4 Cara Mengatasi Hairball pada Kucing, Lakukan secara Rutin!

Pernah mendapati kucing muntah, tetapi bukan makanan ataupun cairan? Bisa jadi anabul sedang mengalami muntah bulu atau sering disebut hairball. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan bulu-bulu rontok yang tertelan dan masuk ke pencernaannya.
Meski termasuk wajar, bukan berarti kamu bisa membairkannya begitu saja, lho. Kamu tetap perlu membantu meringankannya dengan cara mengatasi hairball pada kucing berikut ini.
Apa itu hairball pada kucing?

Kucing memang suka banget membersihkan diri dengan cara menjilati bulunya. Tekstur lidahnya memungkinkan kucing untuk menangkap kotoran saat grooming mandiri. Namun, bukan hanya kotoran, bulu-bulu mati juga ikut tersangkut sehingga akhirnya tertelan.
Masalahnya, bulu yang sebagian besar terbuat dari keratin ini tidak bisa tercerna ataupun dipecah oleh enzim pencernaan, melansir PetMD. Bulu-bulu yang tertelan biasanya bisa melewati saluran pencernaan, lalu keluar sebagai kotoran tanpa masalah. Namun, jika tertinggal di perut, maka akan membentuk bola rambut. Alih-alih dikeluarkan bersamaan dengan kotoran, kucing akan memuntahkannya agar keluar dari pencernaan.
FYI, bentuk muntahan hairball tidak selalu berbentuk bulat, lho. Biasanya cenderung lonjong dan lunak ketika disentuh. Beberapa kucing pun menunjukkan gejala gelisah, batuk-batuk, perut kontraksi, sebelum akhirnya memuntahkan bulu tersebut.
Cara mengatasi hairball pada kucing
Muntah bulu memang jadi satu gejala normal pada kucing. Dikatakan demikian selama frekuensinya tidak terlalu sering. Selain itu, kucing pun tampak tidak mengalami perubahan nafsu makan atau menampilkan gejala kelesuan atau hal lainnya.
Namun, kamu tetap bisa membantu mengurangi risiko hairball pada anabul dengan melakukan beberapa hal berikut.
1. Sisir dan grooming secara rutin

Salah satu cara mengatasi hairball pada kucing dengan mudah adalah rutin menyisir bulu anabul. Dengan grooming tambahan ini, kamu dapat mengurangi risiko bulu rontok yang tertelan oleh kucing. Bulu-bulu mati yang rontok akan menempel di sisir dan bisa langsung dibuang.
Lantas, apakah kucing harus disisir setiap hari? Jawabannya tergantung pada jenis anabul, aktivitas yang dilakukan, hingga tingkat rontok bulunya. Namun, sebisa mungkin lakukan dengan rutin, ya.
2. Beri makan khusus bulu dan kulit
Beberapa jenis makanan diformulasikan khusus untuk kesehatan bulu dan kulit anabul. Selain membantunya tidak mudah rontok, makanan khusus hair and skin juga dapat mengeluarkan bulu dari sistem pencernaan kucing, melansir Good RX.
Makanan yang diformulasikan untuk hairball biasanya mengandung serat lebih tinggi. Kandungan tersebut bisa mengurangi frekuensi produksi bola rambut.
3. Berikan suplemen untuk bulu dan kulit

Selain makanan, kamu juga bisa mempertimbangkan suplemen khusus bulu dan kulit sebagai cara mengatasi hairball pada kucing. Suplemen ini dikhususkan untuk meningkatkan kesehatan pencernaan atau menguatkan bulu kucing.
Meski demikian, kamu tidak bisa memberikan sembarang suplemen kepada anabul, ya. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menambahkan apa pun ke dalam makanan anabul.
4. Mencegah kucing agar tidak over-grooming
Kondisi tertentu pada kucing dapat membuatnya terus self grooming. Misalnya, stres atau merasa bosan. Untuk itu, penting buat mengidentifikasi terlebih dahulu apa yang memicu anabul menjadi over-grooming.
Sebisa mungkin bantu kucing mencegahnya melakukan grooming secara berlebihan. Kamu bisa mengonsultasikannya pada dokter untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan perawatan yang tepat sesuai kondisi anabul.
Kapan harus ke dokter?

Meski wajar, bukan berarti hairball bisa dibiarkan bergitu saja. Ada kalanya muntah bulu memerlukan perhatian khusus yang tidak cukup dengan cara mengatasi hairball pada kucing seperti di atas. Misalnya, ketika hairball disebabkan karena anabul menelan benda asing, mengalami penyakit radang usus, dan penyakit lain.
Tanda waspada perlu menyala ketika mendapati anabul terlalu sering memuntahkan bulu, bahkan bisa lebih dari sekali sehari. Selain itu, jika ada gejala lain seperti sering tersedak, mual berulang, sembelit dan diare, penurunan berat badan, perubahan nafsu makan, dan sebagainya.
Jika demikian, maka kamu perlu membawa anabul ke dokter hewan, ya. Dokter akan mengidentifikasi masalah kulit, pemeriksaan urine dan tinja, hingga uji coba makanan hipoalergenik. Pengujian tersebut ditujukan untuk mengetahui penyebab dan menentukan perawatan yang tepat.
Kombinasi cara mengatasi hairball pada kucing mungkin diperlukan untuk hasil lebih efektif. Pastikan kamu melakukannya secara rutin, ya.