Duh, Seram! Ini yang Akan Terjadi Kalau Bumi Tiba-tiba Berhenti Berputar

Apa yang terjadi jika kita sedang dalam sebuah mobil yang bergerak cepat, lalu tiba-tiba sang supir menginjak rem mendadak? Tentu saja, tubuh kita akan terlempar ke depan akibat inersia yang ditimbulkan. Hal yang sama juga akan terjadi pada tubuh kita jika bumi tiba-tiba berhenti berotasi, namun kali ini gaya yang ditimbulkan akan jauh lebih dahsyat!

Di kawasan ekuator misalnya, kecepatan linear bumi dapat mencapai 1670 kilometer per jam. Jika rotasi bumi tiba-tiba berhenti dalam hitungan detik, seluruh manusia di permukaan bumi akan langsung terlempar ke sisi timur dalam kecepatan yang sama. Tubuh kita akan dihempaskan dengan percepatan hingga 47 kali gravitasi bumi, lalu membentur segala macam objek yang ada di sisi timur kita. Rasanya sulit untuk membayangkan bagaimana kita bisa selamat dari kondisi ini.
 

Jika kamu berpikir bisa selamat dari kejadian pertama, mungkin nasib kamu tidak akan sama di efek selanjutnya. Selain tubuh manusia, benda-benda lain di permukaan bumi juga akan terlempar ke sisi timur secara tiba-tiba akibat efek inersia yang ditimbulkan oleh deselerasi bumi; termasuk air dan udara! Akibatnya kita akan dihadapkan pada hembusan angin super dahsyat yang sanggup menghancurkan apapun yang dilewatinya, disusul oleh tsunami raksasa beberapa menit kemudian. Duh, ngeri banget ya!
 

Dua skenario di atas mungkin memang tidak terlalu terasa di kedua kutub bumi. Hal ini disebabkan oleh kecepatan linear rotasi bumi di kawasan ini jauh lebih lambat bila dibandingkan dengan kawasan ekuator, sehingga gaya inertia yang dihasilkan pun lemah. Namun, hal ini bukan berarti kawasan ini benar-benar aman lho!

Rotasi bumi menyebabkan bentuk bumi yang menggembung di bagian ekuator, sehingga kawasan kutub bumi pun lebih 21 km lebih dekat dengan inti bumi bila dibandingkan dengan daerah tropis. Jika rotasi ini berhenti, daya gravitasi akan menarik seluruh air di lautan ke dua bagian kutub dan menciptakan samudra baru yang super luas. Sebagai gantinya, bagian tengah bumi akan berubah menjadi superkontinen yang miskin air.

Berhentinya rotasi bumi juga berarti berhentinya siklus siang-malam di planet ini. Bagi makhluk-makhluk yang selamat dari 3 kejadian di atas, hal ini mungkin tidak terlalu mengganggu di beberapa hari pertama pasca berhentinya rotasi bumi. Namun selang beberapa waktu, barulah mereka menyadari betapa pentingnya kedua siklus tersebut bagi kehidupan di bumi.

Akibat berhentinya siklus siang-malam, satu sisi bumi akan terus menghadap ke matahari dan menyebabkan peningkatan suhu secara terus menerus, hingga akhirnya mencapai titik yang ekstrem. Sementara itu, sisi bumi lainnya akan mengalami malam panjang yang menyebabkan penurunan suhu hingga titik yang ekstrem. Pada akhirnya, dua sisi bumi ini akan menjadi ladang tandus yang tidak bisa ditinggali makhluk hidup sama sekali.

Jika kamu masih mengira bisa bertahan hidup dari skenario keempat dengan tinggal di antara dua sisi bumi yang ekstrem tersebut, skenario yang satu ini akan memastikan kepunahan makhluk hidup dari permukaan bumi. Seperti yang kita tahu, pergerakan inti cair bumi menciptakan efek dinamo yang membantu terbentuknya medan magnet di atmosfer. Medan magnet ini senderi berperan penting dalam menangkal radiasi kosmik yang dapat membunuh seluruh makhluk hidup yang tinggal di bumi.

Nah jika bumi berhenti berotasi, medan magnet ini pun akan musnah dalam waktu singkat. Radiasi luar angkasa akan langsung bebas memasuki atmosfer bumi dan menghajar seluruh sel di tubuh kita. Dalam waktu singkat, semua makhluk akan mati akibat keracunan radiasi akut yang ditandai dengan kegagalan metabolisme total di seluruh bagian tubuh.

Meskipun seluruh skenario ini terlihat mengerikan, rupanya masih ada satu jenis makhluk yang diperkirakan masih bisa bertahan hidup setelah bumi berhenti berotasi. Untuk bisa melakukannya, makhluk unik ini harus bisa bertahan hidup meskipun mengalami kekeringan dan kelaparan selama bertahun-tahun. Selain itu, makhluk ini juga harus mampu menahan radiasi kosmik yang luar biasa berbahaya bagi spesies-spesies lain di permukaan bumi. Wah, kira-kira makhluk seperti apa ya yang bisa melalui semua cobaan tersebut?

Jawabannya adalah tardigrada, sejenis hewan mikroskopis yang biasanya hidup di habitat akuatik. Hewan sering dijadikan objek percobaan di berbagai kondisi ekstrem seperti pemanasan, pembekuan, paparan radiasi, hingga dilemparkan ke ruang hampa. Dengan kemampuan hidup yang fantastis, para ilmuwan pun menobatkannya sebagai spesies dominan yang akan menguasai bumi jika seluruh hewan lain telah musnah ditelan bencana.

Nah, begitulah sedikit gambaran tentang beberapa hal yang akan terjadi jika bumi berhenti berotasi. Tidak perlu khawatir, peluang berhentinya rotasi bumi secara mendadak sangatlah kecil, bahkan mungkin hampir tidak ada sama sekali. Namun, setidaknya gambaran ini bisa meningkatkan rasa syukur kita terhadap hukum-hukum alam yang berlaku sedemikian rupa untuk mendukung kehidupan kita di muka bumi.