Kebetulan atau Keajaiban? Ini 5 Peristiwa Sains yang Penuh Misteri

Kebetulan dan keajaiban dalam sains memang sulit dibedakan

Dalam dunia sains, sebuah kejadian atau peristiwa sering dikaitkan dengan sebuah kebetulan belaka oleh banyak ilmuwan. Bahkan, meskipun hal tersebut tampak mustahil, kalangan ilmuwan dan akademisi akan mencari celah supaya peristiwa tersebut bisa dianggap logis dan ilmiah.

Persoalan apakah itu adalah sebuah kebetulan belaka atau keajaiban. Tiap-tiap orang berhak untuk mengartikan dan memandang sebuah kejadian sains sesuai dengan keyakinannya. Nah, terlepas dari itu semua, ada beberapa peristiwa sains yang memang bersinggungan dengan kebetulan dan keajaiban dalam waktu yang sama.

Kamu lebih percaya yang mana: kebetulan atau keajaiban? Inilah beberapa peristiwa sains yang dianggap kebetulan belaka, padahal peristiwa sains tersebut masih cenderung misterius. Apa saja, ya? Yuk, disimak!

1. Peristiwa pembentukan awal alam semesta

Kebetulan atau Keajaiban? Ini 5 Peristiwa Sains yang Penuh MisteriUnsplash/Guillermo Ferla

Alam semesta adalah wadah mahaluas yang nyaris tanpa batas yang dapat menampung segala hal yang bersifat fisik dan nonfisik. Di dalamnya ada triliunan planet, bintang, tata surya, dan galaksi. Ada juga objek-objek yang masih dianggap misterius seperti lubang hitam (black hole), materi gelap, antimateri, dan lain sebagainya.

Nah, menjadi sebuah tanda tanya besar bagi banyak orang, apakah pembentukan awal alam semesta merupakan sebuah kebetulan atau melibatkan keajaiban yang tak dapat dijelaskan? Pasalnya, dari semua teori pembentukan alam semesta, sepertinya hanya Big Bang atau Ledakan Dahsyat saja yang masih diakui secara valid di kalangan ilmuwan.

Sebuah jurnal sains yang dicatat dalam laman NASA menjelaskan bahwa Ledakan Dahsyat yang pernah terjadi pada 13 hingga 14 miliar tahun lalu masih dianggap sahih karena memang bukti-buktinya dapat diamati secara terukur. Salah satu bukti valid yang dapat diamati oleh teleskop Hubble adalah pengembangan alam semesta yang membuat jarak objek-objek di alam semesta semakin menjauh.

Bahkan, menurut studi astronomi yang juga diterbitkan dalam laman Nature pada 2020, di sana dijelaskan bahwa pengembangan alam semesta ternyata 10 persen lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Studi terbaru ini telah membuktikan bahwa Big Bang atau Ledakan Dahsyat menjadi kemungkinan terbesar dari awal mula alam semesta.

Pertanyaannya, apakah Ledakan Dahsyat merupakan peristiwa kebetulan yang terjadi begitu saja? Faktanya, sebagian besar ilmuwan masih belum mendapatkan jawabannya. Beberapa ilmuwan dengan tegas menyatakan bahwa hal tersebut bisa terjadi secara kebetulan melalui pemampatan gravitasi yang sangat masif.

Jika memang Big Bang terjadi secara kebetulan, lantas apakah yang terjadi sebelum Big Bang itu muncul? Pertanyaan ini pernah dijawab oleh mendiang Stephen Hawking. Melalui pandangannya, ia beranggapan bahwa seluruh kekuatan fundamental alam dapat terjadi dan bekerja begitu saja tanpa ada campur tangan siapa pun.

Jawabannya memang cukup ekstrem dan kontroversial, namun bisa saja benar dan bisa juga salah. Dalam hal ini, pendapat terbagi menjadi dua. Ada kalangan ilmuwan yang menganggap bahwa awal mula alam semesta adalah kebetulan dan ada kalangan ilmuwan yang menganggap bahwa kejadian itu bukanlah kebetulan dan ada yang merancangnya.

Bagaimana denganmu? Apakah kamu yakin bahwa Ledakan Dahsyat pembentuk alam semesta merupakan suatu kebetulan belaka? Sayangnya, pertanyaan ini hanya akan menimbulkan sebuah perdebatan tanpa ujung.

