Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Fosil Laut Bisa Ditemukan di Pegunungan?

ilustrasi fosil kerang (pixabay.com/Dimitris Vetsikas)
Intinya sih...
  • Fosil-fosil laut ditemukan di pegunungan tertinggi dunia, seperti Gunung Everest dan Alpen.
  • Penemuan ini terjadi karena pergerakan tektonik yang mengangkat dasar laut ke permukaan hingga menjadi dataran tinggi.
  • Bukti ilmiah menunjukkan bahwa teori banjir besar yang membawa air laut hingga ke gunung kemungkinan tidak tepat.

Penemuan fosil makhluk laut - seperti ikan dan kerang - di pegunungan mungkin tampak seperti sesuatu yang janggal. Namun, sebenarnya hal ini cukup umum. Bahkan, fosil laut beberapa kali ditemukan di puncak tertinggi dunia, seperti Gunung Everest dan Alpen.

Dulunya, hal ini disebut-sebut keajaiban dan memicu berbagai spekulasi. Namun, kini fenomena tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah dan digunakan untuk semakin memahami sejarah geologi Bumi yang dinamis. Langsung saja kita bahas bagaimana bisa fosil laut ditemukan di gunung.

1. Penemuan fosil laut di puncak gunung

ilustrasi fosil kerang (pixabay.com/pixabay)

Fosil laut ialah sisa-sisa atau jejak organisme yang diawetkan yang pernah hidup di laut purba. Di puncak tertinggi Bumi, seperti Gunung Everest, fosil laut beberapa kali ditemukan, seperti trilobita, brakiopoda, crinoid, ostracoda, dan conodont. Ini adalah makhluk yang berkembang biak di lingkungan laut ratusan juta tahun yang lalu. Begitu juga di Pegunungan Alpen Swiss, ahli paleontologi telah menemukan tulang-tulang ichthyosaurus raksasa, reptil laut yang hidup di lautan prasejarah.

Penemuan fosil-fosil ini pada ketinggian yang ekstrem, menimbulkan pertanyaan yang menarik: bagaimana mereka bisa sampai di sana?

2. Tektonik lempeng dan pembentukan gunung

ilustrasi Gunung Everest (unsplash.com/Ryan Chu)

Jawabannya terletak pada teori tektonik lempeng, yang menggambarkan pergerakan kulit terluar Bumi atau litosfer. Ratusan juta tahun yang lalu, wilayah yang saat ini dikenal sebagai Himalaya, Alpen, dan Pegunungan Rocky sebenarnya berada di bawah laut. Misalnya, Himalaya pernah ditutupi oleh Laut Tethys, perairan luas yang dipenuhi kehidupan laut.

Seiring waktu, pergerakan lempeng tektonik yang lambat tapi terus menerus membentuk kembali planet ini. Sekitar 40 hingga 50 juta tahun yang lalu, Lempeng India mulai bergeser ke utara dan bertabrakan dengan Lempeng Eurasia. Tabrakan dahsyat ini meremukkan dasar laut dan mengangkatnya ke atas, membentuk jajaran pegunungan Himalaya, termasuk Gunung Everest. Batuan sedimen yang terkumpul di dasar laut, yang kaya akan sisa-sisa organisme laut, terangkat menjadi puncak-puncak gunung seperti saat ini.

3. Bukti di bebatuan

ilustrasi Gunung Everest (pexels.com/Sulav Loktam)

Batuan di puncak Gunung Everest, yang dikenal sebagai batu kapur Qomolangma merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa makhluk laut purba yang terkompresi selama Periode Ordovisium, sekitar 488 hingga 443 juta tahun yang lalu. Batu kapur dan batuan sedimen lainnya sering terbentuk di laut dangkal dan hangat dari akumulasi kerang, karang, dan puing-puing organik lainnya.

Penemuan batuan ini dan fosilnya di ketinggian yang ekstrem merupakan bukti kuat bahwa wilayah ini dulunya berada di bawah air. Hal ini juga menegaskan bahwa kekuatan geologis yang sangat besar mampu membentuk kembali permukaan planet kita selama jutaan tahun.

4. Teori lain

ilustrasi Alor (pexels.com/Tom Fisk)

Sebenarnya, penemuan fosil laut di gunung sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Kala itu, ada banyak spekulasi soal hal ini. Salah satu yang cukup terkenal adalah terjadinya banjir besar yang membawa air laut hingga ke gunung. Menurut teori, ini kemungkinan terjadi saat peristiwa banjir Nabi Nuh. Namun, seiring waktu, terdapat bukti ilmiah bahwa Bumi mengalami pengangkatan sedimen laut melalui lempeng tektonik yang membuat banyak fosil laut ditemukan di dataran tinggi. 

5. Mengapa fenomena ini penting

ilustrasi fosil kerang (pixabay.com/Dimitris Vetsikas)

Keberadaan fosil laut di puncak gunung menjadi bukti penting bagi teori lempeng tektonik, yang merevolusi pemahaman kita tentang sejarah Bumi. Fosil-fosil ini mengingatkan kita bahwa benua dan lautan tidak selalu berada di tempat mereka berada saat ini, dan bahwa planet ini terus berevolusi melalui kekuatan yang kuat dan bergerak lambat. Intinya, setiap fosil yang ditemukan di puncak gunung merupakan jendela menuju dunia masa lalu dan segala perubahan yang terjadi pada Bumi.

Demikianlah alasan fosil laut ditemukan di gunung. Intinya, ini adalah akibat pergerakan tektonik yang mengangkat dasar laut ke permukaan hingga menjadi dataran tinggi. Meskipun ada teori tentang banjir besar yang pernah terjadi, tapi bukti terbaru menunjukkan bahwa teori ini mungkin tidak tepat.

Referensi 

AAP FactCheck. Diakses pada Mei 2025. Nothing fishy about ancient marine fossils on Everest
Earth.com. Diakses pada Mei 2025. Massive marine ichthyosaur fossils found high in the Alps
Earthly Mission. Diakses pada Mei 2025. Marine fossils found on Mount Everest and the Himalayas – A legacy of the ancient Tethys Ocean
IFLScience. Diakses pada Mei 2025. People Are Confused Why There Are Marine Fossils At The Top Of Mount Everest
Phys.org. Diakses pada Mei 2025. What scientists can learn from ocean fossils in mountains
Reuters. Diakses pada Mei 2025. Fossils of giant marine reptiles found high in Swiss Alps

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us