Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi galon air (freepik.com/freepik)
ilustrasi galon air (freepik.com/freepik)

Air jadi kebutuhan primer bagi semua orang. Tapi akhir-akhir ini banyak dari masyarakat yang mengkonsumsi air isi ulang reverse osmosis (RO) karena harganya dirasa lebih bersahabat.

Menurut laman Fresh Water Systems, RO menjadi metode penyaringan air paling efektif karena diklaim bisa menghasilkan air bersih serta rasa yang enak. Oleh sebab itu, artikel ini akan membahas perbedaan antara air RO dengan air mineral.

Air reverse osmosis

ilustrasi minum air (unsplash.com/Bindle Bottle)

RO merupakan proses pengolahan air yang dilakukan secara bertahap untuk menghilangkan kontaminan dari air tanpa filter ketika tekanan memaksa air melewati semipermeable membranes.

Sistem RO perumahan menggunakan setidaknya tiga tahap pengolahan untuk mengurangi hampir semua jenis kontaminan. Pada tahap akhir, air akan mengalir dari sisi membran yang lebih pekat (lebih banyak kontaminan) ke sisi membran yang kurang pekat (kontaminan lebih sedikit) untuk menghasilkan air minum bersih.

Air tawar yang dihasilkan disebut permeate . Sedangkan air pekat yang tersisa disebut limbah atau air garam.

RO menggunakan membran semipermeable dengan pori-pori sangat kecil yang memerangkap kontaminan saat air didorong masuk. Dalam osmosis, air menjadi lebih pekat saat melewati membran untuk mencapai keseimbangan di kedua sisi.

Namun RO akan menghalangi kontaminan memasuki sisi membran yang kurang pekat. Misalnya, ketika tekanan diterapkan pada volume air asin selama RO, di mana garam akan tertinggal dan hanya air bersih yang mengalir.

Adapun, RO dapat menghilangkan:

  • Fluorine.
  • Garam.
  • Endapan.
  • Klorin.
  • Arsenik.
  • VOC.
  • PFAS.
  • Mikroplastik.
  • Herbisida dan pestisida.
  • Logam berat.

Tapi perlu diingat bahwa sistem tersebut tidak menghilangkan beberapa bakteri dan virus, yang juga dapat tumbuh pada membran dan berpotensi memasuki pasokan air. Untuk menghilangkan organisme hidup dan virus, ada baiknya untuk menggunakan desinfeksi UV.

Air mineral

ilustrasi orang mengonsumsi air mineral (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sementara air mineral, melansir dari situs Health, adalah yang berasal dari sumber bawah tanah dan secara alami mengandung mineral dan elemen seperti kalsium, magnesium, natrium, bikarbonat, sulfat, kloridan dan fluorida.

Namun, untuk bisa dianggap sebagai air mineral, itu harus mengandung setidaknya 250 ppm padatan terlarut, termasuk mineral alami. Berbeda dengan air keran dan air kemasan, air mineral tidak mengandung mineral tambahan.

Karena tubuh dapat dengan mudah menyerap magnesium dan kalsium dari air mineral, minuman ini dapat menjadi cara yang sehat untuk menghidrasi dan mendapatkan manfaat bagi jantung, tulang serta pencernaan dari mineral yang dikandungnya.

Mineral sendiri berasal dari Bumi, merupakan nutrisi penting yang harus diperoleh tubuh dari makanan. Air mineral sendiri mengandung sejumlah besar mineral seperti kalsium, natrium, dan magnesium yang dapat membantu tubuh mendapatkan nutrisi.

Air mineral juga merupakan sumber mineral yang tersedia secara hayati—artinya tubuh dapat menyerap mineral dalam jumlah besar setelah seseorang meminumnya. Ketika mineral dan elemen—seperti kalsium dan bikarbonat—bersentuhan dengan air, mereka menjadi ionik. Hal ini penting terhadap bioavailabilitas karena saluran gastrointestinal (GI) akan lebih baik dalam menyerap mineral dalam bentuk ionik.

Itu dia perbedaan air RO dan air mineral. Keduanya sama-sama baik untuk tubuh. Namun jika kamu mempunyai kondisi medis terterntu, ada baiknya untuk hanya minum air mineral saja guna menghindari bakteri yang tidak mati saat melewati sistem RO.

Editorial Team