5 Fakta Menarik Katak, Bisa Hidup di dalam Batu!

Adaptasi yang beragam dan mengagumkan dari hewan amfibi ini

Katak adalah salah satu hewan amfibi yang memiliki berbagai macam bentuk, warna, dan perilaku. Katak hidup di hampir semua benua, kecuali Antartika, dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai macam habitat, mulai dari hutan hujan tropis hingga gurun pasir. Katak juga memiliki peran penting dalam rantai makanan dan keseimbangan ekosistem. Namun, tahukah kamu bahwa katak juga memiliki fakta-fakta menarik yang mungkin belum kamu ketahui? Berikut adalah 5 fakta menarik tentang katak yang akan membuatmu terkagum-kagum.

1. Katak bisa menyemburkan darah dari mata atau kulitnya

5 Fakta Menarik Katak, Bisa Hidup di dalam Batu!Katak bertanduk (commons.wikimedia.org/Marshal Hedin)

Beberapa jenis katak memiliki mekanisme pertahanan yang sangat unik dan mengerikan, yaitu menyemburkan darah dari mata atau kulitnya. Hal ini bertujuan untuk mengejutkan dan menjijikkan predator yang mencoba memangsanya. Salah satu contohnya adalah katak bertanduk (Phrynosoma spp.) yang hidup di padang pasir dan semak-semak di Amerika Utara.  Katak ini memiliki tonjolan-tonjolan seperti tanduk di kepala dan tubuhnya yang berfungsi untuk melindungi diri dan menyamarkan diri dengan lingkungannya, melansir Arizone State University.

Ketika katak bertanduk merasa terancam oleh predator, ia akan meningkatkan tekanan darahnya dengan menutup pembuluh darah di kepala dan lehernya. Akibatnya, darah akan keluar dari mata dan hidungnya dengan tekanan tinggi. Darah ini bisa menyembur hingga jarak dua meter dan mengenai mata atau mulut predator.

Darah yang disemprotkan oleh katak bertanduk mengandung zat kimia yang berbau tidak enak dan beracun bagi beberapa jenis hewan, seperti anjing dan kucing. Dilansir National Geographic, hal ini bisa membuat predator merasa mual dan menghindari katak bertanduk di kemudian hari.

2. Katak bisa membuat cakar dari tulangnya

5 Fakta Menarik Katak, Bisa Hidup di dalam Batu!Katak berbulu (commons.wikimedia.org/Emőke Dénes)

Katak berbulu (Trichobatrachus robustus) adalah salah satu jenis katak yang bisa menyemburkan darah dari kulitnya. Katak ini hidup di hutan-hutan basah di Afrika Tengah, seperti Kamerun, Gabon, dan Kongo. Katak ini disebut berbulu karena pada musim kawin, jantan memiliki papila dermal, yaitu tonjolan-tonjolan seperti rambut yang tumbuh di sisi dan kaki belakangnya. Papila dermal ini berfungsi untuk membantu pernapasan dengan meningkatkan luas permukaan kulit yang bisa menyerap oksigen. Dilansir Terrarium Station, hal ini berguna karena jantan harus tinggal di air untuk menjaga telur-telurnya sampai menetas

Selain papila dermal, katak berbulu juga memiliki cakar yang bisa dikeluarkan dan dimasukkan kembali ke dalam kulitnya. Cakar ini sebenarnya adalah tulang yang ada di ujung jari-jarinya. Ketika katak berbulu merasa terancam oleh predator, ia akan mematahkan tulangnya sendiri dan menembuskan ke luar kulitnya. Cakar ini bisa digunakan untuk melukai atau mengusir predator yang mencoba memangsanya. Setelah bahaya berlalu, katak berbulu akan menarik kembali cakarnya dan menyembuhkan luka-lukanya, melansir petspruce.

Mekanisme pertahanan ini sangat luar biasa dan jarang ditemukan di dunia hewan. Hanya ada satu jenis katak lain yang memiliki cakar serupa, yaitu katak Otton (Babina subaspera) yang hidup di Jepang. Dilansir National Geographic, katak Otton hanya memiliki satu cakar di ibu jarinya, sedangkan katak berbulu memiliki empat cakar di setiap kakinya.

3. Katak bisa menyimpan telur di punggungnya

5 Fakta Menarik Katak, Bisa Hidup di dalam Batu!Katak surinam (flickr.com/Arthur Chapman)

Beberapa jenis katak memiliki cara yang unik untuk merawat telur-telurnya, yaitu dengan menyimpannya di punggungnya. Salah satu contohnya adalah katak Surinam (Pipa pipa) yang hidup di perairan tenang di hutan hujan Amazon. Katak ini memiliki tubuh yang pipih dan segitiga, serta mata yang sangat kecil. Dilansir BBC, katak Surinam tidak memiliki lidah dan gigi, sehingga ia menangkap mangsanya dengan cara menyedotnya

Ketika musim kawin tiba, jantan akan memegang erat-erat betina dari belakang. Mereka akan melakukan gerakan salto di air selama beberapa jam, sambil mengeluarkan dan membuahi telur-telur. Jantan kemudian akan menempelkan telur-telur tersebut di punggung betina. Dilansir Treehugger, lapisan kulit tebal akan tumbuh di atas telur-telur tersebut, membentuk kantong-kantong seperti sarang lebah.

