Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Peran Pohon di Hutan Bisa Digantikan dengan Kelapa Sawit?

ilustrasi perkebunan kelapa sawit (pexels.com/Pok Rie)

Pada Senin, 30 Desember 2024, Presiden Prabowo mengatakan rencana menambah lahan kelapa sawit dengan melakukan deforestasi. Menurutnya, kelapa sawit juga sama-sama pohon dan sama-sama memiliki daun. Jadi meski pohon lain ditebang untuk membuka lahan kelapa sawit, tidak akan berdampak besar karena sama-sama menyerap karbon dioksida.

Namun apakah benar melakukan deforestasi dan menggantikan hutan dengan kelapa sawit itu punya dampak yang sama terhadap lingkungan? Bagaimana dengan ekosistem hutan yang sudah terbentuk di dalamnya? Mari kita cek fakta apakah peran pohon di hutan bisa digantikan dengan kelapa sawit!

Apa itu deforestasi?

ilustrasi menebang pohon (pexels.com/Evan Nitschke)

Deforestasi adalah tindakan penebangan hutan, baik secara sengaja oleh manusia atau karena bencana alam. Tindakan deforestasi oleh manusia, sudah dilakukan sejak lama. Sebagai contoh, dilansir National Geographic, 2.000 tahun lalu wilayah di dunia ini 90--80 persen adalah hutan. Sekarang, wilayah perhutanan hanya tinggal 40--20 persen saja.

Ada banyak alasan manusia melakukan deforestasi, salah satunya untuk membuka lahan pertanian, membuka lahan untuk industri dan perumahan, atau membutuhkan kayu bakar. Kebanyakan, deforestasi sifatnya permanen. Namun ada kasus, seperti di Amerika Utara, hutan tumbuh dan kembali subur karena upaya konservasi.

1. Deforestasi akan meningkatkan efek rumah kaca

ilustrasi hutan (pexels.com/Rudolf Jakkel)

Memang benar pohon kelapa sawit dapat menyerap karbon dioksida. Namun besarannya pasti tidak dapat menggantikan pohon hutan yang sudah lebih kokoh dibandingkan pohon kelapa sawit yang baru ditanam.

Banyaknya karbon dioksida yang tidak terserap, menyebabkan cuaca semakin panas. Cuaca yang panas membuat orang di dalam ruangan lebih banyak menyalakan AC, yang meningkatkan efek rumah kaca dan mempercepat perubahan iklim.

2. Banyak hewan yang kehilangan habitatnya karena hutan ditebang

ilustrasi hewan di hutan (pexels.com/Francesco Ungaro)

Perlu diingat, pohon di hutan merupakan tempat tinggal bagi banyak hewan. Sebanyak 70 persen spesies hewan dan tumbuhan dapat ditemukan di hutan. Ekosistem hutan bukan cuma yang terlihat di atas saja, melainkan juga di dalam tanah seperti serangga dan cacing.

Ketika hutan ditebang untuk kelapa sawit, banyak hewan yang akan kesulitan untuk bertahan hidup. Mereka kehilangan kanopi pohon untuk melawan suhu panas. Selain itu, hewan juga lebih rentan terhadap pemburu. Akibatnya, populasi mereka akan berkurang dan terancam punah.

3. Pohon yang ditebang juga bisa menyebabkan erosi

ilustrasi kekeringan (pexels.com/James Frid)

Kelapa sawit yang baru ditanam, pasti akarnya tidak sekuat dan sedalam pohon-pohon hutan yang sudah berjuta-juta tahun. Tidak adanya akar hidup yang menahan tanah, menyebabkan daerah tersebut rentan terhadap erosi. Daerah dengan erosi tanah yang tinggi, biasanya lebih rentan terhadap banjir, tanah longsor, dan badai debu. Selain itu, erosi juga mengurangi kesuburan tanah, yang bisa berdampak pada kesuburan di daerah sekitarnya.

4. Pohon di hutan yang digantikan kelapa sawit juga bisa mengganggu siklus air

ilustrasi hujan (pexels.com/Sitthan Kutty)

Pohon di hutan juga memainkan peranan penting dalam mengatur curah hujan. Ketika banyak yang ditebangi demi kelapa sawit, risiko banjir dan kekeringan akan meningkat. Selain itu, tidak adanya akar dalam pohon yang bisa menyimpan air akan menyebabkan daerah itu lebih panas. Tanah juga menjadi lebih kering, lebih susah ditanami, dan tidak ada jaminan kelapa sawit bisa hidup bertahan lama seperti pohon hutan.

5. Pada akhirnya, menebang pohon hutan juga bisa mengganggu masyarakat

Ilustrasi tanaman di hutan (freepik.com/wirestock)

Banyak yang menganggap bahwa hutan hanya bagian dari alam. Padahal jika hutan ditebang, masyarakat sekitar juga berdampak. Hutan juga menyediakan makanan dan mata pencaharian bagi masyarakat sekitar. Tanpa hutan, masyarakat sekitar juga lebih rentan terkena tanah longsor. Bukan cuma di masyarakat sekitar, tanpa pohon hutan otomatis menjadikan bumi makin panas dan membahayakan orang yang bekerja di luar ruangan.

Meski sama-sama berdaun dan bisa menghirup karbon dioksida juga, kelapa sawit dan pohon hutan tidak bisa disamakan. Deforestasi bisa membahayakan keanekaragaman hayati, perubahan iklim makin cepat, dan hidup masyarakat sekitar juga terancam. Industri kelapa sawit memang penting dalam penerimaan devisa negara Indonesia. Namun tidak akan sebanding efeknya dengan kehilangan hutan dan membuat Indonesia rentan terhadap berbagai bencana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us