Biasanya menentukan usia fosil dengan penanggalan relatif sudah cukup. Tapi jika kita ingin menentukan usia yang lebih akurat, maka bisa menggunakan metode kedua yaitu penanggalan radiometrik.
Penanggalan radiometrik adalah sistem penentuan usia batuan dengan cara mengukur kandungan unsur radioaktif di dalam batuan. Biasanya yang diukur bukan usia fosilnya sendiri, tapi usia batuan di mana fosil tersebut berasal. Kenapa? Karena terkadang tidak terdapat unsur radioaktif dalam fosil tersebut.
Dasar perhitungannya adalah seperti ini. Kamu tentu tahu bahwa pada tabel periodik unsur, setiap unsur kimia punya massa atom masing-masing. Misalnya, karbon (C) punya massa atom 12 di tabel periodik. Tapi di alam, atom karbon ga selalu bermassa 12. Ada juga bentuk lain karbon yang memiliki massa 14. Itu disebut C-14.
Atom C-14 bersifat tidak stabil alias radioaktif. Seiring berjalannya waktu, atom radioaktif akan meluruh alias berkurang massanya sambil memancarkan energi. Atom C-14 akan berkurang setengah massanya setelah kira-kira 5.730 tahun.
Jadi, ilmuwan tinggal menganalisa berapa massa atom C-14 yang tersisa dalam suatu batuan untuk menentukan umur batuan tersebut. Jika massa atom yang tersisa tinggal setengahnya, maka massa batuan tersebut pasti sekitar 5.730 tahun, dan seterusnya. Selesai deh.
Tapi karena waktu paruh C-14 hanya ribuan tahun, tentu C-14 gak bisa dipakai untuk menentukan umur batuan yang usianya sampai jutaan tahun. Maka untuk menentukan umur fosil yang sangat tua, biasanya ilmuwan akan menggunakan unsur Kalium bermassa 40 alias K-40, yang waktu paruhnya mencapai 1,25 milyar tahun.
Jadi, para ilmuwan gak ngasal ya dalam menentukan kira-kira kapan dinosaurus itu hidup melalui fosilnya.