Sejarah Vlad III, Sosok Nyata yang Menjadi Inspirasi Drakula

Kisah peperangan dan saling balas dendam!

Drakula, si vampir legendaris yang menghisap darah manusia dan hidup abadi, mungkin hanya ada di dunia fiksi. Namun, tahukah kamu bahwa ada sosok nyata yang menjadi inspirasi dari karakter tersebut? Ia adalah Vlad III.

Dalam artikel ini akan dibahas sejarah Vlad III, sosok nyata yang menjadi inspirasi tokoh drakula. Mulai dari masa kecilnya hingga dewasa, bagaimana ia menjadi Vlad Tepes hingga dijadikan inspirasi dari tokoh drakula. Mari kita simak lebih lanjut!

1. Siapa Vlad III?

Sejarah Vlad III, Sosok Nyata yang Menjadi Inspirasi DrakulaVlad Tepes (commons.wikimedia.org/Vvssmmaann)

Vlad III adalah seorang pangeran dan pemimpin militer yang memerintah Walachia, sebuah wilayah di Rumania pada abad ke-15. Ia dikenal dengan julukan Vlad Tepes yang berarti Vlad Sang Penyula karena kebiasaannya menyiksa dan membunuh musuh-musuhnya. Tak biasa, ia membunuh para musuh dengan cara menusukkan pada tiang kayu. Ia juga disebut Vlad Dracula yang berarti anak naga karena ayahnya adalah anggota Ordo Naga, sebuah organisasi militer yang dibentuk oleh Kaisar Romawi Suci Sigismund untuk melawan Kekaisaran Ottoman, melansir National Geographic.

Menurut Britannica, Vlad III lahir pada tahun 1431 di Transylvania sebuah daerah yang kini menjadi bagian dari Rumania. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ibunya adalah Putri Cneajna dari Moldavia, sedangkan ayahnya adalah Vlad II, seorang putra tidak sah dari seorang bangsawan Walachia yang menghabiskan masa mudanya di istana Sigismund. Pada tahun 1436, ayahnya menjadi pangeran Walachia dan pindah ke Targoviste, ibu kota wilayah tersebut. Vlad III dan adiknya, Radu, ikut bersama ayahnya.

Baca Juga: 5 Bencana di Bumi yang Juga Terjadi di Ruang Angkasa

2. Bagaimana masa kecil Vlad III?

Sejarah Vlad III, Sosok Nyata yang Menjadi Inspirasi DrakulaPotret Sultan Mehmed II (commons.wikimedia.org/Konstantin Kapıdağlı)

Masa kecil Vlad III tidaklah mudah. Melansir Britannica, pada tahun 1442 ketika ia berusia 11 tahun, Vlad III dan adiknya ditawan oleh Sultan Murad II, penguasa Ottoman. Keduanya dijadikan jaminan agar ayahnya setia kepada kebijakan Ottoman. Vlad III dan Radu dibawa ke Edirne, ibu kota Ottoman saat itu dan mendapatkan pendidikan yang baik. Namun, mereka juga mengalami perlakuan kasar dan penghinaan dari para pejabat Ottoman. Vlad III membenci Ottoman dan bersumpah untuk membalas dendam. Sementara itu, Radu lebih bersikap lunak dan bersahabat dengan Mehmed II, putra Murad II yang kelak menjadi sultan.

Melansir laman chroniclesdengen.com, pada tahun 1447, ayah dan kakak Vlad III dibunuh oleh para bangsawan Walachia yang bersekutu dengan Hongaria, sebuah kerajaan yang bersaing dengan Ottoman. Hongaria kemudian menempatkan Vladislav II, sepupu kedua Vlad III, sebagai pangeran Walachia baru. Vlad III yang masih ditawan di Edirne, merasa marah dan berduka. Ia berhasil melarikan diri pada tahun 1448 dengan bantuan beberapa sekutu Ottoman dan menyerang Walachia untuk merebut tahta dari Vladislav II. Namun, usahanya gagal dan ia harus melarikan diri lagi. Ia pergi ke Moldavia pada tahun 1449 atau 1450 dan kemudian ke Hongaria.

3. Bagaimana Vlad III menjadi Vlad Tepes?

Sejarah Vlad III, Sosok Nyata yang Menjadi Inspirasi DrakulaGambaran wilayah Targoviste pada masa itu (commons.wikimedia.org/Nicubunu)

Melansir Heritage Daily, pada tahun 1456, Vlad III mendapatkan kesempatan kedua untuk menjadi pangeran Walachia dengan dukungan dari Hongaria. Ia berhasil mengalahkan Vladislav II dalam pertempuran dan mengambil alih kekuasaan. Ia kemudian memulai sebuah pembersihan di kalangan bangsawan Walachia untuk memperkuat posisinya. Ia juga berselisih dengan para pedagang Saxon dari Transylvania yang mendukung lawan-lawannya, seperti Dan dan Basarab Laiota (saudara-saudara Vladislav II) dan Vlad Calugarul, saudara tiri tidak sah Vlad III.

Vlad III merampok desa-desa Saxon, membawa orang-orang yang ditangkap ke Walachia, dan menyulanya dengan tiang kayu. Cara ini menjadi ciri khasnya dan membuatnya ditakuti oleh banyak orang. Ia juga menggunakan cara ini untuk menghukum para penjahat, pengkhianat, dan musuh-musuhnya yang lain. Vlad III juga berperang melawan Ottoman yang terus mengancam Walachia. Sultan Mehmed II yang telah merebut Konstantinopel pada tahun 1453, memerintahkan Vlad III untuk membayar upeti dan menghadapnya secara pribadi.

