6 Ikan Invasif yang Berbahaya bagi Ekosistem Indonesia, Merugikan!

Ikan invasif mengancam populasi ikan asli Indonesia

Kita mengenal ikan sebagai hewan peliharaan dan konsumsi. Ikan juga tersebar di segala tipe perairan seperti laut, danau, dan sungai. Masyarakat juga tidak asing dengan jenis-jenis ikan, seperti ikan lele, ikan patin, ikan gabus, atau ikan bawal. Sayangnya, tidak semua ikan yang kita kenal merupakan ikan asli Indonesia.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 19/PERMEN-KP/2020 Tahun 2020 mencatat ada lebih dari 70 ikan dan hewan air yang invasif dan berbahaya bagi ekosistem lokal Indonesia. Ikan-ikan invasif tersebut merusak dan mengancam kehidupan ikan lokal. Simak beberapa ikan invasif yang mengancam ekosistem Indonesia berikut ini!

1. Ikan sapu-sapu

6 Ikan Invasif yang Berbahaya bagi Ekosistem Indonesia, Merugikan!Ikan sapu-sapu (commons.wikimedia.org/Paweł Cieśla)

Ikan sapu-sapu dari genus Pterygoplichthys jadi jenis ikan sapu-sapu yang berbahaya dan invasif di Indonesia. Artikel di jurnal Aquatic Invasions menyebutkan kalau genus Pterygoplichthys punya habitat asli di Amerika Selatan. Namun, karena ulah manusia, ikan ini menjadi invasif dan tersebar ke negara-negara lain di Asia, Afrika, Amerika Utara, sampai Eropa.

Ikan berwarna gelap dan bertubuh keras ini punya ketahanan yang luar biasa. Tubuhnya yang keras membuat predator sulit memakannya. Ia juga mampu hidup di kondisi apa pun, mau air yang bersih sampai air keruh dapat ditinggali ikan ini. Ikan yang awalnya menjadi peliharaan ini sekarang banyak tersebar di sungai, danau, waduk, dan saluran air. Di beberapa tempat, populasinya mengalahkan populasi ikan asli Indonesia.

2. Ikan gabus

6 Ikan Invasif yang Berbahaya bagi Ekosistem Indonesia, Merugikan!Ikan gabus (commons.wikimedia.org/Brian Gratwicke)

Terdapat dua jenis ikan gabus yang berbahaya bagi ekosistem, yaitu Channa argus dan Channa marulius. Dilansir Cabi Digital Library dan Fishbase. Keduanya berasal dari daerah Tiongkok, Rusia, Semenanjung Korea, India, Thailand, Kamboja, dan Pakistan. Ikan yang juga dikenal dengan nama snakehead fish ini sangat berbahaya karena jadi pembawa penyakit dan punya nafsu makan yang besar.

Mereka mampu membawa patogen dan menularkan penyakit ke hewan lain. Nafsu makan yang besar juga membuat kedua ikan ini mampu mengurangi populasi ikan asli Indonesia. Jadi, dua spesies ikan gabus ini sangat berbahaya. Sebenarnya, Indonesia juga punya spesies ikan gabus, salah satunya adalah Channa striata yang mendiami Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatra.

3. Ikan arapaima

6 Ikan Invasif yang Berbahaya bagi Ekosistem Indonesia, Merugikan!Ikan araipama (es.m.wikipedia.org/Jeff Kubina)

USGS menjelaskan kalau ikan araipama merupakan ikan asli perairan Sungai Amazon di Amerika Selatan. Arapaima leptosoma dan Arapaima gigas jadi dua spesies ikan araipama yang berbahaya dan invasif di Indonesia. Ikan ini jadi ikan air tawar terbesar dengan panjang yang mencapai 3 meter.

Ukuran, ketahanan tubuh, dan nafsu makannya yang membuat ikan ini berbahaya. Ia bisa hidup di air yang keruh atau sungai yang hampir kering. Ukuran raksasanya juga membuat araipama butuh makan yang tidak sedikit, akibatnya ia menjadi sangat rakus dan bisa memakan hewan apa pun. Jika araipama ada di sungai, populasi ikan atau hewan asli di sungai tersebut bisa menurun drastis.

Baca Juga: 5 Fakta Ikan Manfish, si Cantik Penghias Akuarium

4. Ikan aligator

6 Ikan Invasif yang Berbahaya bagi Ekosistem Indonesia, Merugikan!Aligator gar (commons.wikimedia.org/Mat1583)

Ikan dari keluarga Lepisosteidae ini tidak cuma invasif, namun juga dilarang dipelihara. Ikan asli benua Amerika ini punya moncong panjang yang dilengkapi gigi besar nan tajam. Badannya juga langsing dengan sisik mirip buaya, nama ikan aligator diambil dari ciri fisiknya tersebut.

Layaknya ikan invasif lain, ikan aligator adalah predator yang sangat ganas. Keganasannya mampu menggeser eksistensi ikan lokal Indonesia, tanpa pandang bulu ikan aligator akan memakan semua ikan yang ada di hadapannya. Larangan pemeliharaan ikan ini tercantum pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 41/PERMEN-KP/2014.

5. Ikan lele

6 Ikan Invasif yang Berbahaya bagi Ekosistem Indonesia, Merugikan!Ikan lele (commons.wikimedia.org/Engbretson, Eric / U.S. Fish and Wildlife Service)

Tidak semua ikan lele merupakan ikan invasif. Nyatanya, hanya terdapat dua spesies ikan lele invasif di Indonesia, yaitu Ameiurus nebulosus dan Pylodictis olivaris. Keduanya berasal dari keluarga Ictaluridae dan merupaka hewan asli benua Amerika, dilansir Smithsonian Institution dan Fishbase. 

Punya kemampuan bertahan hidup yang luar biasa dan nafsu makan yang besar membuat lele-lele tersebut sangat berbahaya. Apalagi, kehadiran mereka bisa saja menggeser populasi lele asli Indonesia, yaitu Clarias batrachus atau ikan lele jawa.

6. Ikan piranha

6 Ikan Invasif yang Berbahaya bagi Ekosistem Indonesia, Merugikan!Ikan piranha (en.wikipedia.org/H. Zell)

Dilansir New World Encyclopedia, ikan yang berasal dari Sungai Amazon ini terkenal karena nafsu makan dan keganasannya. Tak cuma di Sungai Amazon, sekarang ikan piranha sudah hadir di perairan Indonesia. Genus Serrasalmus dan Pygocentrus jadi dua jenis piranha yang merugikan. Kemampuan piranha untuk memakan apa pun dengan cepat sangat berbahaya. Ikan ini bisa membuat ikan predator asli Indonesia kehabisan mangsa dan akhirnya musnah.

Tidak semua ikan yang ada di sungai atau danau adalah ikan asli Indonesia. Justru banyak ikan invasif yang sudah berkeliaran di perairan Indonesia. Hal ini sangat berbahaya karena bisa mengancam populasi ikan asli Indonesia. Kamu tidak boleh melepaskan ikan invasif di perairan Indonesia, entah itu ikan piranha, ikan arapaima, ikan aligator atau ikan invasif yang lain. Menjaga dan melestarikan alam Indonesia adalah tanggung jawab kita semua.

Baca Juga: Dinas Kelautan Minta Warga Serahkan Ikan Invasif Perusak Ekosistem

Arzha Ali Rahmat Photo Verified Writer Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ken Ameera

Berita Terkini Lainnya