Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pesawat AS melakukan penyemprotan bahan kimia beracun di hutan Vietnam selama Operasi Ranch Hand.
Pesawat AS melakukan penyemprotan bahan kimia beracun di hutan Vietnam selama Operasi Ranch Hand. (commons.wikimedia.org/U.S. Air Force)

Pernah dengar tentang sejarah Perang Vietnam? Jika pernah, pasti kamu tahu kalau Perang Vietnam terkenal dengan banyak tragedinya. Namun, salah satu kerusakan yang terkadang diabaikan dalam perang ini adalah perang herbisida (penggunaan zat kimia berbahaya) oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Perang ini sangat merusak pada saat itu, dan dampaknya masih menghantui rakyat dan tanah Vietnam.

Meskipun sudah lebih dari setengah abad sejak kampanye herbisida, kerusakannya masih terasa. Dan mengingat seberapa parah bahan kimia ini memengaruhi ekosistem, beberapa kerusakannya mungkin tidak dapat diperbaiki. Inilah dampak kerusakan dari Operasi Ranch Hand atau Operation Ranch Hand pada Perang Vietnam.

1. Mengenal apa itu Operasi Ranch Hand

Ranch Hand di Pangkalan Udara Nha Trang, Vietnam, dengan pesawat Fairchild C-123B (commons.wikimedia.org/U.S. Air Force)

Selama Perang Vietnam, militer Amerika Serikat menyemprotkan jutaan galon herbisida di Vietnam dalam operasi militer yang dikenal sebagai Operasi Ranch Hand, yang berlangsung dari tahun 1962 hingga 1971. Operasi ini merupakan bagian dari program herbisida yang lebih besar yang dikenal sebagai Operasi Trail Dust. Lebih dari 20 juta galon herbisida merek Rainbow, seperti Agent Orange dan Agent White, disemprotkan di Vietnam, serta Kamboja dan Laos, dalam upaya untuk menghancurkan pasokan makanan dan merusak hutan yang saat itu dihuni para pejuang Viet Cong.

Adapun penggunaan herbisida sebagai metode peperangan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat terinspirasi dari tindakan Inggris dalam Darurat Malaya (konflik antara Inggris dan Koloni Inggris di Semenanjung Malaya dalam menumpas pemberontakan Komunis Malaya). Dalam konflik ini, Inggris menyemprot dan merusak semua tanaman dengan bahan kimia beracun agar para pejuang gerilya Tentara Pembebasan Nasional Malaya atau Malayan National Liberation Army tidak bisa memanen hasil pertaniannya hingga membuat mereka kelaparan.

Menurut Veterans and Agent Orange, diperkirakan 10 persen wilayah Vietnam Selatan disemprot setidaknya sekali, dan 34 persen wilayah yang disemprot telah disemprot lebih dari sekali. Jadi totalnya mencapai lebih dari 5,5 juta hektar hutan dan tanaman yang terdampak bahan kimia beracun atau rusak. Penggunaan herbisida mencapai puncaknya pada tahun 1966 hingga 1969, ketika 80 persen herbisida dalam Operasi Ranch Hand disemprot.

2. Terjadinya deforestasi

Empat pesawat semprot Fairchild UC-123B Provider Angkatan Udara AS yang digunakan dalam "Operasi Ranch Hand" di Vietnam. (commons.wikimedia.org/U.S. Air Force)

Berbagai penyemprotan bahan kimia berbahaya dalam Operasi Ranch Hand telah menghancurkan jutaan pohon karena merusak daun bagian atas dan bawahnya. Bahkan satu penyemprotan Agent Orange ini membunuh hutan bakau. Akibatnya, hampir 90.000 hektar hutan bakau, seperti hutan Ma Da dan A Luoi, mengalami kerusakan parah.

Tepian sungai Delta Mekong juga termasuk di antara hutan bakau yang disemprot bahan kimia beracun dalam Operasi Ranch Hand. Alhasil, terjadilah deforestasi di tepian sungai Delta Mekong yang menyebabkan bencana seperti erosi tanah.

Pada tahun 1975, hutan bakau di Vietnam musnah. "Sebagian besar pohon yang tersisa hanya setinggi satu hingga dua meter atau hanya berupa lahan kosong," menurut Associate Professor Vien Ngoc Nam dari Universitas Nong Lam, yang dikutip Earth Journalism Network.

Faktanya, hanya sedikit wilayah hutan bakau yang berhasil pulih dari kerusakan tersebut. Di samping itu, pemerintah Vietnam melakukan reboisasi hutan bakau setelah perang, tapi reboisasi tersebut tidak banyak variasinya. Di cagar alam Can Gio, 97 persen hutan bakau merupakan spesies yang sama.

3. Tumbuhnya gulma yang dijuluki rumput Amerika

ilustrasi rumput Amerika (commons.wikimedia.org/EgorovaSvetlana)

Setelah gelombang herbisida menyapu bersih banyak hutan di Vietnam, lahan tersebut akhirnya ditumbuhi rumput hijau yang lebat. Warga sekitar menyebutnya sebagai "rumput Amerika". Rumput yang tumbuh cepat ini juga dikenal sebagai pennisetum polystachyum. Rumput ini menggantikan sebagian besar hutan yang dulunya ditumbuhi lebih dari 1.000 spesies pohon berbeda, yang telah mati disemprot dengan bahan kimia.

Menurut Research & Reviews: Journal of Ecology and Environmental Sciences, anehnya hewan ternak tidak mau memakan rumput Amerika ini. Jadi rumput ini pun dianggap sebagai gulma yang tidak berguna. Adapun dengan tumbuhnya rumput tersebut, spesies pohon lain kesulitan untuk tumbuh. Di sisi lain, rumput Amerika bukan satu-satunya tanaman yang mengambil alih lahan hutan, yang luasnya dulu berhektar-hektar. Bambu juga tumbuh di area yang dirusak oleh Operasi Ranch Hand.

Selain rumput yang menutupi vegetasi lain, kebakaran yang terjadi selama musim kemarau membuat vegetasi endemik atau asli sulit tumbuh di wilayah tersebut. Baru pada tahun 1981, vegetasi asli berhasil tumbuh di Hutan Ma Da. Namun, proses ini sangat sulit dan panjang. Pertama-tama rumput Amerika harus dibabat dulu hingga habis, kemudian ditanami pohon-pohon yang tumbuh dengan cepat untuk menciptakan kanopi bagi vegetasi asli yang akan ditanam di bawahnya.

4. Kerusakan ekosistem yang sulit diperbaiki

Parit Vietkong yang terdampak akibat penyemprotan "Operasi Ranch Hand" yang dilakukan Angkatan Udara AS. (commons.wikimedia.org/U.S. Air Force)

Hutan-hutan di Vietnam punya ekosistem yang beragam dan rumit. Namun, penyemprotan herbisida selama Operasi Ranch Hand telah mengubah ekosistem ini secara permanen. Banyak hewan tak lagi memiliki habitat alami mereka hingga terpaksa pergi ke hutan-hutan di Laos. Tak hanya itu, banyak spesies flora yang punah.

Agent Oranye yang disemprotkan ke area tersebut bertahan di tanah selama beberapa dekade. Bahan kimia beracun ini juga dikonsumsi secara tak sengaja oleh hewan, yang kemudian dimakan oleh manusia. Jejak Agent Oranye masih ditemukan di tanah saluran drainase.

Di beberapa daerah konsentrasi Agent Oranye ini terdapat dalam sedimen. Sedimen yang terkontaminasi ini dimakan oleh ikan dan udang, yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Akibatnya, kontaminasi dari Agent Oranye terus terjadi. Namun, Yale Environment 360 menulis bahwa pada tahun 2019, pejabat Amerika dan Vietnam memulai proyek dekontaminasi pada tanah dan sedimen yang terpapar.

5. Terjadinya wabah penyakit

ilustrasi tikus pembawa wabah penyakit (commons.wikimedia.org/Patrick Roper)

Seiring hilangnya hutan akibat Operasi Ranch Hand, banyak hewan terpaksa pergi karena rumah mereka juga hancur. Hal ini terjadi pada hewan besar seperti gajah dan harimau, serta mamalia dan burung yang lebih kecil. Saat hewan-hewan ini mengungsi, hama seperti tikus yang dulu dimangsa hewan besar tiba-tiba tidak lagi memiliki predator. Alhasil, populasi tikus pun meningkat. Tikus-tikus ini berkembang biak di padang rumput dan mengincar hasil pertanian.

Meningkatnya populasi tikus juga punya dampak lain. Hal ini menyebabkan wabah pes serta wabah pneumonia, yang menyebar ke populasi manusia dengan lebih mudah karena tikus-tikus tersebut membawa kutu yang terinfeksi—disebut Yersinia pestis atau bakteri penyebab wabah. The New York Times melaporkan bahwa antara tahun 1965 sampai 1974, setidaknya terdapat 5.000 kasus wabah akibat tikus setiap tahunnya. Namun, insiden wabah di Vietnam mulai menurun ketika pasukan Amerika meninggalkan negara tersebut. Nah, diperkirakan pada tahun 1974, terdapat hingga 250.000 kasus wabah.

6. Merusak pasokan makanan warga

Pesawat Provider Fairchild UC-123B AS melakukan penyemprotan bahan kimia beracun ke pertanian warga di Vietnam selama Operasi Ranch Hand. (commons.wikimedia.org/U.S. Air Force)

Rimba dan hutan di Vietnam bukan satu-satunya vegetasi yang terpengaruh oleh herbisida. Lahan pertanian juga rusak, dan memengaruhi pasokan makanan di wilayah tersebut. Di Vietnam saja, lebih dari 2.330 kilometer persegi lahan pertanian hancur. Akibatnya, lebih dari 300.000 ton makanan tak bisa dipanen.

