Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Hukum Ohm (commons.wikimedia.org/C. Schlegel)

Intinya sih...

  • Penerapan Hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada kipas angin dan pemanas air.
  • Hukum Ohm dicetuskan oleh Georg Simon Ohm tahun 1825, menjelaskan hubungan antara arus, tegangan, dan hambatan.
  • Hukum Ohm dapat dijelaskan dalam rumus matematis V/I = R, serta contoh soal menghitung hambatan listrik.

Penerapan ilmu fisika tidak jarang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu ilmu fisika yang perlu kamu pelajari adalah Hukum Ohm.

Berbagai peralatan rumah tangga menerapkan Hukum Ohm, seperti kipas angin konvensional di mana peralatan ini dapat mengatur kecepatan kipasnya. Selain itu, pemanas air dengan adanya kumparan logam yang memiliki resistensi tinggi sehingga mendorong adanya arus mengalir untuk memberikan panas yang diperlukan.

Pada dasarnya, hampir setiap benda elektronik dalam setiap proses operasinya memanfaatkan aliran listrik. Setiap benda listrik memiliki jenis tegangan yang berbeda sesuai kebutuhan. Penjelasan mengenai aliran listrik dikenal dengan teori ilmu fisika yang masih ada hingga saat ini yaitu Hukum Ohm. Lantas, apa itu Hukum Ohm? Berikut penjelasan mengenai Hukum Ohm hingga contoh soal Hukum Ohm.

Pengertian hukum Ohm

ilustrasi Georg Simon Ohm (commons.wikimedia.org)

Dilansir National Center for Biotechnology Information (NCBI), Hukum Ohm merupakan hubungan yang terjadi antara arus, tegangan, dan hambatan. Hukum Ohm dicetuskan tahun 1825 oleh Georg Simon Ohm seorang fisikawan asal Jerman. Teori tersebut dipublikasikan dalam karya tulisnya berjudul ‘The Galvanic Circuit Investigated Mathematically'.

Hukum Ohm sebagai hukum dasar untuk menjelaskan bahwa aliran listrik yang mengalir pada suatu penghantar sama dengan tegangan yang diperoleh, namun arus dengan hambatan berbanding terbalik. Arus listrik akan mengalir melalui penghantar yang disebabkan karena perbedaan tegangan atau potensial yang berada pada kedua titik penghantar. 

Proses aliran arus listrik akan terjadi di rangkaian listrik tertutup. Seperti yang kita ketahui bahwa alat elektronik dapat dijalankan atau dihidupkan ketika ada aliran listrik yang dialirkan oleh sumber tegangan. 

Bunyi Hukum Ohm

Hukum Ohm berbunyi ‘Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar atau hambatan akan sebanding besarnya dengan tegangan di setiap ujung pengantarnya. Pernyataan ini dapat dituliskan dengan I ∞ V’. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa perbandingan antara tegangan dengan arus listrik disebut hambatan.

Jika ditulis secara matematis, hukum ini akan lebih mudah untuk dipahami. Dilansir Encyclopedia Britannica, secara sistematis Hukum Ohm dapat dijelaskan dengan V/I = R. Dimana dijelaskan sebagai berikut:

  1. V sebagai Voltage atau beda potensial. Dikatakan juga sebagai tegangan dengan satuannya Volt (V).
  2. I sebagai Current atau arus listrik dengan satuannya Ampere (A).
  3. R sebagai Resistance atau hambatan listrik dengan satuannya berupa Ohm (Ω).

Hukum Ohm secara alternatif dapat dinyatakan dengan ‘Arus listrik dalam penghantar (konduktor) sama dengan tegangan yang mengaliri konduktor dan dibagi dengan resistansi konduktor’. Dimana Hukum Ohm ditulis secara matematis dengan I = V/R . Apabila, hukum tersebut ditulis secara sistematis dengan V = IR di mana ‘tegangan yang melewati konduktor sama dengan produk dari arus dalam konduktor dan hambatannya’. 

Hambatan listrik

Hukum Ohm mampu mengukur nilai hambatan listrik atau resistor yang digunakan pada rangkaian listrik. Hambatan listrik  digunakan untuk membandingkan tegangan listrik dengan besar arus listrik. 

Resistor ini menjadi komponen dasar dalam membatasi aliran listrik pada rangkaian listrik. Apabila suatu penghantar memiliki hambatan satu ohm, maka arus listriknya sebesar satu ampere. Hal ini dikarenakan tegangan pada ujung penghantar sebesar satu volt.

Jenis-jenis hambatan

Hambatan terbagi atas dua jenis yang dibedakan sesuai kebutuhannya, di antaranya:

  1. Resistor tetap
    Secara umum, resistor tetap berasal dari karbon atau nikrom yang tipis.  Berbagai jenis warna yang melingkar pada bagian kulit luar menjadi simbol dari nilai hambatan pada resistor tetap. Setiap warna dalam resistor memiliki arti sesuai urutan letaknya.

  2. Resistor variabel
    Resistor variabel terbagi atas dua jenis, yaitu bergeser dan berputar. Dimana cara kerja kedua resistor ini sama yaitu untuk menambah atau mengurangi nilai hambatan sesuai kebutuhan dengan menggeser atau memutar kontak luncur. Resistor ini dapat kamu temukan di berbagai alat elektronik yang memiliki sistem volume. 

Mengukur hambatan

ilustrasi Multimeter (commons.wikimedia.org/Islander61)

Cara mengukur besaran hambatan listrik dapat dilakukan dengan dua cara, di antaranya:

  1. Langsung
    Cara ini dapat dilakukan menggunakan alat multimeter yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan hambatan. Untuk menggunakan alat ini kamu hanya perlu memutar saklar multimeter ke arah tanda R. Setelah itu, multimeter akan menjadi alat pengukur hambatan secara langsung.

    Kemudian, kamu perlu menghubungkan ujung terminal dan ujung benda yang akan diukur besar hambatannya. Lalu, akan menampilkan skala pada Multimeter sebagai besaran hambatan.

  2. Tidak langsung 
    Cara ini dilakukan menggunakan alat voltmeter dan amperemeter yang digunakan secara bersamaan untuk mengukur besaran dari hambatan secara tidak langsung. Kamu hanya perlu memasang secara paralel voltmeter dan amperemeter secara seri di benda yang akan diukur hambatannya.

Rumus hukum ohm

Secara matematis, rumus hukum Ohm adalah sebagai berikut: 

Rumus menghitung hambatan:

R = V/I

Rumus untuk menghitung kuat arus listrik:

I = V/R

Rumus menghitung besar voltase listrik:

V = I x R

Keterangan: 

R = Hambatan Listrik (O)

V = Tegangan Listrik atau Beda Potensial (V)

I = Arus Listrik (A)

Contoh soal hukum ohm

  1. Di suatu rangkaian listrik memiliki tegangan sebesar 30 Volt dengan kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah 0,5 ampere. Tentukan nilai hambatan listrik rangkaian tersebut.

    Diketahui:

    V = 30 V

    I = 0,5 A

    R = ?

    Jawab: 

    R = V/I

    R = 30/0,5

    R = 60 Ohm

  2. Tiga buah hambatan disusun secara seri, masing-masing nilainya 4 ohm, 3 ohm dan 5 ohm. Hambatan ini kemudian dipasang pada tegangan 120 volt. Hitunglah besarnya tegangan pada hambatan 3 ohm.

    Jawab:

    R1 = 4 ohm

    R2 =3 ohm

    R3 =5 ohm

    V = 120 volt

    Rtotal = 4 ohm + 3 ohm + 5 ohm = 12 ohm

    V = I . R

    I = V/Rtotal = 120 /12 = 10 A

    V pada R2 (bernilai 3 ohm) adalah

    VR2 = I X R2

    = 10 X 3

    = 30 volt

  3. Suatu rangkaian listrik resistornya disusun secara paralel, dimana setiap resistor memiliki nilai masing-masing sebesar 6 ohm, 4 ohm, dan 5 ohm. Kemudian tegangan yang diberikan pada rangkaian tersebut sebesar 150 V. Tentukanlah berapa besar tegangan yang ada pada resistor 2.

    Diketahui:

    R1 = 6 ohm

    R2 = 4 ohm

    R3 = 5 ohm

    V = 150 V

    I = ?

    Jawab: 

    I = V/R total

    I = 150/15

    I = 10 A

    Sementara pada R2 berarti:

    VR2 = I x R2

    VR2  = 10 x 4

    VR2 = 40 V

  4. Suatu rangkaian listrik memiliki tegangan sebesar 60 V dan memiliki hambatan sebesar 20 Ohm. Tentukanlah nilai arus listrik dalam rangkaian tersebut!
    Diketahui:

    V = 60 V

    R = 20 Ohm

    I = ?

    Jawab: 

    I = V/R

    I = 60/20

    I = 3 A.

  5. Suatu hambatan 14 Ω dirangkai dengan baterai yang memiliki tegangan 8 Volt. Hitung besar kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan!

    Cara Penyelesaian:

    Diketahui:

    R = 14 Ω

    V = 8 Volt

    Ditanya: Kuat arus listrik?

    Jawab:

    I = V/R

    I = 8/14

    I = 6/7 A

    Jadi, besar kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan adalah 6/7 A.

  6. Pengaturan Power Supply atau DC Generator supaya dapat menghasilkan output tegangan 10v, kemudian nilai potensiometer di atur ke 1 kiloohm. Berapakah nilai arus listrik (I)?

    Pembahasan:

    Diketahui:

    V = 10 V

    R = 1 kiloohm = 1000 Ohm

    Ditanya:

    I =…?

    Jawab:

    I = V/R

    I = 10/1000

    I = 0.01 Ampere = 10 milliampere

    Jadi, besar arus listrik adalah 10 ma.

  7. Suatu hambatan 15 Ω dihubungkan dengan baterai. Kuat arus yang mengalir adalah 2/3 A. Hitung nilai tegangan pada baterai tersebut!

    Cara Penyelesaian:

    Diketahui:

    R = 15 Ω

    I = 2/3 A

    Ditanya : Tegangan pada baterai?

    Jawab :

    V = I × R

    V = 2/3× 15

    V = 10 Volt

    Jadi, nilai tegangan pada baterai tersebut adalah 10 Volt.

  8. Diketahui nilai tegangan di dalam sebuah rangkaian sebesar 24 volt serta nilai arus yang terbaca di dalam amperemeter sebesar 10 ma. Hitunglah nilai resistansinya di dalam rangkaian listrik tersebut!

    Jawab:

    Diketahui:

    V = 24 Volt

    I = 10 ma.

    Penyelesaian:

    Pertama, semua nilai harus kalian sesuaikan terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan standar.

    Sehingga besar arusnya menjadi:

    I = 10 ma = 0.01 A

    Dengan memakai rumus hukum Ohm, bisa langsung dicari besar resistansi dengan menggunakan rumus:

    R = V/I

    R = 24/0.01

    R = 2.400 Ω

Itu tadi penjelasan mengenai Hukum Ohm beserta rumus dan contoh soalnya. Materi mengenai Hukum Ohm akan lebih mudah kamu pahami dengan mempraktikkannya. Selamat mencoba. 

Editorial Team