tikus tanah tanpa bulu (commons.wikimedia.org/John Brighenti)
Tikus tanah tanpa bulu (Heterocephalus glaber) bukanlah hewan yang sepenuhnya menghentikan proses penuaan, tetapi mereka menunjukkan ketahanan luar biasa terhadap kerusakan usia dan penyakit degeneratif. Tidak seperti mamalia lain, hewan kecil ini dapat hidup lebih dari 30 tahun, jauh melampaui harapan hidup tikus seukuran mereka. Yang lebih mengejutkan, mereka hampir tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan meskipun telah mencapai usia lanjut. Studi menunjukkan bahwa tingkat kematian mereka tidak meningkat seiring bertambahnya usia, yang bertolak belakang dengan pola penuaan pada sebagian besar mamalia.
Beberapa faktor utama yang mendukung umur panjang mereka adalah sistem perbaikan DNA yang sangat efisien dan perlindungan terhadap stres oksidatif, yang keduanya berperan besar dalam memperlambat penuaan. Mereka juga memiliki senyawa unik seperti asam hialuronat dengan berat molekul tinggi (high molecular weight hyaluronan), yang membantu mencegah pertumbuhan sel kanker. Selain itu, sel mereka memiliki mekanisme khusus untuk mengontrol penuaan seluler, mengurangi dampak negatif dari akumulasi sel tua dalam tubuh. Meskipun memiliki banyak keunggulan biologis, tikus tanah tanpa bulu tetap tidak abadi dan akhirnya mati karena faktor lingkungan atau penyebab alami lainnya. Keunikan ini membuat mereka menjadi model penting dalam penelitian tentang penuaan dan pengembangan terapi untuk penyakit terkait usia pada manusia.
Memahami cara hewan-hewan ini menua bisa membantu manusia menjalani hidup yang lebih sehat dan panjang. Siapa tahu, suatu hari nanti ilmu ini bisa digunakan untuk memperlambat penuaan kita juga!