5 Fakta B-52, Pesawat Pengebom AS yang Mampir ke Indonesia

Armada termudanya berusia 60-an tahun

Sebagaimana diberitakan sejumlah media, pada tanggal 19 Juni 2023 lalu, dua armada pesawat pengebom (bomber) strategis antar benua milik Angkatan Udara AS (US Air Force) B-52 Stratofortress mendarat di Bandara Udara Kualanamu, Medan dengan pengawalan 3 jet tempur F-16 TNI AU. Adapun tujuan kehadiran 2 buah bomber strategis tersebut untuk melakukan gelaran latihan bersama dengan TNI AU. Ini merupakan kali pertama bomber  strategis tersebut mendarat di Indonesia.

Dilansir Boeing, B-52 Stratofortress merupakan pesawat pengebom strategis antar benua pertama yang dimiliki AU AS. Ditenagai oleh delapan mesin, B-52 memiliki kemampuan membawa senjata nuklir. Varian pertamanya B-52A terbang perdana di tahun 1954 dan varian terakhirnya adalah B-52H yang terbang perdana di tahun 1961, B-52H merupakan satu-satunya varian yang masih aktif di AU AS hingga hari ini dan masih akan beroperasi hingga beberapa dekade ke depan.

Ingin tahu lebih lanjut tentang B-52 pesawat pengebom AS strategis ini? Buat kamu pencinta armada pesawat unik, baca artikel ini sampai habis, ya. Berikut lima fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Pesawat pengebom buatan pabrikan Boeing

5 Fakta B-52, Pesawat Pengebom AS yang Mampir ke Indonesiapotret penerbangan perdana prototipe Boeing YB-52 Stratofortress di tahun 1952 (commons.wikimedia.org/AF GlobalStrike)

Bomber B-52 yang memiliki nama resmi Stratofortress merupakan pesawat pengebom buatan pabrikan aviasi ternama Boeing. Dilansir Boeing, sejarah B-52 dimulai pada tahun 1948 ketika desain pesawat bomber baru tersebut disetujui oleh Air Force’s Air Materiel Command. Setelah sejumlah pengujian dan penerbangan prototipe, dimulai produksi 13 buah varian pertama B-52, yaitu B-52A yang terbang perdana pada tahun 1954. Secara keseluruhan 744 buah pesawat B-52 dari varian A hingga varian H diproduksi Boeing dalam rentang waktu antara tahun 1952 hingga 1962.

Setiap varian B-52 membawa keunggulan dalam hal teknologi, jarak dan kemampuan. Dilansir Airforce, varian B-52H yang merupakan satu-satunya varian yang masih aktif di AU AS hingga hari ini merupakan pengebom berat yang mampu melakukan berbagai macam misi, mampu membawa senjata nuklir ataupun bom pintar konvensional lainnya. Secara teknis B-52 memiliki panjang 48,5 m, tinggi 12,4 m, rentang sayap 56,4 m serta mampu mengangkut bom hingga seberat 31,5 ton. B-52 mampu terbang dengan kecepatan subsonik tinggi pada ketinggian hingga 15.166.6 m (50.000 kaki).

2. Terlibat di konflik militer yang melibatkan AS dan sekutunya sejak tahun 1955

5 Fakta B-52, Pesawat Pengebom AS yang Mampir ke Indonesiapotret B-52F Stratofortress AU AS yang sedang menjatuhkan bom di perang Vietnam pada tahun 1960-an (commons.wikimedia.org/USAF)

Bomber B-52 merupakan salah satu legenda di dunia aviasi militer karena kiprahnya dalam konflik militer skala besar yang melibatkan AS dan sekutunya. Ia juga dikenal sebagai mesin perang ikonik AS dan salah satu simbol kekuatan militer AS di udara. Dilansir BBC, B-52 pernah terlibat dalam perang Vietnam, dua kali Perang Irak hingga perang di Afghanistan, yang artinya bomber tersebut telah terlibat di dalam peperangan sejak tahun 1955 hingga saat ini. Tidak banyak pesawat tempur yang terlibat dalam banyak peperangan seperti B-52.

Dilansir Airforce, dalam konflik konvensional B-52 dapat melakukan operasi pengeboman strategis, dukungan udara jarak dekat, serangan udara balasan ofensif hingga operasi maritim. Pada operasi "Desert Storm" tahun 1991 ketika pasukan multinasional melakukan operasi militer untuk mengusir pasukan Irak dari wilayah Kuwait yang didudukinya, armada B-52 menjatuhkan 40 persen bom dari keseluruhan bom yang dijatuhkan oleh kekuatan udara anggota pasukan koalisi. Selain itu B-52 juga efektif digunakan untuk pengawasan laut dan dapat membantu AL AS dalam operasi peletakan ranjau anti kapal. Dalam 2 jam B-52 dapat memonitor 364.000 persegi wilayah permukaan laut.

3. Armadanya pernah terbang 24 jam nonstop di era perang dingin 

https://www.youtube.com/embed/DMyVuQDi0RU

Salah satu fakta menarik dari pesawat bomber B-52 adalah pesawat pengebom strategis yang pernah beroperasi 24 jam nonstop pada periode tahun 1960-1968. Dilansir Airandspaceforces, pada tahun 1961 hingga 1968 Strategic Air Command  menggelar operasi bertajuk "Operation Chrome Dome" yang merupakan sebuah operasi kesiapan nuklir AU AS, dalam operasi tersebut armada B-52 membawa senjata termonuklir dan terbang bergantian nonstop selama 24 jam penuh, 7 hari dalam seminggu di udara.

Tujuan dari operasi tersebut adalah jika sewaktu-waktu Uni Soviet menyerang wilayah Amerika Serikat dengan nuklirnya, maka dengan armada pengebom strategis B-52 saat itu, pihak AS akan segera melakukan serangan nuklir balasan ke wilayah Uni Soviet. Untungnya hal tersebut tidak pernah terjadi. "Operation Chrome Dome"  berakhir di tahun 1968 menyusul sejumlah insiden kecelakaan B-52 yang membawa senjata nuklir. Kecelakaan pesawat pembawa nuklir bisa sangat berbahaya karena senjata nuklir yang dibawanya mengandung radioaktif dan harus sesegera mungkin diamankan.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik dari Pesawat Terbang, Burung Besi yang Besar!

4. Armada termudanya berusia 60-an tahun

5 Fakta B-52, Pesawat Pengebom AS yang Mampir ke Indonesiapotret B-52H Stratofortress AU AS dari wing pengebom ke-2 dengan senjata yang mampu diusungnya (commons.wikimedia.org/Robert J. Horstman)

Sebagaimana telah dijelaskan, B-52H merupakan satu-satunya varian yang masih aktif di AU AS. Dilansir Boeing, produksi terakhir dari B-52 terjadi di tahun 1962, yang artinya, armada termudanya berusia 61 tahun saat ini. Dengan fakta tersebut, B-52H merupakan salah satu bomber paling tua di dunia yang masih aktif beroperasi saat ini. Dilansir BBC masih ada sekitar 85 pesawat B-52H yang masih aktif di AU AS.

Sejumlah upgrade teknologi yang ditambahkan membuat bomber ini mampu menjawab tantangan kebutuhan pertahanan modern sehingga masih akan menjadi salah satu andalan militer AS hingga beberapa dekade ke depan meskipun AU AS telah memiliki bomber strategis yang lebih modern seperti: B1B-Lancer, B-2 Spirit dan yang terbaru B-21 Raider.

Rentang waktu operasional yang panjang bagi armada B-52 telah menciptakan kisah dan sejarahnya sendiri. Dilansir Dailymail, terdapat kisah unik dari armada B-52 ini, tiga generasi keluarga yang terdiri dari kakek, ayah dan anak pernah menjadi pilot bomber B-52 ini.

5. Akan mendapat upgrade mesin baru dan peralatan baru 

5 Fakta B-52, Pesawat Pengebom AS yang Mampir ke Indonesiapotret dua pesawat bomber strategis AU AS: B-52 Stratofortress (kiri) dan B-2 Spirit (kanan) yang sedang terbang formasi (commons.wikimedia.org/Sgt Samuel Rogers)

Dilansir Popularmechanics, B-52H akan mendapatkan upgrade mesin baru yang lebih modern dan powerful yaitu Rolls-Royce F130. Mesin baru tersebut akan membuat B-52 semakin efisien dalam pemakaian bahan bakar, menambah daya jangkau serta membuat performa tempurnya tetap prima. 

Selain mesin, B-52H juga akan mendapatkan upgrade pada sistem senjata yang memungkinkannya membawa rudal hipersonik baru, sistem radar yang jauh lebih peka dalam melakukan tracking dan penilaian ancaman serta sistem komunikasi yang canggih. Setelah semua upgrade tersebut selesai dilakukan dalam beberapa tahun mendatang B-52 H akan segera mendapat kode varian baru yaitu B-52J yang lebih canggih dari varian sebelumnya.

Meski saat ini pesawat-pesawat tempur siluman (stealth) dan teknologi drone militer nirawak mulai banyak menunjukkan kemampuannya di medan laga, namun pihak AU AS masih belum mau mengucapkan selamat tinggal kepada bomber B-52, sang "jago tuanya". Kehadiran B-52 pesawat pengebom AS di medan laga masih menggentarkan pihak lawannya. Sebab, mesin perang ikonik tersebut selalu membawa pesan kuat militer AS yang dapat dibaca secara langsung oleh pihak yang menjadi seterunya.

Baca Juga: Tak Disangka! Ukraina Punya 3 Pesawat Pengebom Strategis Sisaan Soviet

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya