5 Fakta Majus, Peziarah dari Timur dalam Peristiwa Natal

Kehadiran mereka dituliskan dalam Injil Matius

Para Majus atau yang lebih dikenal dengan tiga Raja atau orang bijak dari timur merupakan figur dalam tradisi Kristen yang selalu digambarkan dalam visualisasi peristiwa kelahiran Yesus Kristus atau Natal.

Menurut Britannica, para Majus merupakan para peziarah "dari timur" yang mengikuti bintang ajaib yang menuntun mereka ke kota Betlehem, sebuah kota yang saat ini berada di wilayah Tepi Barat, Palestina untuk menemui Raja yang baru saja dilahirkan. Sejumlah informasi mengatakan para Majus adalah orang-orang yang ahli dalam membaca perbintangan dan mereka telah melihat sebuah bintang baru yang menjadi penanda kelahiran seorang Raja besar.

Berdasarkan petunjuk bintang tersebut, mereka melakukan perjalanan jauh menuju Betlehem untuk menemui dan memberikan persembahan kepada kanak-kanak Yesus. Kota Betlehem pada masa itu masuk ke dalam wilayah kekuasaan Raja boneka Kekaisaran Romawi, Herodes Agung, Raja wilayah Yudea. Kitab Injil dan catatan sejarah mencatat Raja Herodes Agung terkenal sebagai raja yang kejam dan gila kuasa meskipun ia terkenal pula sebagai seorang visioner dan pembangun tata kota yang handal.  

Ingin tahu lebih lanjut mengenai para Majus dalam tradisi Kristen ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk! 

1. Kehadiran mereka di Betlehem dituliskan dalam Injil Matius

5 Fakta Majus, Peziarah dari Timur dalam Peristiwa Natalpotret lempengan sarkofagus yang dipahat dari abad ke-3 M yang menggambarkan para Majus (commons.wikimedia.org/Giovanni Dall'Orto)

Kehadiran para Majus dituliskan dalam kitab Injil Matius dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Perikop mengenai kehadiran mereka ditulis di dalam Injil Matius (Mat 2: 1-14), dalam salah satu ayat di perikop tersebut para Majus bertanya kepada Raja Herodes yang ditemuinya: "Di manakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangnya di timur dan kami datang untuk menyembah Dia. Herodes terkejut mendengar hal itu karena bagi dirinya itu adalah ancaman untuk kekuasaannya. Herodes lalu mengumpulkan para  Imam Kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi dan mendapatkan informasi bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea.

Setelah itu Herodes meminta para Majus untuk memberikan informasi kepadanya bila telah berhasil menemui bayi itu. Para Majus berhasil menemui bayi Yesus dan keluarganya di Betlehem, namun karena diperingatkan lewat mimpi mereka pulang ke negerinya melalui jalan lain dan tidak menemui Raja Herodes lagi. Herodes mengetahui hal ini dan marah, lalu berdasarkan apa yang dituliskan di Injil Matius, Herodes membunuh semua bayi berusia dua tahun ke bawah di wilayah Betlehem dan sekitarnya. Orang tua Yesus telah berhasil membawa Yesus mengungsi ke Mesir ketika pembantaian tersebut terjadi.

2. Tradisi Kristen menyebutkan jumlah mereka tiga orang.

5 Fakta Majus, Peziarah dari Timur dalam Peristiwa Natalilustrasi para Majus yang sedang mengikuti bintang yang akan membawa mereka ke tempat kelahiran Yesus di Bethlehem (pixabay.com/Jeffjacobs1990)

Meskipun sejumlah sumber menuliskan jumlah para majus itu berbeda-beda namun tradisi Kristen menyebutkan mereka berjumlah tiga orang karena Injil Matius menyebutkan mereka membawa tiga persembahan untuk kanak-kanak Yesus yaitu: emas, kemenyan dan mur (wewangian).

Dikutip dari laman Nationalgeographic, kisah dalam tradisi Kristen lalu memunculkan nama para Majus dan tempat asalnya: Melchior berasal dari wilayah Persia, Gaspar yang juga disebut Caspar atau Jaspar berasal dari wilayah India dan Balthazar berasal dari wilayah Arab.

Mereka membawa persembahan yang memiliki makna simbolis khusus: emas yang melambangkan status bayi Yesus yang akan menjadi seorang Raja Agung, kemenyan yang melambangkan bayi Yesus yang kelak akan menjadi Imam Agung dan mur atau wewangian yang melambangkan bayi Yesus yang kelak akan wafat untuk menebus dosa seluruh umat manusia.

Hadiah yang dibawa para Majus tersebut menunjukkan bahwa peziarah dari timur tersebut adalah orang-orang yang sangat kaya dan berkuasa di tempat asalnya.

3. Melambangkan universalitas iman Kristen

5 Fakta Majus, Peziarah dari Timur dalam Peristiwa Natalfigur para Majus selalu ada di dalam visualisasi peristiwa Natal (commons.wikimedia.org/AlexR)

Dalam tradisi Kristen penggambaran para Majus yang menemui kanak-kanak Yesus di sebuah kandang domba di Betlehem melambangkan universalitas iman Kristen. Menurut Britannica, tradisi teologi Kristen selalu menekankan bahwa orang-orang Yahudi maupun non-Yahudi datang untuk menyembah Yesus. Peristiwa tersebut dirayakan dengan nama Hari Raya Epifani baik di gereja barat pada tanggal 6 Januari, beberapa hari setelah Hari Raya Natal dan gereja timur termasuk Ortodoks pada hari Natal.

