Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ubur-Ubur
ilustrasi ubur-ubur (unsplash.com/Tavis Beck)

Intinya sih...

  • Ubur-ubur hidup tanpa otak dan jantung

  • Struktur tubuh ubur-ubur yang unik

  • Ubur-ubur dianugerahi dua sistem saraf untuk bertahan hidup

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hidup di lautan yang penuh misteri tanpa organ otak dan jantung bukan masalah besar bagi ubur-ubur. Yup, kamu tidak salah baca! Hewan ini mampu bertahan hidup selama beberapa tahun meskipun tidak organ tubuhnya tidak selengkap hewan lain. Namun, yang mengagumkan adalah kenyataan bahwa meskipun tanpa organ vital yang kita anggap mutlak untuk kehidupan, ubur-ubur mampu bergerak dengan anggun dan berburu mangsa.

Ingin tahu lebih dalam seputar kehidupan ubur-ubur yang penuh misteri? Yuk, simak informasinya berikut ini!

Mengenal lebih dalam struktur tubuh ubur-ubur

Ubur-ubur (pexels.com/Oday Hazeem)

Ubur-ubur termasuk dalam kelompok invertebrata yang hidup di dasar laut. Makhluk ini memiliki struktur tubuh yang unik, lalu benarkah mereka hidup tanpa organ otak dan jantung?

Diketahui 95% tubuh ubur-ubur mengandung air. Terdapat tiga lapisan utama dalam tubuh ubur-ubur, yaitu lapisan luar (eksoderm), lapisan tengah (zat kental seperti agar-agar), dan lapisan dalam (gastrodermis). Jika diperhatikan, visual ubur-ubur terlihat seperti payung dengan simteri radial, tanpa kepala, mulut, dan anus terletak di lubang sama yaitu oral side.

Sisi tubuh ubur-ubur dipenuhi tentakel yang tersusun dari sel nematosista yang berfungsi untuk menangkap dan melumpuhkan mangsa dengan racun.

Bagaimana ubur-ubur bertahan hidup tanpa otak dan jantung?

Ubur-ubur (commons.wikimedia/HEIDI Petersen)

Berbeda dengan hewan lainnya yang hidup dengan organ lengkap, hal ini tidak berlaku bagi ubur-ubur yang bertahan hidup tanpa otak dan jantung. Meskipun demikian, ubur-ubur dianugerahi sistem saraf yang membantu mereka merespons rangsangan di lingkungannya.

Ubur-ubur juga bernapas melalui proses difusi, yaitu pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang masuk melalui kulit tipisnya. Oksigen yang masuk tadi akan tersebar melalui rongga gastrovaskuler yang juga berperan dalam hal pencernaan dan penyebaran nutrisi.

Pola adaptasi ubur-ubur juga luar biasa, di mana mereka mampu memperbaiki dan mengganti organ tubuhnya yang rusak atau hilang. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk tetap hidup dan berkembang biak bahkan dalam kondisi lingkungan yang tidak stabil.

Jadi, bukan suatu hal yang perlu dikasihani jika ubur-ubur hidup tanpa otak dan jantung. Mereka hidup dengan mengandalkan sistem saraf yang sederhana, kemampuan beradaptasi, dan proses difusi sehingga tetap bisa hidup meskipun tidak selengkap hewan lain.

Ubur-ubur dianugerahi dua sistem saraf untuk bertahan hidup

Ubur-ubur (commons.wikimedia/James Lee)

Salah satu keunikan ubur-ubur adalah memiliki dua sistem saraf yang menjadi bagian untuk bertahan hidup. Dua saraf ini merupakan saraf besar yang mengontrol gerakan berenang dan sistem saraf kecil yang mengontrol perilaku ubur-ubur untuk menggerakan tentakelnya. Saraf besar ini terdistribusi di sekitar tepi lonceng ubur-ubur dan berperan sebagai pusat pengontrol gerak yang memungkinkan ubur-ubur berenang dengan ritme yang teratur. Struktur saraf ubur-ubur berupa jaringan saraf tersebar, tanpa otak pusat, dengan organ sensorik khusus bernama rhopalia yang membantu mendeteksi rangsangan cahaya dan gerakan.

Secara keseluruhan, dengan mengenal lebih dalam bagaimana ubur-ubur bertahan hidup tanpa otak dan jantung adalah bukti bahwa makhluk di bawah laut seringkali menyimpan keunikan dengan cara-cara yang sederhana. Tidak memiliki otak dan jantung, namun saraf-saraf yang bekerja di dalam tubuhnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari ubur-ubur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team