7 Fakta Locusts, Serangga Hama bagi Ladang Pertanian

Momok terbesar dalam industri pertanian

Belalang merupakan salah satu jenis serangga yang dapat ditemukan di seluruh penjuru dunia. Serangga ini umumnya dapat ditemui pada area padang rumput dan tidak menganggu manusia.

Namun, siapa sangka jika terdapat belalang masuk sebagai hama apabila berada di dalam satu kelompok besar. Sementara, kelompok besar belalang dikenal dengan nama locusts atau belalang juta yang dapat menghabiskan ladang pertanian dalam sekejap mata. 

Di balik itu semua terdapat sejumlah fakta menarik tentang belalang juta yang mungkin belum kamu ketahui. Berikut fakta-fakta menarik mengenai belalang juta atau locusts yang perlu kamu ketahui. 

1. Membentuk kelompok yang berisi jutaan belalang pada musim hujan

7 Fakta Locusts, Serangga Hama bagi Ladang PertanianKerumunan locusts di Afrika (instagram.com/fao)

Sesuai namanya, belalang juta merupakan kawanan jutaan belalang yang juga kerap disebut dengan swarm. Menurut National Geographic, dalam satu kawanan belalang juta bisa terdiri dari 80 juta individu belalang.  

Sementara itu, pembentukan kelompok belalang ini disebabkan pengaruh tingginya intensitas hujan yang turut meningkatkan pertumbuhan rumput liar. Akibatnya, perkembang biakan belalang dalam fase nimfa membludak sehingga mereka tidak dapat berjauhan.

Di samping itu, dampak bau dan sentuhan masing-masing belalang disebut telah membanjiri zat serotonin di otaknya. Hal itulah yang merangsang sifat sosial mereka dan menutup sifat individualismenya, dilansir BBC Science Focus.

Kendati demikian, ketika sudah masuk fase dewasa mereka akan tetap solid dan selalu bersama-sama dalam mencari makanan. Tak mengherankan apabila belalang juta mampu menghabiskan satu ladang pertanian dalam sekejap mata. 

2. Memiliki warna yang berbeda dari belalang soliter 

7 Fakta Locusts, Serangga Hama bagi Ladang PertanianDesert locusts ketika memakan daun (instagram.com/bainzphotoz)

Selain punya sifat berkelompok, terdapat lagi keunikan yang ditemukan dalam belalang juta ini jika dibandingkan belalang soliter. Belalang juta diketahui akan berubah warna dan jauh berbeda dari belalang soliter, walaupun keduanya merupakan satu spesies.

Dikutip dari National Geographic, ketika masuk fase nimfa mereka akan merubah warna dan bentuk dari bentuk belalang pada umumnya. Apabila belalang umumnya berwarna hijau maka locusts memiliki warna kuning.

Menariknya lagi, perubahan fisik ini diketahui berdampak pada ketahanan tubuhnya yang jauh lebih kuat. Bahkan, locusts juga memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan belalang soliter. 

3. Termasuk serangga migrator dan mampu terbang jauh 

Belalang juta umumnya memiliki sifat migrator, sehingga mereka akan terus bergerak dan berpindah-pindah tempat sepanjang hidupnya. Tak heran jika, locusts mampu menjangkau sejumlah wilayah yang sangat jauh dari tempat mereka dilahirkan. 

Belalang juta atau locusts mampu diketahui mampu terbang sepanjang 81 mil atau sekitar 130 km hanya dalam satu hari. Bahkan, kawanan belalang itu mampu terbang non-stop, seperti halnya ketika melintasi lautan ataupun selat. 

Sesuai dalam laman National Geographic, pada tahun 1954, belalang juta mampu menginjak ke Britania Raya dari Afrika Utara. Sedangkan di tahun 1988, locusts mampu bermigrasi dari Afrika Utara ke Karibia yang berjarak lebih dari 4.988 km dalam waktu 10 hari. 

4. Mampu bertahan meski berada dalam cuaca ekstrem dan kering

7 Fakta Locusts, Serangga Hama bagi Ladang PertanianLocusts yang hinggap di pohon (instagram.com/fao)

Kawanan serangga ini juga dikenal akan ketangguhannya lantaran memiliki otot yang besar dibandingkan belalang soliter. Namun, besarnya massa otot tentu memengaruhi sifat locusts sangat yang rakus. Tak ayal bila serangga ini akan terus mencari makan seakan tidak pernah kenyang. 

Berbeda dari serangga pada umumnya, locusts diketahui mampu bertahan dalam kondisi cuaca panas maupun kering ekstrem. Bahkan, spesies Australian plague locusts diketahui mampu bertahan hidup meski tidak minum air selama satu bulan lamanya, dilansir dari laman Wired.