Dalam tradisi Gereja Katolik Roma, Hari Raya Epifani atau Hari Raya Penampakan Tuhan diperingati pada tanggal 6 Januari. Dikutip dari sejumlah informasi dalam Gereja Katolik, disebutkan bahwa melalui Hari Raya Penampakan Tuhan, Gereja Katolik merayakan martabat Yesus sebagai Putra Allah dan Penebus dunia. Orang-orang Majus bukanlah orang-orang Yahudi yang menerima nubuat mengenai kelahiran Mesias dari kitab-kitab para Nabi, namun para Majus juga menerima pewahyuan kabar gembira tentang kelahiran Yesus Kristus sebagai Mesias dan Penebus dunia melalui tuntunan bintang timur atau bintang Betlehem, mereka lalu bertemu dengan Sang Mesias di Betlehem dan menyembah-Nya.

4. Kisah para Majus menginspirasi sejumlah karya seni Kristen

5 Fakta Majus, Peziarah dari Timur dalam Peristiwa Natallukisan para Majus yang mengunjungi kanak-kanak Yesus karya seniman Hieronymus Bosch dari sekitar abad ke-15 atau 16 (commons.wikimedia.org/Museo del Prado)

Kisah para Majus hanya muncul satu kali dalam peristiwa kelahiran Yesus di Injil Matius namun kisah orang-orang Majus dari timur tersebut memberikan kesan yang mendalam dalam imajinasi umat Kristen. Kisah para Majus tersebut juga menginspirasi sejumlah karya seni Kristen, Time melansir seni abad pertengahan memainkan peran penting dalam banyak tradisi Natal saat ini yang memvisualisasikan para Majus sebagai tiga orang figur yang berasal dari ras yang berbeda-beda.

Lukisan karya seniman seperti Botticelli, Peter Paul Rubens, dan Hieronymus Bosch membantu memperkuat citra orang Majus dalam imajinasi populer sebagai kelompok manusia yang berasal dari berbagai ras.

Selain seni lukis, salah satu penggambaran paling terkenal dari para Majus ini terdapat dalam seni musik yang berasal dari tahun 1857, ketika John Henry Hopkins, Jr menulis lagu yang dikenal dengan judul “We Three Kings of Orient Are,” yang menjadi salah satu lagu Natal (Christmas Carol) Amerika yang populer.

5. Relikui mereka berada di dalam Katedral Cologne Jerman

5 Fakta Majus, Peziarah dari Timur dalam Peristiwa Natalpotret kotak relikui yang diyakini berisikan relikui para Majus di dalam Katedral Cologne (Koln) Jerman (commons.wikimedia.org/Arminia)

Relikui atau bagian jasad yang diyakini milik para Majus saat ini disimpan di sebuah gereja katedral megah dan bersejarah yang bernama Katedral Cologne (Koln), sebuah mahakarya arsitektur Gotik yang terletak di jantung kota Cologne, Jerman. Dilansir Irishtimes, sejumlah sumber tradisi mengatakan bahwa tulang-belulang mereka ditemukan di Persia oleh Ratu Helena, Ibu dari Kaisar Konstantinus Agung, Kaisar Romawi Kristen pertama yang naik takhta Kekaisaraan Romawi di abad ke-4 M.

Ratu Helena lalu membawa relikui tersebut ke Konstantinopel, perjalanan waktu akhirnya membawa relikui para Majus tersebut hingga ke tempat persemayaman terakhir mereka di Katedral Cologne, Jerman yang ketika selesai dibangun merupakan salah satu katedral termegah dan tertinggi di Eropa pada masanya.

Kotak relikui para Majus di dalam Katedral Cologne tersebut terbuat dari emas dalam bentuk bangunan basilika sepanjang 1,5 m dengan tinggi serta lebarnya sekitar 1 m. Kotak relikui tersebut juga dihiasi oleh perunggu, gading dan batu permata yang sebagian didesain dan dirancang oleh pandai emas abad pertengahan Nicholas dari Verdun.

Arti penting relikui tersebut bagi banyak peziarah bukanlah hanya sekedar sebagai bukti saja namun sebagai iman (belief) mengenai kisah yang pernah dibawa para Majus tersebut dalam rangkaian indah peristiwa Natal ketika mereka bertemu dengan Yesus Kristus.

Kisah Natal selalu menjadi inspirasi bagi orang-orang yang mengimaninya. Jutaan umat peziarah telah berziarah ke tempat kelahiran Yesus Kristus dan pulang dengan membawa pengalaman iman baru dan damai di hati. Semoga dengan semangat dan inspirasi Natal dunia dapat menjadi semakin lebih damai ke depannya, ya!

Baca Juga: Sejarah Batak Mission, Misi Kristen untuk Orang Batak 

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka sejarah dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya