6 Persepsi Salah tentang Skandinavia yang Harus Diketahui

Sisi gelap di balik kemegahannya

Skandinavia adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan kumpulan beberapa negara besar di Eropa Utara seperti Denmark, Swedia, Norwegia, Islandia, dan Finlandia. Mereka diagung-agungkan karena kesuksesannya mendapatkan gelar negara dengan penduduk paling bahagia, sistem pendidikan paling bagus, sistem jaminan sosial dan kesehatan yang berpihak pada rakyat, bahkan seni desain dan musiknya dianggap punya pengaruh besar di dunia.

Namun, ada beberapa kesalahan persepsi nih yang ternyata tidak banyak diketahui orang tentang negara-negara Skandinavia tersebut. Benarkah mereka adalah surga dunia?

1. Menganut sistem sosialisme 

6 Persepsi Salah tentang Skandinavia yang Harus DiketahuiUnsplash/Simon Williams

Banyak orang yang beranggapan bahwa negara-negara Skandinavia menganut paham sosialis. Di mana paham tersebut memungkinkan aset-aset penting dikuasai sepenuhnya oleh negara. Padahal di Skandinavia hal itu sama sekali tidak terjadi, mereka sangat kapitalis dari segi ekonomi. Tidak ada batasan-batasan berarti bagi para pebisnis dan investor untuk mengembangkan bisnis mereka. 

Ilusi bahwa mereka negara sosialis tercipta karena jaminan sosial dan fasilitas umum yang kualitasnya baik serta adil. Triknya adalah mereka menetapkan pajak yang tinggi pada pebisnis yang nantinya dimanfaatkan untuk memberikan jaminan sosial pada rakyatnya. Pemerintah juga tidak pernah ikut campur dalam penetapan gaji minimum untuk pekerja, semuanya ditentukan oleh kesepakatan pihak perusahaan dengan persatuan para pekerja. Bukan sosialis, lebih tepatnya negara Skandinavia menganut sistem pemerintahan demokrasi sosial atau compassionate capitalism

2. Penduduknya paling bahagia di dunia

6 Persepsi Salah tentang Skandinavia yang Harus DiketahuiUnsplash/Rūta Celma

Setidaknya gelar ini menimbulkan perdebatan sengit. Banyak penulis dan pengamat yang mencoba mencari tahu penyebab orang-orang Skandinavia bisa sebahagia itu. Ada beberapa fakta menarik di balik hal itu. Menurut data yang dipublikasikan oleh Guardian dan BBC, Denmark menjadi negara dengan konsumsi alkohol terbesar, Islandia adalah negara pengonsumsi obat anti depresan terbesar diikuti Denmark.

Denmark juga jadi negara yang jam kerjanya paling rendah, tetapi jaminan sosial dari pemerintah terus berlaku bahkan untuk orang yang harus cuti karena sakit atau kena PHK. Mungkin itu beberapa faktor yang menyebabkan mereka bahagia. Banyak juga yang beargumen bahwa kebahagiaan orang-orang Skandinavia lebih didorong oleh faktor materi daripada psikologi. 

Baca Juga: 5 Tips Menciptakan Hunian Berkonsep Skandinavia dengan Mudah, Cobain! 

3. Semua penduduknya makmur 

6 Persepsi Salah tentang Skandinavia yang Harus DiketahuiUnsplash/Evelyn Paris

Meski kesenjangan pendapatan di negara-negara tersebut jauh berkurang sejak awal abad 20. Namun, mereka ternyata memiliki sejarah kelam yang identik dengan xenophobia. Hingga tahun 2015, para imigran yang tinggal di Skandinavia mengaku mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensi mereka. Banyak yang akhirnya menganggur atau menempati posisi-posisi rendah. Menurut data Statista, Denmark juga jadi negara dengan rasio hutang pribadi atau rumah tangga penduduknya tertinggi di Eropa.

4. Negara yang ramah lingkungan 

6 Persepsi Salah tentang Skandinavia yang Harus DiketahuiUnsplash/Susan Yim

Ironisnya meski mereka sangat gencar mengampanyekan penggunaan energi terbarukan, banyak dari negara-negara ini yang jadi eksportir energi fossil. Berdasarkan data dari Norwegia dan Swedia misalnya dikenal sebagai negara yang memegang saham atas perusahaan-perusahaan di bidang energi fossil seperti batu bara dan minyak bumi. Baru tahun lalu, mereka mempublikasikan keinginan mereka untuk menjual sahamnya dan beralih menginvestasikan dana ke energi yang lebih bersih. 

Dilansir dari Al Jazeera pada akhir 2019, Norwegia menjadi salah satu negara penghasil emisi gas CO2 terbesar di dunia. Tak heran jika mereka masuk papan bawah dalam daftar Sustainable Development Index. Bukan dari sektor konsumsi energi saja, emisi gas ini juga dihasilkan dari peternakan. Mengingat negara-negara Skandinavia adalah konsumen daging yang lumayan besar. 

5. Menjunjung tinggi batasan personal

6 Persepsi Salah tentang Skandinavia yang Harus DiketahuiUnsplash/Magnus Östberg

Persepsi ini tidak sepenuhnya salah mengingat banyak orang Skandinavia yang mengamininya. Mereka lebih senang sendiri, tidak suka basi-basi, dan menghindari perdebatan. Namun, sebuah artikel in-depth dari BBC ternyata membuka sebuah fakta mencengangkan. Ternyata banyak penduduk muda usia 18-23 tahun di sana yang mulai merasakan tanda-tanda depresi karena isolasi dan kurangnya interaksi sosial. Bahkan di Finlandia, sepertiga dari alasan kematian utama penduduk muda adalah bunuh diri. 

Walaupun batasan personal sangat diperlukan, utamanya untuk menghindari orang-orang yang bersikap toksik pada kita. Mengisolasi diri terlalu lama ternyata juga tidak sepenuhnya dibenarkan. 

6. Negara yang menarik bagi imigran 

6 Persepsi Salah tentang Skandinavia yang Harus DiketahuiUnsplash/Charley Litchfield

Dari survei yang dirilis Business Insider, ternyata banyak imigran yang tidak bahagia saat hidup di negara-negara Skandinavia. Imigran sesama Eropa merasakan kesulitan untuk berteman. Hal ini tidak ada apa-apanya dibanding imigran non-Eropa yang memiliki perbedaan ciri fisik mencolok, banyak data yang menyebutkan bahwa kesulitan mereka meliputi susahnya mendapat kerja sesuai kualifikasi yang sudah dikantongi hingga rentan jadi korban kekerasan. 

Baca Juga: 5 Serial Netflix Asal Skandinavia yang Patut Ditonton

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya