Candu yang Mematikan, Zaman Dulu Rokok Sempat Dijadikan Obat Medis!

Menimbulkan pro dan kontra antar negara

Rokok adalah salah satu produk tembakau yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada sekitar 1,3 miliar perokok di dunia, dan sekitar 8 juta orang meninggal setiap tahun akibat rokok. Rokok mengandung nikotin, zat adiktif yang membuat orang sulit berhenti merokok. Selain nikotin, rokok juga mengandung ribuan zat kimia berbahaya yang bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, stroke, dan penyakit paru-paru.

Namun, tahukah kamu bahwa jaman dulu rokok sempat dijadikan obat medis? Ya, kamu tidak salah baca. Rokok pernah dipercaya sebagai obat mujarab untuk mengatasi berbagai macam penyakit, mulai dari asma, kolera, hingga pes. Bagaimana bisa? Mari kita simak sejarah rokok dan perubahan pandangan tentang rokok dan kesehatan di artikel ini.

 

1. Asal-usul rokok

Candu yang Mematikan, Zaman Dulu Rokok Sempat Dijadikan Obat Medis!Rokok (needpix.com/lindsayfox)

Rokok berasal dari tembakau, tanaman yang tumbuh di Amerika Utara dan Selatan. Tembakau sudah digunakan oleh penduduk asli Amerika sejak ribuan tahun lalu, baik untuk ritual keagamaan maupun pengobatan. Mereka biasanya menghisap tembakau dengan pipa atau mengunyahnya.

Melansir dua sumber yaitu villiger dan University of Leicester, tembakau mulai dikenal oleh orang Eropa pada abad ke-16, ketika penjelajah seperti Christopher Columbus dan Amerigo Vespucci membawa tembakau ke Eropa pada abad 14-an. Tembakau kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui perdagangan dan kolonialisme. Tembakau awalnya dikonsumsi dengan cara dipipakan, disedot, atau dikunyah, tetapi pada akhir abad ke-16, muncul cara baru untuk menghisap tembakau, yaitu dengan menggulungnya dalam kertas. Inilah cikal bakal rokok modern.

2. Rokok sebagai obat medis

Candu yang Mematikan, Zaman Dulu Rokok Sempat Dijadikan Obat Medis!Potret Royal College of Physicians of London pada masa itu (lookandlearn.com/Warwick Lane)

Rokok tidak langsung menjadi produk komersial yang populer. Menurut The Guardian, pada awalnya rokok dianggap sebagai barang mewah yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan elit di kota-kota besar Eropa. Rokok juga mendapat banyak kritik dari pihak-pihak yang menganggap rokok sebagai sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan dan menyalahi norma agama. Misalnya, pada tahun 1604, Raja James VI dari Inggris menulis sebuah pamflet yang berjudul "A Counterblaste to Tobacco", yang berisi argumen bahwa rokok merusak paru-paru dan menimbulkan bau tidak sedap, melansir Wellcome Collection.

Namun, di sisi lain, rokok juga dipuji oleh banyak dokter dan apoteker yang percaya bahwa rokok memiliki manfaat medis yang luar biasa. Dilansir Smithsonian Institution, mereka berpendapat bahwa rokok bisa mengobati berbagai penyakit, seperti asma, sakit kepala, batuk, depresi, dan bahkan kanker. Mereka mengklaim bahwa rokok bisa menghangatkan tubuh, meningkatkan energi, dan membersihkan udara dari racun.

Salah satu bukti bahwa rokok dianggap sebagai obat medis adalah adanya resep-resep yang menggunakan rokok sebagai bahan utama. Misalnya, pada tahun 1618, Royal College of Physicians of London menerbitkan sebuah buku yang berjudul "Pharmacopoeia Londinensis", yang merupakan buku standar obat-obatan di Inggris. Di dalam buku itu, rokok direkomendasikan sebagai obat yang berguna untuk mengatasi gejala-gejala dingin dan lesu, masih melansir Wellcome Collection.

3. Rokok sebagai pelindung dari penyakit

Candu yang Mematikan, Zaman Dulu Rokok Sempat Dijadikan Obat Medis!Royal Humane Society (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection gallery)

Rokok tidak hanya dipercaya sebagai obat yang bisa menyembuhkan penyakit, tetapi juga sebagai pelindung yang bisa mencegah penyakit. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa penyakit disebabkan oleh bau-bauan busuk dan gas-gas beracun yang tidak terlihat, yang disebut sebagai "miasma". Oleh karena itu, orang-orang menggunakan asap untuk melindungi diri mereka dari miasma. Rokok dianggap sebagai salah satu sumber asap yang paling efektif untuk menangkal miasma.

Salah satu contoh paling terkenal dari penggunaan rokok sebagai pelindung dari penyakit adalah saat wabah pes melanda London pada tahun 1665. Rokok direkomendasikan untuk menghindari pes, dan orang-orang yang bertugas untuk membuang mayat-mayat korban pes merokok melalui pipa tembakau untuk menjaga diri mereka dari penyakit.

Menurut Wellcome Collection, salah satu penggunaan medis rokok yang paling aneh adalah enema asap rokok, yang digunakan untuk menghidupkan kembali korban tenggelam pada era Georgia. Dokter-dokter percaya bahwa asap rokok bisa mengatasi dingin dan mengantuk, sehingga menjadi pilihan yang efektif dalam pengobatan orang-orang tenggelam yang membutuhkan stimulasi dan rasa hangat. Royal Humane Society menyediakan kit enema asap rokok di sepanjang Sungai Thames.

4. Rokok sebagai penyebab penyakit

Candu yang Mematikan, Zaman Dulu Rokok Sempat Dijadikan Obat Medis!Nazi (flickr.com/pingnews.com)

Pandangan tentang rokok dan kesehatan mulai berubah pada abad ke-20, ketika penelitian-penelitian ilmiah menunjukkan bahwa rokok justru berbahaya bagi kesehatan. Salah satu penelitian yang paling berpengaruh adalah penelitian yang dilakukan oleh dokter Jerman Fritz Lickint pada tahun 1929, yang menemukan hubungan antara rokok dan kanker paru-paru. Lickint menulis sebuah buku yang berjudul "Tabak und Organismus" (Tobacco and the Organism) dan terbit pada tahun 1939, yang memaparkan bukti-bukti bahwa rokok menyebabkan kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan kehamilan, melansir NZZ.

Penelitian Lickint mendapat dukungan dari rezim Nazi, yang melancarkan kampanye antirokok yang ketat. Melansir The BMJ, Nazi melarang rokok di tempat-tempat umum, membatasi iklan rokok, dan meningkatkan pajak rokok. Nazi juga mendanai penelitian-penelitian lebih lanjut tentang bahaya rokok, dan menjadi negara pertama yang mengakui bahwa rokok menyebabkan kanker.

5. Pro dan kontra antar negara

Candu yang Mematikan, Zaman Dulu Rokok Sempat Dijadikan Obat Medis!ilustrasi orang merokok (flickr.com/Lindsay Fox)

Tetapi, di negara-negara lain, terutama di Amerika Serikat, rokok masih menjadi produk yang sangat populer. Hal ini disebabkan oleh strategi pemasaran dan periklanan yang agresif dari perusahaan-perusahaan rokok, yang menargetkan berbagai segmen pasar, seperti wanita, anak-anak, dan tentara. Rokok juga dianggap sebagai simbol gaya hidup modern, bebas, dan maskulin.

Perusahaan-perusahaan rokok juga berusaha untuk menyangkal atau meremehkan bukti-bukti ilmiah tentang bahaya rokok. Mereka merekrut ilmuwan dan dokter untuk memberikan testimoni yang mendukung rokok, atau menciptakan keraguan tentang validitas penelitian-penelitian antirokok. Mereka juga mengembangkan produk-produk rokok yang diklaim lebih aman, seperti rokok filter, rokok ringan, atau rokok tanpa tar.

Namun, perlawanan terhadap rokok semakin kuat seiring dengan bertambahnya penelitian-penelitian yang menunjukkan dampak negatif rokok terhadap kesehatan. Melansir Yale University Library Online Exhibitions, salah satu tonggak sejarah adalah laporan Surgeon General of the Public Health Service pada tahun 1964, yang menyatakan bahwa rokok menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit jantung koroner pada pria, dan kemungkinan besar juga pada wanita. Laporan ini memicu gerakan antirokok yang melibatkan pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat sipil.

Melalui artikel ini, kita jadi tahu bahwa rokok adalah candu yang mematikan, yang pernah dianggap sebagai obat medis. Namun, sekarang kita tahu bahwa rokok tidak ada manfaatnya, hanya membawa kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama melawan rokok, dan menjaga kesehatan dan kehidupan kita. Salam sehat!

Baca Juga: Dokter: Rokok Elektrik Sama Bahayanya dengan Rokok Konvensional

Agam Praminsya Photo Verified Writer Agam Praminsya

Tidak ingin menjadi penulis maupun pembaca, aku hanya ingin menjadi pemilik hatimu selama-lamanya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya