Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tak Kalah Stylish, Ini 5 Mode Busana ala Perempuan Peradaban Kuno

romawonder.com

Mode busana merupakan salah-satu hal penting yang harus selalu diperhatikan seiring berkembangnya zaman. Melihat jauh ke belakang, pada masa peradaban kuno, mode busana terbilang sangat sederhana namun memliki kesan yang elegan.

Tidak hanya itu, busana pada masa peradaban kuno kerap kali dijadikan simbol-simbol tertentu yang tak sembarang orang boleh mengenakannya. Terutama di kalangan perempuan, cara mereka berpakaian mencerminkan tingkat kebangsawanan yang melekat pada diri mereka.

Penasaran apa saja? Yuk, simak uraian di bawah ini.

1. Tunic, peplos, dan chiton

theatkinson.co.uk

Tunic atau tunica adalah setelan kain persegi berlengan atau tidak berlengan yang diikatkan ke tubuh menggunakan sabuk, tali, atau bros. Di Romawi Kuno, tunic biasanya terbuat dari bahan wol yang ditenun lalu dibalutkan ke tubuh sebagai pakaian dasar.

Jika di Romawi Kuno kebanyakan setelan tunic hanya menjuntai sebatas lutut, lain halnya dengan tunic di Yunani Kuno yang menjuntai sampai kaki. Sebutannya pun beda, yakni peplos dan chiton.

Melansir laman University of Colorado Boulder, peplos merupakan setelan tunic panjang yang muncul pada awal Periode Arkais di Yunani Kuno, sekitar abad ke-8 hingga 6 Sebelum Masehi. Seiring berjalannya waktu, peplos berbahan dasar wol mengalami perubahan menjadi chiton dengan bahan serat sutra dan linen yang dianggap lebih ringan.

2. Stola

freepik.com/Migfoto

Stola adalah gaun panjang tradisional perempuan Romawi Kuno. Namun, tak sembarang perempuan boleh mengenakan stola. Pakaian ini hanya diperuntukkan bagi perempuan yang sudah menikah atau yang populer disebut 'matron' pada masa Romawi Kuno.

Bahan dasar membuat stola ialah wol dan katun. Ada pula yang terbuat dari serat sutra, namun hanya terbatas di kalangan perempuan bangsawan saja. Karena stola merupakan pakaian yang bersifat simbolis, kalangan perempuan prostitusi dilarang keras untuk mengenakannya.

Stola biasanya dilekatkan pada tubuh setelah tunic. Melansir Encyclopedia of Fashion, perempuan matron Romawi Kuno biasanya menyematkan bros pada bagian bahu serta sabuk di bawah dada dan di sekitar pinggang untuk menambah kesan anggun pada stola.

3. Palla dan Himation

wikimedia.com/Miguel H.C. (kiri: Palla yang dipakai Livia)

Di Romawi Kuno disebut 'palla' dan di Yunani Kuno disebut 'himation'. Keduanya merupakan jubah atau mantel tradisional yang berbentuk persegi.

Palla dan himation sering digunakan juga sebagai penutup kepala dan selendang. Biasanya dikenakan bersama stola setelah tunic. Bahan dasar membuat jubah ini adalah wol, sutra, dan katun yang kemudian ditenun.

Laman Encyclopedia of Fashion menuliskan jika penggunaan palla dan himation tidak terbatas sebagai pakaian saja, melainkan juga sebagai selimut, karpet, handuk, layar pada kapal, dan kain sampiran pada kuda. Hal tersebut membuktikan jika palla dan himation merupakan kain yang serba guna pada masanya.

4. Strophium dan sulbigar

wikimedia.com/Yan Forget

Strophium dan sulbigar adalah jenis pakaian dalam atau bikini yang umum digunakan oleh perempuan pada masa Romawi Kuno. Bikini tersebut terbuat dari serat linen atau kulit.

Phoenix Theatre Ensemble dalam lamannya menuliskan jika pada masa Romawi Kuno payudara perempuan yang berukuran besar dipandang sebagai tanda penuaan. Maka dari itu, para perempuan remaja yang sedang dalam tahap perkembangan menggunakan strophium untuk menahan payudara mereka.

Selain dipercaya dapat mencegah payudara membesar, strophium juga dinilai sebagai pakaian yang nyaman digunakan ketika berolahraga atau melakukan pekerjaan berat. 

5. Kalasiris

gettyimages.com/Bravo1954

Kalasiris merupakan gaun perempuan pada masa Mesir Kuno. Di kalangan perempuan bangsawan, kalasiris biasanya dikenakan dengan tambahan aksesoris mewah seperti emas dan permata.

Kalasiris marak digunakan oleh bangsa Mesir Kuno dari masa Kerajaan Lama hingga Kerajaan Baru. Pada masa Kerajaan Lama, model kalasiris cenderung pendek dan ketat. Lain halnya pada masa Kerajaan Baru, kalasiris tampil dengan model yang lebih panjang dan lebar.

Perempuan Mesir Kuno tidak hanya memerhatikan keindahan namun juga kenyamanan. Maka dari itu kalasiris dibuat dari bahan serat linen yang memberi kesan sejuk di udara yang panas ketika digunakan.

Itulah beberapa mode busana perempuan dari berbagai masa peradaban kuno ribuan tahun lalu. Jika dilihat lebih saksama, mode busana zaman sekarang tak luput dari pengaruh mode busana zaman dulu. Oleh karena itu, tak heran jika kita merasa familier dengan model-model busana pada masa peradaban kuno di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us