Kenapa Orang Suka Bernostalgia dengan Musik Jadul? Ini 5 Penjelasannya

Kerap dialami oleh mereka yang sudah di atas 30 tahun

Musik adalah bahasa universal yang sudah dinikmati oleh manusia dari masa ke masa. Selera manusia dalam bermusik mungkin tidaklah sama, tapi elemen musik itu sendiri telah menjadi media unik yang tercipta melalui peradaban kita. Sejarah bahkan mengungkap bahwa manusia sudah mengenal musik sejak 43 ribu tahun lalu, seperti dicatat dalam laman History.

Buktinya ada pada temuan seruling primitif yang terbuat dari tulang dan gading purba. Bahkan, notasi musik paling awal yang diciptakan manusia sudah ada sejak 4 ribu tahun lalu melalui tablet tanah liat milik orang-orang Sumeria. Nah, hal ini membuktikan bahwa manusia memang sudah mampu menciptakan karya seni sejak zaman purba.

Well, kita pun tentu juga menyukai musik, bukan? Akan tetapi, ada fenomena aneh karena banyak orang justru lebih menyukai musik jadul atau lawas. Kenapa, sih, ada banyak orang yang suka bernostalgia dengan musik lama? Simak penjelasannya di bawah ini, ya.

1. Otak kita suka dengan nostalgia

Kenapa Orang Suka Bernostalgia dengan Musik Jadul? Ini 5 Penjelasannyailustrasi menyanyikan lagu jadul (pexels.com/Edward Eyer)

Sains membuktikan bahwa manusia memang menyukai nostalgia, entah itu berkaitan dengan tempat, makanan, film, seni, game, musik, dan sebagainya. Dalam hal ini, musik mampu memberikan momentum bagi pikiran manusia untuk mengingat masa lalu yang dirasa indah dan pantas dikenang.

Neurology Live dalam lamannya menyatakan bahwa pengalaman nostalgia dapat memberi rangsangan bagi aktivitas metabolisme dan aliran darah di otak, terutama bagian limbik, otak tengah, dan frontal. Nah, musik jadul rupanya dapat membangkitkan nostalgia yang lebih intens karena bisa merangsang bagian otak yang lebih spesifik, yakni inferior frontal gyrus atau IFG.

2. Mayoritas orang tidak lagi mengikuti perkembangan musik saat usianya 30

Kenapa Orang Suka Bernostalgia dengan Musik Jadul? Ini 5 PenjelasannyaMemainkan musik jadul ternyata bisa membangkitkan perasaan nyaman. (pexels.com/Brett Sayles)

Tanpa disadari, ada banyak orang yang ternyata tidak lagi mengikuti perkembangan musik terbaru ketika mereka memasuki usia matang (di atas 30 atau 40 tahun). Ada beberapa hal yang mendasari fenomena ini, salah satunya adalah aktivitas yang makin disibukkan oleh pekerjaan dan rumah tangga.

Berdasarkan studi yang dibahas dalam IFL Science, didapatkan bukti bahwa kemungkinan manusia akan mengalami musical paralysis ketika usianya menginjak 30 tahun atau di atas itu. Musical paralysis adalah kondisi saat seseorang mulai enggan mengikuti dunia musik terbaru dan sudah merasa nyaman dengan musik-musik yang hanya ia ketahui sebelumnya.

So, itu sebabnya kakek atau nenek kita mungkin hanya menyukai lagu dari Elvis Presley. Tak mengherankan juga kalau orangtua kita lebih menyukai musik rilisan 1980-an ketimbang 2000-an. Itu sebabnya, musik jadul memiliki aura yang jauh lebih kuat bagi orang yang dulu pernah mendengarkannya.

Baca Juga: 13 Konser dan Festival Musik Maret 2023, Bulan Bertabur Bintang

3. Zaman yang layak untuk dikenang

Kenapa Orang Suka Bernostalgia dengan Musik Jadul? Ini 5 PenjelasannyaEra CD dan VCD memang sudah lewat, tapi masih banyak orang yang bernostalgia dengan zaman itu. (pexels.com/Mick Haupt)

Alunan musik lawas bagi sebagian orang mungkin bersifat pribadi karena kaitannya dengan kisah masa lalu mereka. Tak jarang, penikmat musik atau lagu lama bakal mengoleksi CD, VCD, bahkan kaset pita hanya untuk memenuhi hasratnya dalam bernostalgia. Bagi banyak orang yang menyukai musik jadul, zaman dulu memang layak untuk dikenang.

Selain itu, bisa jadi ada kenangan indah yang muncul ketika seseorang mendengarkan musik lawas. Mungkin mereka terkenang masa-masa muda yang masih dimudahkan dalam segala aktivitasnya. Meski mengenang sesuatu itu sah dan boleh dilakukan, terlalu terjebak di dalamnya juga bakal membuat seseorang sulit untuk move on.

4. Lebih mudah dipahami

Kenapa Orang Suka Bernostalgia dengan Musik Jadul? Ini 5 Penjelasannyailustrasi notasi musik (pexels.com/Pixabay)

Meski memiliki lirik puitis yang dalam, musik zaman dulu dianggap lebih membumi dan mudah untuk dipahami. Sama seperti saat ini, musik era lawas pun berkutat dengan banyak hal, mulai dari cinta, alam, spiritual, kritik sosial, dan sebagainya. Namun, bagi mereka yang menyukainya, memahami musik jadul masih dirasa mudah untuk dicerna.

Dalam dunia seni, ketika seseorang mudah untuk memahami sesuatu, ia juga bisa dengan mudah menghayati karya seni tersebut. Begitu juga dengan musik. Lagu-lagu lama dianggap sebagai karya seni yang memiliki lirik begitu lekat dengan perasaan sehingga membuat banyak orang terhanyut di dalamnya.

5. Sebagai terapi stres dan depresi

Kenapa Orang Suka Bernostalgia dengan Musik Jadul? Ini 5 PenjelasannyaMusik ternyata bisa menjadi salah satu cara efektif untuk mengendalikan stres. (pexels.com/Gustavo Fring)

Musik bisa dijadikan terapi yang bagus bagi penderita stres dan depresi. Hartford HeathCare dalam lamannya menjelaskan bahwa musik bisa membuatmu rileks dan mengembalikan kenangan indah yang memancingmu tersenyum bahagia. Psikiater bernama Javeed Sukhera dari Hartford Hospital menyatakan bahwa terapi musik yang tepat bisa dipakai untuk memerangi depresi dan trauma.

Mendengarkan musik yang disukai akan membuat detak jantung makin lambat dan teratur, menurunkan tingkat stres, dan pada akhirnya bisa mengikis depresi. Namun, perlu diingat bahwa kondisi depresi masih perlu beberapa perawatan atau terapi medis agar penderita bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Nah, sudah tahu, kan, kenapa ada banyak orang suka dengan musik lawas? Sains pun tidak membantah dan bahkan mendukung akan hal tersebut. Jadi, apa kamu termasuk orang yang gemar mendengarkan musik atau lagu jadul?

Baca Juga: 5 Video Musik yang Menampilkan Evolusi Musik J-Hope BTS

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya