ilustrasi cuaca panas (pexels.com/David Brown)
Cuaca panas tidak hanya memengaruhi tubuh, tetapi juga cara seseorang berinteraksi dengan lingkungan. Ketika udara terasa menekan, orang cenderung mencari kenyamanan dengan berebut ruang, pendingin udara, atau tempat teduh. Situasi ini menciptakan ketegangan sosial yang membuat suasana semakin tidak nyaman. Dalam kondisi seperti itu, jarak emosional antarindividu menjadi lebih pendek dan reaksi marah lebih cepat muncul.
Secara psikologis, panas juga dapat menurunkan toleransi terhadap ketidaknyamanan. Hal-hal yang biasanya bisa diterima dengan sabar menjadi terasa mengganggu. Ketika banyak orang berada dalam kondisi tertekan secara bersamaan, efeknya meluas menjadi suasana sosial yang lebih tegang. Itulah mengapa di tempat yang padat dan panas, potensi konflik cenderung meningkat tanpa alasan yang tampak jelas.
Cuaca panas ternyata tidak hanya menguji ketahanan fisik, tetapi juga kestabilan emosi. Panas memengaruhi cara tubuh bekerja, dari otak hingga hormon, yang pada akhirnya berdampak pada suasana hati. Jadi, jika kamu merasa lebih mudah marah saat udara sedang terik, mungkin tubuhmu sedang berusaha keras menjaga keseimbangan yang tak kasatmata. Pernahkah kamu merasakan hal yang sama ketika suhu di sekitarmu terasa terlalu tinggi?