Telur-telur tersebut akan menetas di dalam kantong-kantong tersebut setelah beberapa bulan. Yang menarik, anak katak tidak melewati tahap berudu atau kecebong, melainkan langsung keluar sebagai katak kecil yang sempurna. Mereka akan berenang keluar dari kantong-kantong tersebut dengan sendirinya. Cara ini membuat anak katak lebih aman dari predator, karena mereka terlindungi oleh kulit induknya.

4. Katak bisa berubah warna dan jenis kelamin

5 Fakta Menarik Katak, Bisa Hidup di dalam Batu!Katak pohon (flickr.com/Andrew Cannizzaro)

Katak adalah hewan yang memiliki kemampuan untuk berubah warna dan jenis kelamin. Hal ini tergantung pada faktor-faktor lingkungan, seperti suhu, kelembaban, cahaya, dan hormon. Beberapa jenis katak bisa berubah warna untuk menyesuaikan diri dengan habitatnya, misalnya untuk menyamarkan diri atau memberi peringatan. Contohnya adalah katak pohon (Hyla spp.) yang bisa berubah warna dari hijau menjadi coklat atau sebaliknya.

Beberapa jenis katak juga bisa berubah jenis kelamin, misalnya dari betina menjadi jantan atau sebaliknya. Hal ini biasanya terjadi karena adanya ketidakseimbangan jumlah jantan dan betina dalam populasi, atau karena adanya zat kimia yang mengganggu sistem endokrin. Contohnya adalah katak Afrika (Xenopus laevis) yang bisa berubah dari betina menjadi jantan jika terpapar oleh pestisida.

Melansir Reptils Cove, perubahan warna dan jenis kelamin pada katak adalah contoh dari fenomena plastisitas fenotipik, yaitu kemampuan organisme untuk mengubah ciri-ciri fisik atau fungsionalnya sebagai respons terhadap lingkungan. Hal ini membantu katak untuk bertahan hidup dan bereproduksi di kondisi yang berubah-ubah.

5. Katak bisa hidup di dalam batu

5 Fakta Menarik Katak, Bisa Hidup di dalam Batu!Katak batu (flickr.com/Ryan Somma)

Katak batu (Conraua goliath) adalah jenis katak terbesar di dunia. Katak ini bisa mencapai panjang 32 cm dan berat 3 kg. Katak ini hidup di hutan hujan dan sungai-sungai di Afrika Barat, seperti Kamerun, Guinea Khatulistiwa, dan Gabon. Katak ini memiliki kulit yang tebal dan berkerut, serta warna yang gelap. Katak ini juga memiliki gigi yang tajam di rahang atas dan bawah.

Katak batu adalah hewan nokturnal, yang berarti aktif di malam hari. Katak ini adalah pemangsa yang ganas, yang memakan hewan-hewan lain, seperti tikus, ular, kadal, dan bahkan katak-katak kecil.

Katak batu memiliki cara yang unik untuk bersembunyi dari predator, yaitu dengan masuk ke dalam batu. Katak ini bisa menemukan celah-celah di antara batu-batu besar yang ada di sungai. Katak ini kemudian akan mengeluarkan lendir yang membuat kulitnya licin dan mudah masuk ke dalam celah tersebut. Katak ini bisa bertahan di dalam batu selama beberapa jam, bahkan beberapa hari, tanpa makan atau minum. Hal ini membuat katak batu sulit untuk ditemukan dan ditangkap oleh manusia atau hewan lain.

Dari artikel ini, kita bisa mengetahui bahwa ada banyak fakta menarik tentang katak yang mungkin belum kita ketahui. Katak bisa menyemburkan darah dari mata atau kulitnya, membuat cakar dari tulangnya, menyimpan telur di punggungnya, berubah warna dan jenis kelamin, hidup di dalam batu, dan hibernasi di dalam es. Katak-katak ini menunjukkan betapa beragam dan mengagumkannya adaptasi yang dimiliki oleh hewan amfibi.

Baca Juga: 5 Hewan Paling Berbahaya di Peru, Ada Katak Beracun!

Agam Praminsya Photo Verified Writer Agam Praminsya

Tidak ingin menjadi penulis maupun pembaca, aku hanya ingin menjadi pemilik hatimu selama-lamanya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya