Pesawat Provider Fairchild UC-123B AS melakukan penyemprotan bahan kimia beracun ke pertanian warga di Vietnam selama Operasi Ranch Hand. (commons.wikimedia.org/U.S. Air Force)
Rimba dan hutan di Vietnam bukan satu-satunya vegetasi yang terpengaruh oleh herbisida. Lahan pertanian juga rusak, dan memengaruhi pasokan makanan di wilayah tersebut. Di Vietnam saja, lebih dari 2.330 kilometer persegi lahan pertanian hancur. Akibatnya, lebih dari 300.000 ton makanan tak bisa dipanen.
Lahan pertanian di Laos juga rusak oleh Operasi Ranch Hand, tetapi pada skala yang lebih kecil. Di samping itu, kendati Amerika Serikat mengaku hanya ingin menghancurkan pasokan makanan para pejuang Viet Cong, Amerika Serikat justru merusak lahan pertanian warga sipil dengan herbisida dan tidak peduli pasokan makanan siapa yang mereka hancurkan.
Menurut buku berjudul Operasi Ranch Hand oleh William A Buckingham, pada tahun 1965 saja, jumlah pasokan makanan yang dirusak oleh herbisida mencapai jumlah makanan untuk 250.000 orang selama satu tahun. Sayangnya, tak hanya merusak pasokan makanan. Bahan kimia beracun ini juga merusak tanaman dan lahan yang telah dirawat oleh para petani selama bertahun-tahun.
"Para petani mencintai tanah mereka, dan apa pun yang mereka tanam. Sepanjang hidup, para petani tidak memiliki apa pun selain sebidang tanah kecil, dan beberapa pohon. Penyemprotan (bahan kimia beracun) dalam satu hari membunuh pohon-pohon yang telah ditanam 15 atau 20 tahun sebelumnya," kenang seorang pejuang Viet Cong.
Perkebunan pohon karet juga terdampak, dengan sekitar 30 persen pohon karet mati akibat herbisida. Di sisi lain, beberapa orang masih bertahan di desa mereka meskipun nyawa mereka terancam karena banyak bom dan mortir yang ditembakan. Namun, saat herbisida merusak tanaman, banyak yang merasa tidak sanggup lagi tinggal di kampung halamannya. Mereka pun memilih untuk mengungsi.