Lahan pertanian di Laos juga rusak oleh Operasi Ranch Hand, tetapi pada skala yang lebih kecil. Di samping itu, kendati Amerika Serikat mengaku hanya ingin menghancurkan pasokan makanan para pejuang Viet Cong, Amerika Serikat justru merusak lahan pertanian warga sipil dengan herbisida dan tidak peduli pasokan makanan siapa yang mereka hancurkan.

Menurut buku berjudul Operasi Ranch Hand oleh William A Buckingham, pada tahun 1965 saja, jumlah pasokan makanan yang dirusak oleh herbisida mencapai jumlah makanan untuk 250.000 orang selama satu tahun. Sayangnya, tak hanya merusak pasokan makanan. Bahan kimia beracun ini juga merusak tanaman dan lahan yang telah dirawat oleh para petani selama bertahun-tahun.

"Para petani mencintai tanah mereka, dan apa pun yang mereka tanam. Sepanjang hidup, para petani tidak memiliki apa pun selain sebidang tanah kecil, dan beberapa pohon. Penyemprotan (bahan kimia beracun) dalam satu hari membunuh pohon-pohon yang telah ditanam 15 atau 20 tahun sebelumnya," kenang seorang pejuang Viet Cong.

Perkebunan pohon karet juga terdampak, dengan sekitar 30 persen pohon karet mati akibat herbisida. Di sisi lain, beberapa orang masih bertahan di desa mereka meskipun nyawa mereka terancam karena banyak bom dan mortir yang ditembakan. Namun, saat herbisida merusak tanaman, banyak yang merasa tidak sanggup lagi tinggal di kampung halamannya. Mereka pun memilih untuk mengungsi.

7. Dampak kesehatan jangka pendek dan panjang

Profesor Nguyen Thi Ngoc Phuong, di Rumah Sakit Obstetri dan Ginekologi Tu Du saat berfoto bersama sekelompok anak-anak yang terlahir cacat, atau korban Agent Orange. (commons.wikimedia.org/Alexis Duclos)

Konsekuensi kesehatan dari penyemprotan jutaan galon herbisida di seluruh Vietnam, membuat rakyat Vietnam menderita sejumlah masalah kesehatan, mulai dari kanker hingga penyakit kulit. Diperkirakan lebih dari 4 juta orang Vietnam terpapar herbisida ini, dan sebanyak 400.000 orang Vietnam meninggal akibat paparan langsung herbisida. Environmental Science & Technology menulis bahwa kontaminasi Agent Orange masih dapat ditemukan dalam tubuh manusia bahkan lebih dari 50 tahun, seperti dalam ASI dan serum.

Dalam sebuah studi tahun 1999 yang membandingkan darah penduduk Hanoi dengan darah penduduk Bien Hoa, yang terletak di dekat pangkalan Operasi Ranch Hand, ditemukan bahwa kadar dioksin—komponen utama Agent Orange—bagi penduduk Bien Hoa adalah 135 kali lipat lebih banyak ketimbang penduduk Hanoi, menurut Journal of Occupational and Environmental Medicine. Dampaknya juga terjadi dalam lintas generasi. Setidaknya 150.000 orang di Vietnam terlahir cacat parah akibat Operasi Ranch Hand. Aborsi juga umum terjadi di antara orang-orang yang terpapar herbisida.

Departemen Urusan Veteran Amerika Serikat juga mengakui adanya berbagai kanker dan penyakit yang disebabkan oleh paparan Agent Oranye di antara para veteran Perang Vietnam. Meskipun Amerika Serikat menawarkan sejumlah kompensasi kepada para veteran Amerika, pemerintah AS justru membantah kalau herbisida berdampak negatif pada rakyat Vietnam dan membantah temuan mereka sendiri.

8. Terjadinya pengungsian besar-besaran

Helikopter UH-1D dari Perusahaan Penerbangan ke-336 menyemprotkan bahan kimia ke lahan pertanian warga di delta Mekong dalam Operasi Ranch Hand. (commons.wikimedia.org/Brian K. Grigsby)

Menurut The Effects of Herbicides in South Vietnam oleh National Academy of Sciences, dari 18 wilayah di Vietnam yang diteliti, setiap wilayah menunjukkan bahwa terjadi perpindahan penduduk setelah penyemprotan bahan kimia selama Operasi Ranch Hand. Hal ini mengakibatkan urbanisasi drastis di Vietnam Selatan. Beberapa penduduk desa seperti di A Luoi akhirnya pindah ke lembah, yang membatasi kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan teknik pertanian tradisional mereka. Lalu, pengungsi Vietnam yang ditahan di Pangkalan Angkatan Udara Eglin Florida dan pindah ke Amerika Serikat kemungkinan terpapar herbisida yang sebelumnya telah diuji.

Pada saat itu, cukup jelas bahwa perusakan lingkungan adalah kejahatan perang. Namun, keempat Konvensi Jenewa tidak secara spesifik menyebutkan masalah ini. Apalagi Amerika Serikat bersikeras bahwa itu bukan perang kimia, meskipun sebenarnya perang kimia. Namun, dampak perang kimia ini tak bisa dibohongi, baik pada rakyat Vietnam maupun tentara Amerika yang menyemprotkan bahan kimia tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team