Namun, Vlad III menolak dan menangkap dua utusan sultan yang datang kepadanya. Ia kemudian menyulanya dengan tiang kayu. Mintage World menginformasikan, pada bulan Februari 1462 ia menyerang wilayah Ottoman, membantai puluhan ribu orang Turki dan Bulgaria Muslim. Mehmed II melancarkan kampanye militer melawan Walachia untuk menggantikan Vlad III dengan adiknya, Radu, yang setia kepada Ottoman. Vlad III mencoba menangkap sultan di Targoviste pada malam 16-17 Juni 1462. Sultan dan pasukan utama Ottoman meninggalkan Walachia, tetapi semakin banyak orang Walachia yang berpindah ke pihak Radu. Vlad III pergi ke Transylvania untuk meminta bantuan dari Matthias Corvinus, raja Hongaria, pada akhir tahun 1462, tetapi Corvinus malah memenjarakannya.

4. Bagaimana Vlad III menjadi inspirasi bagi karakter drakula?

Sejarah Vlad III, Sosok Nyata yang Menjadi Inspirasi Drakulailustrasi drakula (commons.wikimedia.org/Screenshot from "Internet Archive" of the trailer for Dracula (1931))

Vlad III dibebaskan dari penjara pada tahun 1474, setelah ia bersumpah setia kepada Corvinus dan menikahi Justina Szilagyi, seorang bangsawan Hongaria. Ia kembali ke Walachia pada tahun 1476 dengan dukungan dari Moldavia dan beberapa sekutu Ottoman yang tidak puas. Ia menjadi pangeran Walachia untuk ketiga kalinya, tetapi hanya bertahan beberapa bulan. Ia tewas dalam pertempuran melawan pasukan Ottoman yang dipimpin oleh Radu dan Mehmed II pada akhir tahun 1476 atau awal tahun 1477. Kepalanya dipenggal dan dibawa ke Istanbul sebagai bukti bahwa ia sudah mati.

Melansir National Geographic, Vlad III menjadi terkenal di seluruh Eropa pada abad ke-15, berkat mesin cetak yang muncul bersamaan dengan masa pemerintahannya. Pamflet-pamflet propaganda yang ditulis oleh musuhnya menjadi laris manis. Pamflet-pamflet ini menggambarkan Vlad III sebagai seorang tiran yang kejam, haus darah, dan suka menyiksa orang. Pamflet tersebut populer di Jerman dan Rusia, tetapi juga tersebar di Italia, Prancis, dan Inggris. Beberapa pamflet ini bahkan menggambarkan Vlad III sebagai seorang vampir yang minum darah manusia dan tidak bisa mati.

Berabad-abad kemudian, reputasi jahat Vlad III hidup kembali ketika Bram Stoker, seorang penulis Irlandia, menemukan nama Dracula dalam sebuah buku sejarah tua. Menurut HNN, ia belajar bahwa nama itu juga bisa berarti 'setan' di Walachia dan memberikannya kepada karakter vampir fiksinya. Stoker juga mengambil beberapa unsur dari kehidupan Vlad III, seperti asal-usulnya dari Transylvania, hubungannya dengan Ordo Naga, dan perseteruannya dengan Ottoman. Namun, ia tidak banyak mengetahui tentang detail sejarah Vlad III dan lebih banyak mengarang cerita sendiri. Novelnya yang berjudul Dracula (1897) menjadi karya sastra klasik yang menginspirasi banyak karya lain tentang Vampir, melansir Britannica.

5. Apa pesan moral yang dapat dipetik dari kisah Vlad III?

Sejarah Vlad III, Sosok Nyata yang Menjadi Inspirasi Drakulailustrasi konflik, kekerasan, dan dendam (flickr.com/Marco Verch)

Sejarah Vlad III adalah kisah yang penuh dengan konflik, kekerasan, dan dendam. Ia adalah seorang pemimpin yang berani, cerdas, dan patriotik, tetapi juga kejam, sadis, serta bengis. Ia melindungi rakyatnya dari serangan asing, tetapi juga menindas mereka dengan hukuman yang mengerikan. Ia menghadapi banyak musuh, baik dari dalam maupun dari luar, dan tidak pernah merasa aman atau bahagia. Ia meninggal dengan tragis, tanpa mendapatkan pengakuan atau penghormatan yang layak.

Pesan moral yang bisa kita ambil dari sejarah Vlad III adalah kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi hanya akan menimbulkan lebih banyak kekerasan. Dendam tidak akan membawa kedamaian, tetapi hanya akan memperburuk kebencian. Kekuasaan tidak akan memberi kepuasan, tetapi hanya akan menimbulkan keserakahan. Setelah mengetahui sejarah Vlad III, bagaimana menurutmu kisah dari sosok tersebut?

Baca Juga: Mengenal Timothy Ronald, Raja Crypto Indonesia

Agam Praminsya Photo Verified Writer Agam Praminsya

Tidak ingin menjadi penulis maupun pembaca, aku hanya ingin menjadi pemilik hatimu selama-lamanya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya