Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
jalak bali (pxhere.com)
jalak bali (pxhere.com)

Intinya sih...

  • Burung pengicau dari ordo Passeriformes mencakup lebih dari 50% spesies burung di dunia, termasuk yang terancam punah di Indonesia.
  • Cucak rowo, anis-bentet sangihe, jalak bali, ekek-geling jawa, gagak banggai, dan kehicap boano merupakan beberapa jenis burung pengicau yang terancam punah.
  • Penyebab penurunan populasi burung pengicau antara lain adalah perburuan liar, alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian atau perkebunan, serta kerusakan habitat.

Burung pengicau atau yang tergabung dalam ordo Passeriformes merupakan salah satu kelompok burung dengan jumlah anggota lebih dari 5000 spesies. Dengan kata lain, lebih dari 50 persen spesies burung yang ada di dunia berasal dari ordo Passeriformes.

Burung-burung pengicau memiliki ukuran tubuh kecil hingga sedang yaitu antara 7,5–117 cm. Hewan ini juga bisa ditemukan di seluruh benua dan hampir semua negara, tak terkecuali Indonesia.

Meski Indonesia memiliki jenis burung pengicau yang beragam dan endemik, beberapa burung tersebut tercatat berstatus Critically Endangered menurut IUCN. Mari berkenalan dengan para burung pengicau merdu yang terancam punah dari hutan-hutan di Indonesia.

1. Cucak Rowo

cucak rowo (needpix.com/vinsky2002)

Buat anak kelahiran 90an, cucak rowo tentu bukan burung yang asing. Namanya pernah dijadikan judul lagu campursari yang hits pada masanya.

Cucak rowo (Pycnonotus zeylanicus) merupakan burung pengicau yang dapat ditemukan di sepanjang kawasan Semenanjung Melayu hingga Pulau Kalimantan. Dikutip dari Animalia, cucak rowo menghuni area hutan dataran rendah, hutan mangrove, padang semak, bahkan perkebunan.

Karena suaranya yang merdu, cucak rowo banyak diburu untuk dijadikan hewan peliharaan. Menurut IUCN, perburuan serta kerusakan habitat hutan mengakibatkan penurunan populasi cucak rowo hingga 80 persen dalam kurun waktu 15 tahun.

2. Anis-bentet sangihe

anis-bentet sangihe (commons.m.wikimedia.org/Ganjaraprianto)

Pulau Sangihe di Provinsi Sulawesi Utara menyimpan tiga jenis burung endemik, salah satunya adalah anis-bentet sangihe. Anis-bentet sangihe (Coracornis sanghirensis) menghuni area hutan pegunungan di sekitar Gunung Sahendaruman yang terletak di Pulau Sangihe.

Dikutip dari Animalia, anis-bentet sangihe memiliki warna bulu cokelat olive di sisi atasnya dan cokelat muda di bagian perutnya. Paruh hitamnya mengeluarkan suara lembut yang terdengar seperti "chweep...chweep".

Saat ini populasi anis-bentet sangihe kian mengalami penurunan dan diperkirakan hanya terdapat kurang dari 250 individu dewasa menurut IUCN. Alih fungsi habitat yang besar-besaran untuk dijadikan lahan pertanian, menjadi sebab utama penurunan populasinya.

3. Jalak bali

jalak bali (pexels.com/Jimmy Chan)

Burung berbulu putih ini memang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu satwa yang dilindungi. Sesuai namanya, Jalak bali merupakan hewan endemik Pulau Bali dan menyukai ekosistem padang semak atau hutan kering sebagai habitatnya.

Jalak bali (Leucopsar rothschildi) memiliki ciri khas berupa bulu putih di seluruh tubuh, rumbai putih di kelapa, serta kulit berwarna biru di sekitar mata. Termasuk hewan omnivora, jalak bali kerap berburu serangga, cacing, juga buah-buahan sebagai makanan utamanya, dikutip dari Animalia.

Berdasarkan data dari IUCN, saat ini populasi jalak bali berada dalam kondisi yang memprihatinkan yaitu kurang dari 50 individu dewasa. Jalak bali menjadi salah satu jenis burung yang kerap diburu untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan.

4. Ekek-geling jawa

ekek-geling jawa (pexels.com/Obo Teng)

Ekek-geling jawa (Cissa thalassina) merupakan salah satu burung endemik yang ada di hutan pegunungan Pulau Jawa. Bulu hijau terang serta bulu hitam di sekitar matanya menjadi ciri khas dari ekek-geling jawa.

Dikutip dari Animalia, saat masih muda, ekek-geling jawa memiliki bulu warna kebiruan yang akan berubah menjadi hijau akibat zat pigmen kuning dari serangga hasil tangkapannya. Selain serangga, ekek-geling jawa juga berburu katak atau kadal kecil.

Kondisi hutan yang semakin gundul menyebabkan perburuan ekek-geling jawa menjadi lebih mudah dilakukan. Diperkirakan saat ini hanya terdapat kurang dari 250 individu dewasa ekek-geling jawa.

5. Gagak banggai

Gagak banggai (Corvus unicolor) adalah jenis gagak berukuran kecil dengan panjang tubuh kurang dari 40 cm. Seluruh bulunya berwarna hitam dan ekornya tampak pendek.

Gagak banggai merupakan penghuni hutan pegunungan di daerah Banggai, Sulawesi Tengah. Burung ini sempat diduga punah sebelum ditemukan kembali di Pulau Peleng melalui sebuah survey pada rentang tahun 2007–2008, dikutip dari Animalia.

Seperti ekek-geling jawa, IUCN memperkirakan populasi gagak banggai saat ini tidak lebih dari 250 individu dewasa. Gagak banggai sangat terdampak dengan kerusakan habitat akibat penebangan liar, eksplorasi area pertambangan, juga alih fungsi hutan menjadi perkebunan.

6. Kehicap boano

Pulau Boano merupakan salah satu pulau yang berada di Maluku bagian selatan. Kawasan hutan pegunungan di Pulau Boano menjadi habitat satu-satunya bagi kehicap boano.

Kehicap boano (Symposiachrus boanensis) dapat dikenali dari bulu hitam yang menutupi tubuh atas, samping kepala, hingga bagian dagu. Sementara itu bulu di bagian perut dan ujung ekornya berwarna putih.

Kawasan hutan di Pulau Boano sudah lama beralih fungsi menjadi lahan pertanian dan peternakan. Akibat berkurangnya area habitatnya, IUCN mencatat populasi kehicap boano tidak lebih dari 130 individu dewasa. 

Burung pengicau tentu saja tidak hanya sekedar dinikmati keindahan suaranya. Sebagai bagian dari ekosistem, burung pengicau ini berperan besar dalam membantu proses polinasi, penyebaran benih tumbuhan, juga menjadi mangsa bagi hewan-hewan predator. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team