Di sisi lain, semakin meluasnya kekeringan dan gelombang panas ditengarai perubahan iklim akhir-akhir ini. Maka akan berpengaruh pada meluasnya sejumlah area yang dapat dilintasi oleh kawanan belalang juta. 

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Ngengat Buck, Serangga Cantik yang Beracun

5. Locusts bertelur di dalam permukaan tanah

7 Fakta Locusts, Serangga Hama bagi Ladang PertanianKawanan locusts ketik hinggap di permukaan tanah (instagram.com/fao)

Locusts juga memiliki keunikan lain ketika bertelur, yakni induknya menaruh telurnya di dalam tanah. Oleh karena itu, sebelum bertelur induk locusts akan menggali permukaan tanah menggunakan ovipositor yang merupakan pucuk perutnya dan menaruh telurnya di dalam tanah. 

Selain itu, telur locusts juga dilapisi dengan froth atau busa yang berfungsi membantu melindungi kelembapan telur, penyakit dan sejumlah predator, dikutip dari laman Australian Government. 

Di samping itu, locusts terdiri dari beberapa spesies yang tersebar di hampir seluruh penjuru dunia mulai dari Benua Afrika, Australia, Asia hingga Amerika Selatan dan Utara. Sedangkan spesiesnya meliputi, desert locusts, red locusts, migratory locusts, Australian plague locusts, South American locusts, Central American locusts dan masih banyak lainnya.

6. Terdapat sejumlah parasit yang mengancam locusts

7 Fakta Locusts, Serangga Hama bagi Ladang PertanianLocusts yang hinggap di daun (instagram.com/fao)

Dilansir laman Australian Government, locusts yang memiliki perkembangbiakan cepat juga punya dihadapkan pada masalah parasit. Beberapa parasit yang kerap menghampiri serangga ini adalah lalat kecil bernama Scelio fulgidus ketika masih berada dalam fase telur. 

Sejumlah lalat lain juga menjadi parasit dari locusts, antara lain Blaesoxipha spp, Ceracia fergusoni, dan Trichopsidea oestracea. Sama seperti Scelio fulgidus, lalat umumnya menjadi parasit ketika belalang juta masih berada di dalam fase telur. 

Tak hanya lalat, terdapat beberapa parasit locusts lainnya, seperti kutu yang dapat terlihat ketika belalang mulai mengepakkan sayap. Sedangkan parasit locusts paling berbahaya adalah nematoda. Hal ini dikarenakan parasit itu mampu menggerogoti tubuh belalang dari dalam dan belalang akan mati ketika nematoda menyelesaikan tugasnya. 

Sementara itu, protozoa, jamur, bakteri dan virus juga kerap menghampiri belalang ini dan umumnya terinfeksi dari dalam makanannya. Locusts juga harus menghadapi serangan dari predator seperti burung, mamalia dan serangga lain. 

7. Mengakibatkan kerugian besar terutama pada sektor pertanian di sejumlah negara 

7 Fakta Locusts, Serangga Hama bagi Ladang PertanianKawanan locusts ketika menyerang pertanian di Afrika (instagram.com/fao)

Locusts selama ini dikenal sebagai sebuah hama lantaran mereka mampu menyapu bersih ladang pertanian dalam jangkauan area yang luas. Menurut laman BBC Science Focus, locusts telah menjadi hama atau ancaman terbesar dan paling ditakuti dalam industri pertanian sejak dulu.

Pada tahun 2019, kawanan belalang ini mampu merusak sebagian besar ladang pertanian di Afrika bagian timur, dengan membabat habis 1,8 juta ton vegetasi per harinya. Sedangkan di tahun 2020, belalang ini sudah menyerang sejumlah pertanian di India, Pakistan dan sejumlah di Timur Tengah dan Afrika Timur. 

Kendati demikian, terdapat sejumlah penanggulangan yang dilakukan oleh FAO dan pemerintah beberapa negara. Seperti memetakan persebaran belalang juta dan memprediksi potensi terbentuknya locusts melalui ramalan cuaca, dikutip dari National Geographic

Itu tadi ketujuh fakta dari belalang juta atau locusts yang telah berdampak besar terhadap industri pertanian di sejumlah negara. Dari sini kita bisa simpulkan bahwa locusts merupakan bentuk lain dari belalang yang memiliki sifat jauh berbeda dibandingkan belalang soliter. 

Baca Juga: 5 Tanaman Pengendali Hama di Kebun, Tak Perlu Pestisida!  

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya