5 Benda Zaman Mesir Kuno yang Terbuat dari Tanaman Papirus

Papirus pertama kali digunakan menjadi bahan untuk membuat media tulis oleh bangsa Mesir Kuno. Media tulis ini kemudian menyebar ke wilayah Eropa, kemudian populer di kalangan bangsa Romawi dan Yunani Kuno. Bahkan, saat ini papirus masih digunakan untuk membuat media tulis, tapi hanya dipakai oleh seniman dan kaligrafer. 

Media tulis yang juga disebut papirus ini dibuat dengan mengambil serat berupa lembaran halus dari batang tanaman tersebut. Lembaran-lembaran itu disusun bertimpa dengan sudut tertentu, kemudian ditekan hingga getahnya keluar.

Getah akan bertindak sebagai lem yang merekatkan dan menyatukan lembaran serat menjadi lembaran papirus yang mirip seperti kertas. Papirus diproduksi dalam bentuk lembaran-lembaran maupun gulungan panjang. 

Bangsa Mesir kuno tidak hanya menggunakan papirus sebagai media tulis, tetapi juga memanfaatkannya untuk membuat tali. Walau dapat dibuat dengan menggunakan bahan lain seperti kulit hewan dan tanaman kurma, papirus merupakan bahan yang paling banyak digunakan.

Di zaman Mesir Kuno, tali digunakan untuk mengikat dan mengamankan kapal, mengendalikan dan mengikat ternak, dan membuat tempat berlindung. Untuk membuat tali dengan diameter besar, seluruh batang papirus akan digunakan. Sementara untuk membuat tali yang kecil, hanya bagian kulit batang yang akan digunakan.

Keranjang merupakan salah satu bentuk kerajinan tangan tertua dan pertama yang dibuat oleh manusia. Masyarakat Mesir Kuno ternyata tidak hanya mengolah papirus menjadi tali, tetapi juga menjadi berbagai bentuk kotak-kotak penyimpanan dan keranjang. Keranjang tertua yang pernah ditemukan di Mesir bahkan berasal dari masa Neolitik, yaitu sekitar tahun 5.000 sebelum Masehi. 

Dilansir Tour Egypt, bangsa Mesir kuno bahkan membuat keranjang dari papirus dengan berbagai teknik seperti dengan dianyam, dipilin, dan digulung. Hingga saat ini keranjang-keranjang yang terbuat dari papirus masih dijual di pasar-pasar tradisional Mesir. Uniknya, dalam Alkitab, keranjang papirus juga tercatat digunakan untuk menyembunyikan Nabi Musa ketika ia masih bayi. 

Pada dasarnya, masyarakat kuno Mesir tidak mengenakan alas kaki. Hieroglif yang ditemukan di makam-makam kuno menunjukkan karakter ataupun gambar manusia dari berbagai kasta, tidak terlihat menggunakan alas kaki.

Namun faktanya, beberapa pasang alas kaki berupa sandal justru ditemukan di makam-makam kuno. Hal ini mengindikasikan bahwa hanya orang-orang penting Mesir pada saat itu yang mengenakan alas kaki.

Sandal kuno yang ditemukan memiliki desain yang sangat sederhana, terbuat dari berbagai macam bahan seperti kulit, kayu-kayuan dan papirus. Dilansir Encyclopedia, beberapa orang kaya Mesir Kuno juga menghias sandal mereka dengan perhiasan dan logam mulia. Para ilmuwan belum dapat memastikan sejak kapan orang Mesir Kuno mulai mengenal alas kaki. 

Bagi masyarakat Mesir Kuno, furnitur seperti kursi dan tempat tidur merupakan barang yang tergolong mewah. Jumlah dan jenis furnitur yang dimiliki seseorang bergantung pada kelas sosial dan kekayaannya. Hanya orang-orang kaya pada masa itu yang memiliki tempat tidur.

Karena mahal, orang-orang biasa dan dan orang-orang miskin tidur dengan beralaskan anyaman tikar. Orang Mesir Kuno membuat tikar dari berbagai macam material termasuk papirus. Tikar tidak hanya digunakan sebagai alas tidur dan melapisi tempat tidur, tetapi juga digunakan sebagai alas duduk. 

Masyarakat kuno di seluruh dunia menggunakan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di alam sekitar untuk membuat berbagai macam benda. Karena tanaman papirus tumbuh sangat banyak di Mesir, papirus sering mereka gunakan untuk membuat berbagai jenis barang.