Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Beruang kutub (unsplash.com/Hans-Jurgen Mager)
Beruang kutub (unsplash.com/Hans-Jurgen Mager)

Beruang kutub (Ursus maritimus) telah lama dikenal sebagai hewan yang mengalami hibernasi sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan iklim ekstrem di habitatnya. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya beruang kutub bukan mengalami fenomena hibernasi, melainkan estivasi. Estivasi adalah proses di mana hewan mengurangi aktivitas dan memasuki periode istirahat selama musim panas yang panjang dan penuh sinar matahari.

Hal ini berbeda dengan hibernasi, di mana hewan seperti tupai atau beruang hitam benar-benar memasuki periode tidur yang dalam dan mempertahankan suhu tubuh mereka yang rendah selama musim dingin yang keras. John P. Whiteman, seorang biolog dari University of Wyoming, dalam penelitiannya menyatakan bahwa Ia tidak menemukan hal-hal yang menyerupai hibernasi pada beruang kutub.

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang estivasi beruang kutub yang mungkin belum banyak diketahui.

1. Adaptasi unik terhadap lingkungan

ilustrasi beruang kutub tidur (unsplash.com/Hans-Jurgen Mager)

Di alam liar, beruang kutub akan mengalami fase estivasi selama musim panas yang panjang sebagai respons adaptif terhadap perubahan iklim ekstrem di habitat mereka. Dilansir The New York Times, saat melakukan estivasi, beruang kutub memasuki fase istirahat yang lebih ringan dibandingkan dengan hibernasi.

Selama estivasi, beruang kutub akan mencari tempat yang sejuk seperti gua atau lubang di tanah. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berbaring atau beristirahat, dengan hanya sedikit melakukan aktivitas fisik. Hal ini membantu beruang kutub dalam bertahan hidup sampai kondisi yang lebih menguntungkan muncul, seperti kembalinya musim dingin dan kondisi yang memadai untuk berburu.

2. Penyesuaian laju metabolisme

ilustrasi beruang kutub sedang berendam (pexels.com/Erik Karits)

Selama estivasi, beruang kutub beradaptasi dengan menyesuaikan laju metabolisme mereka. Beruang kutub akan menurunkan suhu tubuh dan memperlambat denyut jantung untuk menghemat energi dengan asupan makanan yang sangat minimal. Kombinasi dari penurunan suhu tubuh dan perlambatan denyut jantung memberikan beruang kutub kemampuan untuk bertahan hidup.

Dengan memperlambat denyut jantung, beruang kutub dapat mengurangi kebutuhan akan suplai darah dan oksigen ke tubuh mereka. Sama halnya dengan menurunkan suhu tubuh yang dapat membantu mengurangi kebutuhan oksigen dan pemakaian energi secara keseluruhan.

3. Tidak sepenuhnya tidur

Respon reaktif beruang kutub (unsplash.com/Mathieu Ramus)

Berbeda dengan hibernasi yang melibatkan tidur yang dalam dan tidak aktif, estivasi beruang kutub lebih mirip dengan tidur yang terputus-putus, di mana mereka masih terjaga secara periodik. Beruang kutub tetap sadar terhadap lingkungan sekitar dan responsif terhadap rangsangan eksternal.

Dilansir Encyclopaedia Britannica, meskipun beruang kutub tidak aktif seperti pada musim lain, mereka tidak sepenuhnya tertidur. Mereka tetap akan bangun sesekali untuk minum air dan mengubah posisi tubuh mereka. Hal ini membantu beruang kutub untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dalam kondisi lingkungan yang ekstrem.

4. Bertahan dengan cadangan lemak

Beruang kutub di habitatnya (unsplash.com/Hans-Jurgen Mager)

Lemak merupakan bahan bakar yang kaya energi bagi makhluk hidup. Beruang kutub adalah salah satu hewan yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengubah lemak secara efektif menjadi energi yang mereka butuhkan. Dengan memanfaatkan lemak tubuh yang disimpan selama musim makan yang melimpah, mereka bisa bertahan tanpa makanan selama periode estivasi.

Proses penggunaan lemak tubuh sebagai sumber energi selama estivasi beruang kutub juga melibatkan penyesuaian metabolisme yang kompleks. Tubuh mereka mengalami perubahan dalam cara mengatur dan memanfaatkan energi dengan memprioritaskan penggunaan lemak sebagai bahan bakar utama.

5. Mempengaruhi reproduksi

ilustrasi induk beruang kutub merawat anak-anaknya (unsplash.com/Hans-Jurgen Mager)

Estivasi juga berpengaruh pada siklus reproduksi beruang kutub. Dilansir Polar Bears International, beruang kutub betina akan memasuki periode estivasi selama masa kehamilan mereka. Hal ini membantu mereka mengurangi kebutuhan akan makanan dan memberikan perlindungan tambahan terhadap kondisi lingkungan yang sulit. Setelah melahirkan, beruang kutub betina akan keluar dari estivasi dan mulai merawat anak-anak mereka.

Penemuan tentang fenomena estivasi beruang kutub memberikan wawasan baru tentang adaptasi hewan terhadap perubahan iklim yang ekstrem. Namun, saat ini kita juga dihadapkan pada tantangan serius dalam melindungi populasi beruang kutub. Perubahan iklim yang terjadi saat ini mempercepat pencairan es di daerah kutub. Kondisi ini, tentu sangat mengganggu pola estivasi beruang kutub dan dapat mengancam kelangsungan hidup mereka.

Oleh karena itu, mari kita ikut berperan dalam melindungi beruang kutub dan lingkungan mereka. Dengan mengadopsi gaya hidup yang ramah lingkungan serta mendukung upaya konservasi, kita dapat membantu mempertahankan keberlanjutan populasi beruang kutub dan menjaga kehidupan mereka untuk generasi yang akan datang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team