Perjuangan dan pergerakan yang dilakukan oleh bapak Ir. Soekarno untuk Indonesia tak hanya dikagumi oleh rakyatnya sendiri, akan tetapi juga banyak disegani oleh negara-negara lain. Berkat kepedulian dan sumbangsih cemerlang ide-idenya juga berimbas kepada bangsa lainnya, maka tak dapat dimungkiri para pemimpin negara ini memberikan sebuah penghormatan kepada beliau.
Lalu, seperti apa ya bentuk penghormatan yang diberikan kepada bapak proklamator kita dari kesembilan negara ini?
Bangunan bersejarah yang pertama ialah sebuah masjid yang bernama St. Petersburg atau lebih dikenal dengan Masjid Biru Soekarno. Awalnya masjid ini ditutup sebagai tempat ibadah, melainkan disulap menjadi sebuah gudang akibat Perang Dunia Kedua.
Soekarno meminta kepada Nikita Kruschev untuk mengembalikan fungsi masjid tersebut. Tepat sepuluh hari kemudian, atas permintaan Soekarno masjid St. Petersburg resmi dibuka kembali untuk umat muslim di Rusia. Masyarakat di sana tak akan melupakan jasa Soekarno, karena telah mengalihfungsikan kembali masjid agung berkubah biru itu.
Lain hal dengan Rusia, Soekarno dikenang oleh pemerintahan Mexico dengan membuatkan sebuah taman Soekarno seluas 2.500 m² yang telah diresmikan pada tanggal 26 September 2019 kemarin. Tak hanya sebuah taman, tetapi juga berdiri patung Bung Karno, mural bergambar kedekatan Presiden Soekarno dengan Presiden Mexico City Mateo Lopez (1958-1964), serta tulisan tiga dimensi bertuliskan Parque Soekarno (Taman Soekarno).
Hal ini untuk mengenang betapa eratnya, persaudaraan kedua negara tersebut. Kala itu, Soekarno mengajak Meksiko untuk bergabung dalam Gerakan Non Blok atau GNB. Meksiko dengan Indonesia mempunyai prinsip yang sama yaitu senantiasa berjuang melawan penindasan kolonial dan juga tak luput membantu negara-negara di Afrika untuk merdeka.
Revolusi besar-besaran yang telah dilakukan oleh Soekarno, ternyata juga mempengaruhi pemerintahan Kuba dalam hal upaya untuk merevolusi negara tersebut. Untuk mengenang peristiwa itu, maka pada tahun 2008 sebagai bentuk penghargaan yang tinggi dari pemerintahan Kuba kepada Soekarno, dibuatkanlah sebuah prangko berseri Bung Karno bersama dengan Fidel Castro dan Che Guevara.
Tak hanya itu, Soekarno juga merupakan kepala negara yang pertama kali mengunjungi Kuba pasca terjadinya revolusi pada tahun 1959. Menurut Fidel Castro, Soekarno adalah sosok gurunya dalam hal melakukan perubahan besar untuk negaranya itu. Hingga kini, terbukti bahwa hubungan Kuba dengan Indonesia masih terjalin dengan sangat baik.
Mesranya hubungan diplomatik antara Soekarno dengan Perdana Menteri Mesir Gamal Abdel Nasser membuahkan kokohnya hubungan bilateral negara ini. Keduanya juga merupakan pendiri dari Konferensi Asia Afrika (KAA). Tercatat, bahwa Soekarno sendiri rajin mendatangi negara itu sebanyak 6 kali.
Maka dibuatkanlah sebuah jalan bernama Ahmed Sokarno St. atau Jalan Ahmad Sukarno di kawasan Kit Kat Agouza Geiza. Awalan nama Ahmad ini ditambahkan oleh mahasiswa yang sedang berada di Mesir, bertujuan untuk memberikan nuansa Islami guna menarik perhatian warga di sana.
Berawal dari tahun 1955 silam, Bung Karno yang saat itu sedang menunaikan ibadah haji berinisiatif untuk menanamkan pohon di sekitar kawasan Padang Arafah yang dikenal sangat gersang.
Usulan tersebut diterima oleh Raja Arab Saudi, Soekarno juga membawakan bibit pohon mindi yang cocok dengan kondisi geografis di sana, sekaligus mengirimkan ahli tanaman langsung dari Indonesia dan dibawakan pula tanah subur dari Indonesia dan Thailand.
Penanaman pohon mindi atau Soekarno ini sekarang menjadi tempat berteduh bagi masyarakat ataupun mereka yang sedang melaksanakan ibadah wukuf di Padang Arafah.
Banyak dari sumber menyebutkan, bahwa Soekarno telah membantu menemukan kembali makam Imam Bukhari yang berada tepat di Samarkand, Uzbekistan. Kisah ini berawal dari undangan Nikita Khrushchev kepada Soekarno untuk bertandang ke Moskow tepat pada tahun 1961. Saat itu nuansa politik begitu kental, agar tidak terkesan mendukung salah satu blok, maka Soekarno meminta ingin berziarah ke makam perawi hadis ulung itu.
Atas permintaan tersebut, pemerintahan Uni Soviet berupaya untuk menemukan makam Imam Bukhari kembali. Setelah mendapatkan informasi, mereka memugar makam tersebut, karena memang sudah lama tidak terawat. Alhasil, hingga kini makam Imam Bukhari menjadi wisata religi dan masyarakat Uzbekistan sangat menghormati sosok Bung Karno atas jasa yang telah diberikannya.
Sama halnya seperti Mesir, ada sebuah jalan yang bernama Soekarno. Tepatnya berada di Kota Rabat, Ibu kota Maroko. Berkat diadakannya KAA pada tahun 1955, berhasil mendapatkan dukungan dari negara-negara dunia ketiga. Hal ini tentu, memberikan dampak yang sangat berarti untuk memerdekakan Maroko dari naungan jajahan kolonial Prancis.
Tak hanya itu, Indonesia juga sebagai negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan negara Maroko. Rue atau jalan Soekarno diresmikan oleh Raja Mohammed V pada tahun 1960. Fyi, jalan Casablanca yang terletak di kawasan bilangan Jakarta Selatan ini diambil dari nama kota yang berada di Maroko sebagai balasan atas penamaan Rue Soekarno di Kota Rabat, Maroko.
Kemerdekaan Aljazair tak lepas dari upaya dukungan kuat Indonesia melalui penyelenggaraan KAA yang diselenggarakan pada tahun 1955. Monumen Soekarno yang didirikan di daerah Alger, Aljazair sebagai bukti nyata terjalinnya persahabatan yang baik di antara kedua belah negara itu.
Mengutip laman kemlu.go.id, pembangunan monumen ini dilakukan atas kerja sama antara pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan KBRI Alger dari dukungan PT WIKA dan PT Pertamina Aljazair sebagai tanda untuk memperkuat persaudaraan Asia dan Afrika terlebih khususnya di Aljazair.
Bentuk penghormatan yang diberikan oleh negara ini yaitu terdapat di dua kawasan yang diberi nama Soekarno, yaitu Soekarno Square Khyper Bazar atau Soekarno Chowk di Peshawar dan Soekarno Bazar di Lahore. Berawal dari konflik yang terjadi antara India dan Pakistan pada tahun 1965, Soekarno mengirimkan pasukan TNI AL guna berjaga di sekitar laut selatan Pakistan.
Negara ini juga telah berperan penting membantu Indonesia yaitu, tepatnya pada saat tahun 1947 ketika Belanda akan menyerang Indonesia kembali, Pakistan menahan seluruh pesawat Belanda yang kala itu tengah singgah di sana.
Itulah, sederet bentuk penghormatan atas kontribusi besarnya dari beberapa negara kepada Bapak Presiden Pertama kita. Wah, sangat membanggakan bukan?