2. Kehidupan awal di Bumi

Kebetulan atau Keajaiban? Ini 5 Peristiwa Sains yang Penuh Misterihistory.com

DNA dari masing-masing organisme biologis di Bumi memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Keterkaitan ini sudah dipelajari dan diteliti oleh semua ilmuwan dan ahli biologi yang ada di dunia. Hasilnya adalah sebuah kesimpulan bahwa semua organisme yang ada di Bumi merupakan keturunan dari nenek moyang yang sama.

Kalau kamu masih bingung dengan hal ini, lihat saja bukti-bukti fosil mikrob purba yang pernah diteliti dalam jurnal sains Astrobiology tahun 2013 lalu. Dicatat dalam laman Live Science, fosil dan lapisan batuan yang ada di sekitarnya diprediksi sudah berumur lebih dari 3,5 miliar tahun. Ya, Bumi sendiri terbentuk kira-kira pada 4,5 miliar tahun lalu.

Uniknya, sisa-sisa mikrob dan mikroorganisme purba yang ditemukan oleh para ilmuwan ternyata telah membentuk lapisan stromatolit, yakni lapisan berupa batuan sedimen yang dapat memberikan banyak informasi mengenai kehidupan pada fase-fase awal Bumi. Nah, bagaimana caranya mikroorganisme yang sangat kecil menjadi sebuah kehidupan organisme kompleks seperti saat ini?

Sains menjawabnya melalui evolusi dan perubahan genetik yang telah dikonfirmasi melalui bidang studi biomolekuler. Mikroorganisme yang dinamakan actinobacteria dan cyanobacteria tersebut diprediksi menjadi makhluk hidup paling awal yang ada di Bumi. Secara tidak langsung, mikroorganisme tersebut juga telah menjadi nenek moyang purba bagi semua organisme yang ada di Bumi saat ini.

Dibutuhkan rentang waktu miliaran tahun untuk dapat terjadi proses evolusi dari organisme sederhana dan akhirnya menjadi organisme nenek moyang yang dipisahkan berdasarkan spesiasi. Kalau kamu melihat atau belajar tentang pohon spesies kehidupan, begitulah sains menjawab secara gamblang bagaimana kehidupan mula-mula bisa terbentuk.

Namun, apakah kehidupan yang sangat kompleks tersebut bisa terjadi secara kebetulan? Ataukah memang ada faktor X yang mengaturnya sedemikian rupa agar keseimbangan di alam dapat bekerja? Faktanya, awal mula munculnya mikroorganisme purba tersebut juga masih dalam takaran prediksi yang terkadang masih diperdebatkan.

Baca Juga: 5 Galaksi Paling Tua di Alam Semesta, Usianya Miliaran Tahun  

3. Fase Kambrium di zaman Bumi purba

Kebetulan atau Keajaiban? Ini 5 Peristiwa Sains yang Penuh Misterieurekalert.org

Masih berkaitan dengan kehidupan purba di Bumi. Ada sebuah fase atau zaman di mana era tersebut menjadi salah satu kebetulan terbesar bagi sains modern, terutama di bidang evolusi dan biomolekuler. Ya, fase tersebut dinamakan era Kambrium atau Cambrian Period. Apa sih yang dimaksud dengan era Kambrium? Mengapa ada banyak kebetulan di sana?

Secara sederhana, era Kambrium dapat diartikan sebagai sebuah periode saat muncul berbagai organisme kompleks di alam secara tiba-tiba. Periode ini terjadi sekitar 542 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 488 juta tahun silam. Rentang waktunya diperkirakan sekitar 50 sampai 54 juta tahun.

Nah, yang masih sering dipertanyakan adalah rentang waktu yang begitu cepat, yakni 54 juta tahun, namun alam dapat memunculkan begitu banyak spesies baru secara kompleks dan masif. Bagaimana sains menjawabnya? Oke, sains tentu akan melihat bahwa usia 54 juta tahun tersebut adalah usia yang cukup untuk membentuk banyak organisme kompleks.

Dilansir laman National Geographic, era yang juga dinamakan Ledakan Kambrium tersebut juga memunculkan hewan-hewan bercangkang keras. Beberapa di antaranya menjadi nenek moyang purba dari serangga modern. Meskipun begitu, anggapan "kebetulan" yang sering didengungkan banyak kalangan sepertinya hanya dianggap sebagai berita-berita yang lebay alias dilebih-lebihkan.

Nah, jika dalam sains zaman Kambrium ini dianggap sebagai zaman normal yang biasa saja, bagaimana denganmu? Apakah menurumu rentang waktu 54 juta tahun sanggup menghasilkan berbagai macam organisme kompleks yang kelak akan menjadi nenek moyang kita?

