Bukan Angsa, Bukan Bebek, Kenalan dengan Angsa Murai, yuk!

Di antara unggas-unggas air yang hidup berkoloni di lahan basah Australia, angsa murai termasuk yang gampang dikenali. Bulunya berwarna hitam putih yang khas. Bulu hitam melapisi bagian kepala, leher, ekor, dan sayapnya. Lehernya panjang dengan kaki yang panjang pula. Saat mereka terbang, kamu bisa melihat kedua kakinya menjulur ke belakang melebihi ekornya. 

Angsa murai tergolong unggas air berukuran sedang. Dilansir laman Animal Diversity, rata-rata angsa murai berukuran panjang 70—90 sentimeter dengan berat 2—3 kilogram. Rentang sayapnya lumayan lebar, yakni mencapai 1,5 meter. 

Bila diperhatikan lebih dekat, kamu bisa melihat kalau unggas ini punya semacam benjolan di atas kepalanya. Benjolan ini paling terlihat menonjol pada jantan daripada betina. Seiring mereka menua benjolan ini juga makin membesar.

Diperhatikan lebih dekat lagi, kamu akan menyadari kalau angsa murai punya paruh yang unik. Gak seperti paruh bebek yang pipih dan tampak bulat, paruh angsa murai justru panjang dengan ujung melengkung seperti kait layaknya paruh yang dimiliki burung pemangsa. 

Angsa murai suka sekali habitat yang basah. Di Australia, mereka biasa ditemukan hidup berkoloni di lahan basah seperti rawa-rawa. Beberapa juga ada yang tinggal di Papua Nugini walaupun cuma terbatas di wilayah pesisir Pasifik saja. Unggas ini jarang berkelana terlalu jauh dari lahan basah yang menyediakannya makanan sekaligus tempat berkembang biak yang ideal.

Ketika lahan basah mengering, populasi mereka juga ikut terdampak, seperti yang terjadi pada populasi angsa murai di bagian selatan Australia. Angkanya menyusut seiring lahan basah di area tersebut mengering, ungkap laman San Diego Zoo. Bahkan, populasi angsa murai di area tersebut berstatus endangered atau genting.

Sepintas memang terlihat gak banyak yang berbeda dari angsa murai bila dibandingkan dengan angsa dan bebek. Namun, bila diperhatikan baik-baik, unggas air satu ini memang cukup unik.

Kalau angsa dan bebek punya kaki berselaput, angsa murai berbeda. Kakinya gak sepenuhnya berselaput. Kata semipalmata pada nama latin angsa murai merujuk pada hal ini. Kaki berselaput memudahkan angsa dan bebek untuk berjalan di tanah berlumpur, sementara kaki angsa murai dengan jari-jari panjang membuatnya bisa bertengger di dahan pohon. 

Keunikan angsa murai gak berhenti sampai di tampilannya saja, lho. Mereka juga punya sistem perkawinan yang unik.

Kalau satu pasangan umumnya terdiri dari satu jantan dan satu betina, sepasang angsa murai terdiri dari satu jantan dan dua betina. Kedua betina ini bertelur di sarang yang sama. Menurut laman Oiseaux Birds, ketiganya bahkan bisa berpasangan sampai sehidup semati. Sistem perkawinan yang seperti ini diduga bisa memberi anak-anak angsa murai peluang lebih baik dalam bertahan hidup.

Cara angsa murai memberikan makanan pada anaknya juga terbilang unik untuk seekor unggas di ordo Anseriformes. Mereka satu-satunya anggota ordo yang memberi makan anaknya secara langsung dengan paruhnya, bukan dengan meletakkan makanannya di tanah. 

Dalam ordo Anseriformes, spesies angsa murai digolongkan dalam keluarga yang berbeda dari angsa dan bebek. Kalau angsa dan bebek masuk dalam keluarga Anatidae, angsa murai masuk dalam keluarga Anseranatidae atau mereka jadi satu-satunya spesies. 

Biarpun secara tampilan mirip angsa dan bebek, angsa murai diduga berkerabat lebih dekat dengan screamers, unggas dengan tampilan unik asli Amerika Selatan. Menurut Beauty of Birds, studi menunjukkan kalau keluarga angsa murai cukup tua. Mereka bercabang dari keluarga lain sebelum peristiwa kepunahan Kapur-Paleogen.

Nah, sekarang sudah tau lebih banyak tentang angsa murai, kan? Bagaimana pendapatmu tentang unggas air satu ini?