Ubur-ubur (commons.wikimedia/HEIDI Petersen)
Berbeda dengan hewan lainnya yang hidup dengan organ lengkap, hal ini tidak berlaku bagi ubur-ubur yang bertahan hidup tanpa otak dan jantung. Meskipun demikian, ubur-ubur dianugerahi sistem saraf yang membantu mereka merespons rangsangan di lingkungannya.
Ubur-ubur juga bernapas melalui proses difusi, yaitu pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang masuk melalui kulit tipisnya. Oksigen yang masuk tadi akan tersebar melalui rongga gastrovaskuler yang juga berperan dalam hal pencernaan dan penyebaran nutrisi.
Pola adaptasi ubur-ubur juga luar biasa, di mana mereka mampu memperbaiki dan mengganti organ tubuhnya yang rusak atau hilang. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk tetap hidup dan berkembang biak bahkan dalam kondisi lingkungan yang tidak stabil.
Jadi, bukan suatu hal yang perlu dikasihani jika ubur-ubur hidup tanpa otak dan jantung. Mereka hidup dengan mengandalkan sistem saraf yang sederhana, kemampuan beradaptasi, dan proses difusi sehingga tetap bisa hidup meskipun tidak selengkap hewan lain.