makanan yang berlimpah, tempat tinggal yang nyaman, sumber air yang berlimpah, dan tempat berkembang biak yang sangat sempurna.

Dilansir iNaturalistNZ, kongkang kolam biasanya akan menghuni habitat berupa hutan, aliran air, sungai, daerah dengan vegetasi rapat, kolam, sampai area pemukiman. Biasanya ia juga akan bertelur dan berkembang biak di daerah-daerah tersebut. Namun secara spesifik kongkang kolam akan memilih untuk bertelur di area yang penuh dengan air seperti sawah, kolam atau genangan air di hutan. Dengan bertelur di daerah-daerah tersebut kecebong kongkang kolam dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

3. Suka memakan invertebrata seperti serangga

5 Fakta Unik Kongkang Kolam, Pertama Kali Ditemukan di Pulau Jawa!Kongkang kolam (inaturalist.org/ganjarcahyadi)

Karena ukurannya yang kecil tentunya kongkang kolam tidak sanggup untuk memakan mamalia atau reptil seperti tikus dan kadal. Layaknya katak dan kodok lain ia adalah hewan yang suka memakan invertebrata seperti serangga, terang JRank. Semut, kupu-kupu, capung, kumbang, kepik, laron, ngengat, lipan, rayap, dan jangkrik jadi beberapa hewan yang masuk ke menu makanan kongkang kolam. Katak ini memanfaatkan lidahnya yang panjang dan lengket untuk menangkap mangsa. Ia bukan hewan yang akan mengejar mangsa, sebaliknya kongkang kolam adalah predator penyergap yang secara diam-diam dan perlahan mendekati mangsa sebelum akhirnya menyergap dan memakannya.

4. Tubuhnya berwarna cokelat kekuningan

5 Fakta Unik Kongkang Kolam, Pertama Kali Ditemukan di Pulau Jawa!Kongkang kolam (inaturalist.org/swbkr)

Untuk mengidentifikasi kongkang kolam sebenarnya cukup mudah, kamu cukup melihat ciri fisiknya saja. Sebagai katak tentunya ia punya tubuh ramping dan kecil, mata yang besar, serta kaki dan jarinya yang panjang dengan kaki belakang yang lebih panjang dari kaki depan. Selain itu katak ini juga punya corak dan warna yang membedakannya dengan beberapa spesies katak lain.

Sebagai katak yang hidup di pepohonan, sawah dan daerah berair kongkang kolam punya banyak variasi warna. Warna paling umum yang dimiliki katak ini adalah cokelat, cokelat muda, krem, cokelat kekuningan, cokelat kehitaman, dan kuning. Namun ada juga beberapa individu dan populasi yang punya dua paduan warna seperti hijau cokelat, hijau kuning atau kuning cokelat. Tubuh kongkang kolam juga diselimuti oleh pola bintik hitam yang samar khususnya pada katak dewasa. Terakhir ciri khas katak ini adalah bibir bagian atasnya yang berwarna putih.

5. Punya kemampuan melompat yang luar biasa

5 Fakta Unik Kongkang Kolam, Pertama Kali Ditemukan di Pulau Jawa!Kongkang kolam (inaturalist.org/amadeusdevin)

Kongkang kolam merupakan katak yang berasal dari famili ranidae, famili ini punya keunikan karena dijuluki sebagai katak sejati. Sebagai katak sejati famili ranidae punya beberapa adaptasi yang tidak dimiliki katak atau kodok lain. Salah satunya adalah kerangka dan tulang mereka yang secara khusus termodifikasi untuk melompat, terang Encylopedia.com. Kemampuan melompat mereka yang luar biasa dapat dilihat dari bentuk tubuhnya yang unik, yaitu kepala, badan dan kaki belakang yang panjang. 

Seperti katak lain dari famili ranidae tentunya kongkang kolam juga punya bentuk tubuh seperti itu. Tak tanggung-tanggung katak satu ini dapat melompat sejauh beberapa meter. Lompatannya ini biasanya ia gunakan untuk lari dari predator atau berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Lompatannya juga sangat cepat sehingga sangat sulit bagi predator atau manusia untuk menangkap katak ini. Ditambah lagi tubuh kongkang kolam berlendir dan licin sehingga sangat sulit untuk menggenggamnya dengan erat.

Kongkang kolam memang merupakan katak yang cukup sering ditemukan di area pemukiman. Namun banyak orang yang sebenarnya tidak tahu secara mendalam mengenai amfibi satu ini. Mereka tidak tahu mengenai penyebarannya, varian warnanya, makanannya, sampai klasifikasinya. Hal tersebut membuktikan walau kita sering melihat suatu hewan bukan berarti kita paham mengenai seluk peluk hewan tersebut. Jika kita sudah paham mengenai seluk peluk suatu jenis hewan maka langkah selanjutnya adalah menjaga populasinya jangan sampai hewan tersebut punah akibat ulah kita sendiri.

Baca Juga: 5 Spesies Kodok dan Katak Paling Umum di Pulau Jawa, Pernah Ketemu?

Arzha Ali Rahmat Photo Verified Writer Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya