Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/Jared Rice
unsplash.com/Jared Rice

Akhir-akhir ini cuaca di Indonesia memang tengah terik-teriknya. Menurut hasil pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum terukur selama periode tanggal 22 - 29 September 2023 di beberapa wilayah Indonesia terjadi cukup tinggi dengan kisaran suhu antara 35 - 38.0 °C di siang hari. 

BMKG juga memprediksi bahwa ada 7 wilayah Indonesia yang akan mengalami panas ekstrem hingga akhir 2023. Daerah mana saja? Berikut ulasannya.

Mayoritas berada di selatan khatulistiwa

unsplash.com/Yosi Azwan

BMKG menyebut bahwa wilayah-wilayah yang akan mengalami panas ekstrem hingga akhir 2023 mayoritas berada di bagian selatan khatulistiwa.

"Sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa, prediksinya akan mengalami hujan yang sangat kecil, kecuali spot-spot yang memiliki topografi tinggi," kata Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan dalam Focus Group Discussion Antisipasi El Nino di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, dikutip Minggu (1/10/2023).

Berikut adalah 7 wilayah yang paling terdampak:

  1. Sumatera bagian tengah
  2. Sumatera bagian selatan
  3. Riau bagian Selatan
  4. Jambi
  5. Lampung
  6. Banten
  7. Jawa Barat.

El Nino jadi penyebabnya

unsplash.com/Ankita M

Ardhasena menambahkan bahwa panas dan kekeringan tersebut disebabkan oleh fenomena El Niño. Secara sains, El Niño adalah pola iklim yang menggambarkan pemanasan permukaan air tidak biasa di Samudera Pasifik tropis timur. El Niño merupakan fase hangat dari fenomena yang lebih besar bernama El Niño-Southern Oscillation (ENSO). 

Saat permukaan air makin hangat berarti semakin tinggi paparan sinar mataharinya. Alhasil, dapat membentuk awan lebih banyak. Arah angin yang berubah ke Amerika Selatan pun turut menggeser lokasi pembentukan awan. Hal ini menyebabkan daerah di Amerika Latin mengalami kenaikan curah hujan karena aktivitas awan yang meningkat.

Sementara itu, arah angin yang harusnya terasa, justru mendorong permukaan air hangat ke Indonesia sehingga tidak terjadi hujan. Akibatnya, negara kita tercinta dan beberapa kawasan di Asia, mengalami kemarau dan panas terik.

Editorial Team