Sampai saat ini, wabah COVID-19 masih terus bertambah secara masif di seluruh dunia. Bahkan, kehadiran vaksin yang menjadi harapan juga masih belum jelas kapan terealisasi. Namun, dunia memiliki sejarah panjang terhadap wabah dan pandemik.
Bahkan, beberapa wabah yang ada di masa lalu pernah terjadi secara unik dan aneh. Wabah apa sajakah itu? Dan bagaimana sains memandang akan hal ini? Nah, kalau penasaran, dibaca artikel ini hingga tuntas, ya!
Seperti ditulis dalam Healthline, morgellons adalah penyakit atau kelainan langka yang terjadi pada kulit manusia, di mana biasanya muncul sensasi adanya sesuatu yang bergerak atau merangkak di bawah kulit.
Pada sedikit kasus, kelainan ini akan mengganggu kualitas kehidupan seseorang. Bahkan, ada beberapa kalangan yang setuju bahwa sebetulnya kelainan ini berhubungan dengan gangguan mental. Sensasi yang dirasakan adalah akibat seseorang mengalami halusinasi berlebihan terhadap tubuhnya.
Penelitian dan studi yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan CDC, mengungkap bahwa beberapa spesies kutu bisa menjadi penyebab dari kelainan langka ini. Meskipun penyakit ini terlihat aneh dan tidak lazim, namun para ilmuwan menegaskan bahwa kelainan ini tidak menular.
Sekitar pertengahan 2002 ada laporan dari warga lokal di sebuah kota kecil di Amerika, yang menyatakan bahwa morgellons telah mewabah di desanya. Faktanya, setelah laporan ini ditelusuri, wabah yang berkaitan dengan morgellons tersebut hanyalah sebatas sensasi.
Wabah kecil ini menjadi misteri dan banyak ilmuwan menganggap bahwa sensasi tersebut muncul akibat sugesti yang ditimbulkan dari penyakit mental. Tentu kombinasi antara penyakit fisik dan penyakit mental akan semakin menyulitkan pihak medis untuk mendeteksi morgellons.
Pada 1916 hingga 1930 silam, sebuah wabah langka pernah terjadi di Eropa. Tentu bukan Flu Spanyol yang terkenal mematikan itu, melainkan wabah mengantuk yang menyerang setengah juta orang di Eropa, seperti dicatat dalam laman Neurology Times.
Kelainan mengantuk ini dinamakan Encephalitis lethargica, di mana penyakit ini sangat berhubungan erat dengan saraf otak yang mengatur kesadaran seseorang. Persoalannya adalah, bagaimana radang otak yang tidak menular bisa menjadi wabah yang menyerang banyak orang?
Kasus neurologis ini sangat langka dan tak lazim, membuat banyak kalangan tidak memiliki jawaban yang pasti. Namun, beberapa ilmuwan mengaitkan wabah tersebut dengan tingkat stres yang tinggi.
Ya, pada saat itu adalah masa di mana Eropa sedang mengalami persoalan yang sangat berat. Mulai dari Perang Dunia I, wabah Flu Spanyol, hingga kemiskinan yang sangat masif terjadi di banyak negara Eropa. Tingkat stres yang tinggi akan mengakibatkan depresi yang mungkin saja berpengaruh pada kerja otak.
Pada 2013 silam, sebuah desa kecil bernama Kalachi yang berada di timur laut Kazakhstan diserang oleh wabah aneh dan misterius. Hampir semua orang yang ada di desa tersebut tertidur dengan tiba-tiba dan sulit untuk dibangunkan kembali.
Pada awalnya wabah tersebut memang dianggap sebagai sebuah misteri yang sulit untuk diungkap. Bagaimana bisa sebagian besar penduduk lokal tertidur secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas?
Namun, sains memiliki jawabannya. Dicatat dalam IFL Science, penyebab utama dari wabah ini adalah radiasi dan tingginya karbon monoksida dari bekas tambang uranium. Zat radioaktif dan juga karbon monoksida yang terkandung di desa tersebut cukup tinggi dan akan melemahkan kesadaran seseorang.
Penelitian terbaru malah mengungkap bahwa karbon monoksida dan hidrokarbon yang disebabkan oleh tambang uranium, menjadi penyebab yang lebih besar dibandingkan dengan radiasi. Jadi, wabah tidur yang pernah menghebohkan pada 2013 silam tersebut lebih tepat dikatakan sebagai wabah pingsan akibat karbon monoksida.
Menari adalah aktivitas seni yang tentunya menyehatkan tubuh dan mental. Namun, bagaimana jadinya jika menari berubah menjadi sebuah wabah yang menular? Ya, kejadian ini pernah dicatat dan benar-benar terjadi pada 1518 silam. Bagaimana sains menanggapi hal tersebut?
Britannica mencatat bahwa wabah menari terjadi di kota kecil Strasbourg (kini masuk dalam wilayah Prancis), sebuah kota yang saat itu merdeka dan berada di bawah perlindungan Romawi. Wabah ini membuat banyak orang menari tidak terkendali selama berhari-hari. Bahkan, wabah ini berlangsung selama dua bulan dan berakhir secara misterius.
Ada beberapa pihak yang menyatakan bahwa wabah menari erat kaitannya dengan kerasukan oleh sebuah entitas jahat. Namun, tentu saja sains tidak dapat memasukkan teori absurd tersebut dalam sebuah metode ilmiah.
Kini, kasus aneh tersebut telah terpecahkan. Benar bahwa mayoritas warga Strasbourg kala itu adalah penganut sekte sesat. Namun, kerasukan bukan menjadi penyebab dari wabah ini. Ilmuwan dan sosiolog menyimpulkan bahwa wabah tersebut diakibatkan oleh gangguan psikogenik massal.
Gangguan psikogenik adalah gangguan psikologis akibat stres dan ketakutan yang ekstrem akan sesuatu. Saat itu, kemiskinan dan kelaparan memang menjadi masalah utama di desa tersebut. Rupanya, warga lokal melakukan histeria massal tersebut sebagai bentuk respons dari ketakutan dan stres mereka.
Wabah tertawa pernah terjadi di Tanganyika, Afrika, pada 1962 lalu. Wabah ini merupakan wabah yang aneh karena tertawa yang terjadi saat itu dapat menular dan terjadi secara masif.
Kejadian tersebut terjadi di sebuah sekolah dan melibatkan puluhan siswa, mengakibatkan histeria massal dan mabuk yang diakibatkan oleh tawa terbahak-bahak. Wabah tak lazim tersebut juga memaksa belasan sekolah lainnya tutup untuk sementara waktu.
Histeria massal di sekolah juga pernah terjadi di penjuru dunia, namun dengan bentuk yang berbeda-beda. Mulai dari tertawa massal, gemetar, kerasukan, bahkan menangis massal. Bagaimana sains menjawab fenomena misterius ini?
Jurnal sains yang dicatat dalam Pennsylvania State University mengungkap bahwa histeria massal dapat terjadi akibat tekanan dan tingkat stres yang sangat tinggi. Terbukti, studi mengungkap bahwa histeria massal terjadi di sekolah-sekolah yang menerapkan jadwal padat terhadap siswa-siswi mereka.
Secara psikologis, anak-anak akan lebih mudah melampiaskan rasa stres dalam tubuh mereka melalui berbagai macam cara. Mungkin saja tertawa lepas secara massal adalah cara mereka dalam melepaskan rasa tertekan yang begitu intens dalam diri mereka.
Selain tertawa, cara-cara macam menari, kerasukan, hingga menangis massal adalah metode yang kerap terjadi di tengah-tengah tekanan mental yang sangat berat. Gangguan ini bisa hilang dengan sendirinya, namun bisa saja kambuh suatu saat.
Itulah lima wabah aneh dan misterius yang pernah terjadi di dunia. Bagaimana pun juga, akan selalu ada penjelasan logis di balik peristiwa misterius yang terjadi, setuju?