Kerajaan adidaya pertama pada zaman purba adalah Kekaisaran Maurya. Didirikan oleh Chandragupta Maurya dan Chanakya. Chandragupta Maurya naik takhta kekuasaan dan memulai kekaisarannya ketika ia menaklukkan Kekaisaran Nanda pada usia 20 tahun!
Pada saat itu, Kekaisaran Maurya membentang di bagian utara India. Pada 305 SM. Chandragupta Maurya memperluas perbatasan Maurya ke bagian barat setelah kemenangannya atas Seleukos I Nikator dan menaklukkan Kekaisaran Seleukia.
Dalam perluasan wilayah terakhir di bawah pemerintahannya, Chandragupta Maurya menarik perbatasan kekaisarannya lebih jauh ke arah selatan untuk mencakup hampir seluruh India modern hingga 300 SM.
Pada masa keemasannya, Kekaisaran Maurya memerintah 60 juta rakyat sehingga menjadikannya salah satu pemerintahan paling dominan di muka bumi saat itu.
Selain itu, berkat perluasan wilayah, Kekaisaran Maurya terbentang 5,2 juta kilometer persegi! Kekaisaran Maurya membentang dari India hingga Pakistan dan Afganistan serta dari Pegunungan Himalaya hingga Assam, sehingga bisa dibilang, Kekaisaran Maurya adalah salah satu yang terbesar juga.
"Itu luas pakai banget!"
Chanakya, salah satu pendiri dari Kekaisaran Maurya, menuliskan kitab Arthasastra yang berisi pedoman untuk tata negara hingga strategi militer. Oleh karena itu, Kekaisaran Maurya cukup teratur di bawah pemerintahan Chandragupta Maurya.
Kekaisaran Maurya dibagi menjadi empat provinsi, masing-masing dipimpin oleh seorang pangeran kerajaan yang akan memerintah sebagai wakil Kaisar.
Terdapat sebuah infrastruktur yang luas dengan layanan sipil untuk mengendalikan segala aspek masyarakat, mulai dari hubungan internasional dan perdagangan dengan kekaisaran lain hingga kebersihan penduduk setempat.
Kekaisaran Maurya juga mempertahankan salah satu pasukan terbesar pada masanya dengan lebih dari 600.000 infantri, 9.000 gajah perang, dan 30.000 kavaleri. Selain itu, Kekaisaran Maurya memiliki sebuah sistem pengintaian untuk mengumpulkan informasi mengenai musuh, dari dalam kekaisaran maupun luar kekaisaran.
Dengan menjaga stabilitas, Kekaisaran Maurya menikmati pertumbuhan ekonomi dan menciptakan sistem perpajakan yang adil. Chandragupta Maurya menciptakan mata uang tunggal di seluruh kekaisaran yang memudahkan para petani untuk menjual hasil panen mereka dengan harga yang manusiawi.
Kekaisaran Maurya juga mengembangkan sistem perdagangan internasional yang menguntungkan dengan kerajaan-kerajaan Helenistik. Ekonomi dikelola dengan sangat baik sehingga nantinya akan dibandingkan dengan Kekaisaran Romawi.
Akan tetapi, Kekaisaran Maurya harus melihat kejatuhannya yang tragis pada akhirnya.
Sejak Chandragupta Maurya tiada, takhta Maurya diturunkan kepada para penerusnya dari Bindusara ke Brihadratha. Akan tetapi, kejatuhan Kekaisaran Maurya terjadi sejak pemerintahan Dasharatha, di mana kekaisaran tersebut kehilangan banyak wilayah.
Selain itu, pembunuhan Brihadratha oleh salah satu jenderalnya, Pushyamitra Shunga, dan bentrok antara agama Hindu dan Buddhis membuat kekaisaran tersebut jatuh. Pada 185 SM, Shunga mengkudeta Kekaisaran Maurya dan mendirikan dinastinya sendiri, Kekaisaran Shunga.