Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kucing (pexels.com/Arina Krasnikova)
ilustrasi kucing (pexels.com/Arina Krasnikova)

Intinya sih...

  • Cek posisi telinganya, rata ke belakang atau netral ke samping?

  • Perhatikan ekornya, cepat bergerak atau santai melingkar?

  • Lihat ekspresi wajah dan matanya

Kucing memang hewan yang misterius. Kadang manja banget, besoknya malah cuek seolah gak kenal. Buat pemilik kucing, pasti pernah merasa bingung, Dia lagi ngambek ya? atau Jangan-jangan dia cuma lagi pengen menyendiri. Nah, di sinilah pentingnya memahami bahasa tubuh dan perilaku kucing. Karena kalau kamu salah paham, bisa-bisa hubungan kalian jadi renggang atau si kucing makin stres.

Kucing punya cara tersendiri untuk menunjukkan perasaan. Mereka gak akan mengomel seperti manusia, tapi tanda-tandanya bisa kamu baca lewat gerak tubuh, tatapan, bahkan posisi telinga dan ekor. Yuk, simak enam cara membedakan apakah kucing kamu benar-benar ngambek atau cuma lagi pengin waktu sendiri. Serius, ini bisa menyelamatkan hubungan emosional kalian, lho!

1. Cek posisi telinganya, rata ke belakang atau netral ke samping?

ilustrasi kucing (pexels.com/Arina Krasnikova)

Telinga kucing itu ibarat jendela emosinya. Kalau kucingmu tiba-tiba menundukkan telinga ke belakang dengan rapat, apalagi disertai desisan atau mata menyipit, besar kemungkinan dia sedang kesal atau merasa terganggu. Ini bisa jadi tanda dia sedang ngambek, mungkin karena kamu ganggu pas dia lagi tidur, atau baru dimarahi karena menjatuhkan barang.

Tapi kalau telinganya tetap dalam posisi santai, agak ke samping atau menghadap ke arah suara tanpa tanda tegang, bisa jadi dia cuma pengen waktu menyendiri. Kucing juga butuh ruang, dan mereka akan mencari tempat yang tenang buat ‘healing’ sendiri. Jadi, perhatikan baik-baik posisi telinga. Kalau mulai terlihat waspada dan defensif, lebih baik kasih waktu dulu dan jangan dipaksakan buat bermain.

2. Perhatikan ekornya, cepat bergerak atau santai melingkar?

ilustrasi tempat tidur kucing (freepik.com/freepik)

Ekor kucing adalah bagian tubuh yang sangat ekspresif. Kalau kucingmu mengibaskan ekornya dengan cepat atau menghentak-hentak ke lantai, itu tandanya dia sedang terganggu atau merasa kesal. Ini sering terjadi saat dia merasa gak nyaman atau marah, dan bisa jadi itu bentuk ‘ngambeknya’ karena kamu kurang perhatian atau ada hal yang dia gak suka.

Sebaliknya, kalau ekornya melingkar di dekat tubuh atau hanya bergoyang pelan sesekali, artinya dia lagi tenang dan nyaman. Kalau dia menjauh darimu dengan gerakan lambat dan tenang, mungkin dia cuma butuh ruang dan bukan berarti marah. Intinya, ekor yang agresif berarti emosi sedang memuncak. Tapi kalau cuma menjauh tanpa drama, ya berarti dia cuma lagi introvert sebentar.

3. Lihat ekspresi wajah dan matanya

ilustrasi seekor kucing beristirahat (pexels.com/Inge Wallumrød)

Kucing punya ekspresi wajah yang sangat halus, tapi bisa dibaca kalau kamu peka. Wajah kucing yang sedang ngambek biasanya terlihat kaku, dengan mata menyipit dan tatapan tajam. Kadang mereka bahkan sengaja gak mau menatapmu langsung, tapi tetap memantau dari sudut mata. Ini semacam bentuk pasif-agresif khas kucing.

Kalau dia terlihat santai, matanya setengah tertutup dengan pupil normal, itu tandanya dia dalam mode istirahat atau relaksasi. Mungkin dia cuma lagi pengen tidur siang tanpa diganggu. Jadi, kalau wajahnya tampak ‘dingin’ dan gak responsif pas kamu panggil, bisa jadi itu sinyal ngambek. Tapi kalau dia tetap terlihat damai dan gak gelisah, kemungkinan besar dia cuma pengen sendiri dulu.

4. Reaksi saat kamu mendekat, lari, diam, atau balik badan?

ilustrasi seseorang anak dan kucing (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Respons kucing saat kamu mencoba mendekat bisa jadi indikator utama. Kalau dia langsung lari terbirit-birit, itu bukan ngambek, tapi lebih ke rasa takut atau gak nyaman. Tapi kalau dia tetap diam di tempat, hanya memalingkan wajah atau membelakangi kamu, itu bisa jadi bentuk protes atau ngambeknya dia.

Tapi beda cerita kalau kamu mendekat dan dia hanya membuka sedikit matanya, lalu kembali tidur atau menyamping tanpa agresi. Itu berarti dia gak sedang marah, hanya sedang ingin menyendiri. Kalau dia menjauh tapi tetap melirik ke arahmu, apalagi dengan ekor melengkung pelan, bisa jadi itu ajakan bermain yang tertunda. Artinya dia belum siap, tapi tetap ingin dekat denganmu. Nah, hati-hati di bagian ini, karena salah paham bisa bikin kamu dikira maksa.

5. Suara dan vokalisasinya berubah gak?

ilustrasi kucing di dalam kotak (pexels.com/Arina Krasnikova)

Kucing punya berbagai macam suara, dan tiap nada punya arti. Kalau kucingmu biasanya cerewet tapi tiba-tiba diam seharian, bisa jadi dia lagi bete. Apalagi kalau disertai tatapan sinis atau cuek saat kamu ajak bicara, mungkin dia benar-benar sedang ngambek karena ada sesuatu yang bikin dia jengkel.

Tapi kalau dia tetap bersuara lembut dan manja, meskipun gak terlalu aktif, itu tandanya dia tetap nyaman dan hanya sedang menikmati waktunya sendiri. Kucing juga bisa jadi mood-swing tanpa harus marah, kok. Vokalisasi yang agresif, seperti mendesis atau menggeram pelan, itu tanda jelas bahwa dia kesal dan butuh waktu. Tapi kalau hanya diam tanpa menunjukkan tanda stres lainnya, ya anggap saja dia sedang ingin ‘me time’.

6. Apakah dia masih makan dan grooming seperti biasa?

ilustrasi kucing makan (freepik.com/freepik)

Ini salah satu indikator paling penting. Kucing yang benar-benar ngambek biasanya akan menunjukkan perubahan perilaku seperti menolak makan, gak mau digrooming, atau menyendiri di tempat yang gak biasa. Kalau dia mulai malas menjilati bulu sendiri, itu tanda ada yang mengganggu kenyamanannya secara emosional.

Sebaliknya, kalau dia tetap makan dengan lahap dan masih rutin menjilati tubuhnya, itu pertanda dia masih merasa aman dan rileks. Artinya dia hanya sedang ingin waktu tenang, bukan karena kesal padamu. Kalau kamu ragu, coba letakkan camilan favoritnya dari kejauhan. Kalau dia mendekat dengan santai dan makan, berarti dia gak sedang marah. Tapi kalau tetap acuh, bisa jadi dia lagi ngambek atau bahkan gak enak badan. Jadi, jangan abaikan kemungkinan kondisi fisik juga ya!

Setiap kucing punya kepribadian unik. Ada yang manja terus, ada juga yang lebih independen. Tapi bukan berarti mereka gak punya perasaan. Ngambek dan ingin sendiri itu dua hal yang beda, dan kamu bisa belajar membedakannya dengan memperhatikan bahasa tubuh, suara, dan kebiasaan harian kucingmu.

Intinya, kucing ngambek biasanya menunjukkan reaksi yang lebih dramatis, ekor menghentak, mata tajam, telinga menunduk, dan cenderung pasif-agresif. Sedangkan kalau dia cuma pengin sendiri, biasanya gerakannya tetap tenang dan gak menolak kehadiranmu secara total.

Sebagai pemilik, jangan buru-buru panik atau merasa ditolak. Kasih dia ruang, tapi tetap pantau dari jauh. Terkadang, kucing hanya butuh waktu tenang sebelum kembali jadi makhluk paling manja di rumah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team