4. Adanya energi dan empat kekuatan fundamental di alam semesta

Kebetulan atau Keajaiban? Ini 5 Peristiwa Sains yang Penuh Misteri4usky.com

Usia alam semesta diperkirakan mencapai 13,8 miliar tahun. Dalam rentang waktu tersebut, alam semesta diatur dan dibentuk dengan "campur tangan" dari energi dan empat kekuatan fundamental alam. Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam sains, energi hanya dapat diubah bentuknya dan tidak dapat diciptakan.

Sedangkan, empat kekuatan (gaya) fundamental di alam semesta merupakan bagian tak terpisahkan dengan hakikat alam semesta itu sendiri. Empat kekuatan tersebut:

  1. Gaya nuklir kuat, yakni gaya terkuat di alam semesta yang berfungsi untuk menjaga neutron dan proton tetap berada di dalam inti atom.
  2. Gaya nuklir lemah, yakni kekuatan yang bertanggung jawab menjaga keseimbangan dari neutron dan proton yang ada di inti atom.
  3. Gaya elektromagnetik, yakni kekuatan yang berhubungan dengan elektromagnetik, termasuk muatan listrik yang ada pada tiap partikel atom yang bermuatan.
  4. Gaya gravitasi, yakni gaya tarik menarik yang ada pada setiap partikel atau objek yang memiliki massa.

Masih belum diketahui secara pasti dari mana datangnya keempat kekuatan fundamental alam tersebut. Jika salah satunya hilang, alam semesta akan runtuh karena mereka semua saling berkaitan. Laman sains Space mencatat bahwa empat gaya atau kekuatan alam semesta ini masih dipertanyakan hakikatnya apakah mereka bisa bersatu dan membentuk perwujudan gaya tunggal mahabesar di alam semesta?

Jika kita membahas mengenai energi yang tak dapat diciptakan dan empat gaya fundamental di alam semesta, pembahasan akan sangat dalam dan dibutuhkan bidang keilmuan yang mumpuni. Faktanya, ada banyak hal yang masih belum dipahami dengan detail oleh kalangan akademisi. Apakah semuanya hanya kebetulan? Bagaimana menurutmu?

5. Keberadaan manusia di Bumi

Kebetulan atau Keajaiban? Ini 5 Peristiwa Sains yang Penuh Misteriweather2travel.com

Bagi sains, manusia dan organisme biologis lainnya muncul karena memang alam membuatnya demikian. Dimulai dari spesies nenek moyang manusia purba yang terus berevolusi menjadi manusia modern, manusia hanyalah bagian kecil dari sistem yang dijalankan oleh alam semesta ini.

Mengapa kebetulan manusia ada di Bumi? Apakah memang ada manusia-manusia lain di planet lainnya? Pertanyaan-pertanyaan ini bahkan juga dibahas dalam kaidah-kaidah filsafat. Buku ilmiah berjudul Science and Creationism yang diulas dalam laman NCBI menuliskan tentang sesuatu yang menarik, di antaranya sejarah mengenai kehidupan organisme berdasarkan DNA dan genetik.

DNA, RNA, dan gen yang ada pada semua organisme di Bumi ternyata juga diprediksi ada di luar angkasa, tepatnya pada senyawa protein yang terdapat dalam meteorit. Komponen pembentuk kehidupan tersebut merupakan kumpulan informasi yang akan bekerja secara otomatis jika komponen-komponen tadi berada pada ruang dan waktu yang pas.

Harus ada ruang dan waktu yang pas untuk membentuk kehidupan awal di Bumi. Kemungkinannya memang sangat kecil. Namun, dengan kecilnya kemungkinan tersebut, nyatanya kehidupan bisa ada hingga saat ini. Untuk menciptakan iklim yang ideal bagi kehidupan, dibutuhkan banyak kombinasi seperti suhu, iklim, keberadaan RNA, alam yang ideal, dan semua kombinasi yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah kehidupan.

Apakah ini semua merupakan sebuah kebetulan belaka? Entahlah. Yang jelas, kehidupan kompleks dapat terjadi hingga saat ini. Bahkan, dengan kecerdasannya, manusia diharapkan dapat memecahkan teka-teki besar dalam sains yang saat ini masih menjadi misteri.

Nah, bagaimana menurutmu? Apakah kamu percaya dengan sebuah kebetulan yang dapat membentuk alam semesta ini? Semoga artikel kali ini dapat memperkaya wawasan kamu, ya!

Baca Juga: Masih Diperdebatkan! Ini 5 Fakta Sains tentang Alam Semesta 

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya