Ilustrasi kerusakan ekosistem (pixabay.com/Hans)
Taman Nasional menyediakan ecosystem services atau jasa ekosistem yang tak terhitung nilainya seperti penyediaan air bersih, penyerbukan tanaman, perlindungan pantai dari abrasi, hingga sumber obat-obatan.
Deforestasi di kawasan konservasi (Betahita, 2025) secara sistematis menghancurkan layanan gratis alam ini. Kehilangannya memaksa manusia untuk menciptakan substitusi buatan dengan biaya sangat tinggi, seperti pembangunan instalasi penjernih air atau tanggul raksasa, yang seringkali tidak seefektif fungsi alami. Pada akhirnya, kerusakan ini merupakan penggerogotan investasi alam yang menjadi warisan untuk generasi mendatang.
Kerusakan pada Taman Nasional adalah luka yang menganga pada tubuh ekologi Indonesia. Ia bukan sekadar persoalan kehilangan satwa atau pohon, tetapi gangguan sistemik pada hubungan biotik dan abiotik yang telah terbangun selama ribuan tahun.
Data dan laporan terkini dari berbagai wilayah membuktikan bahwa ancaman ini nyata dan masih berlangsung. Melindungi Taman Nasional dari kerusakan lebih lanjut sama dengan mengamankan sistem pendukung kehidupan bangsa.
Tindakan tegas terhadap pelaku perusakan, pemberdayaan masyarakat penyangga, dan penegakan hukum yang konsisten bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk memutus rantai bencana ekologi yang kita hadapi bersama.