Kenapa Buaya Diklasifikasikan Sebagai Reptil dan Bukan Amfibi?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat masih duduk di bangku sekolah, kita diajari bahwa hewan diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas, yaitu pisces, amfibi, reptil, aves, dan mamalia. Banyak dari kita mungkin pernah mengira bahwa buaya masuk ke dalam kelompok amfibi. Alasannya, buaya dapat hidup di darat maupun air, yang merupakan karakteristik khas amfibi. Namun, ternyata, buaya termasuk dalam golongan reptil.
Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa buaya diklasifikasikan sebagai reptil dan bukan amfibi? Untuk menjawab rasa penasaranmu, simak pembahasan berikut ini.
1. Asal muasal reptil
Sebenarnya, reptil dan amfibi berkerabat dekat. Reptil berevolusi dari amfibi yang kemudian menjadi kelas yang terpisah. Karenanya, tak mengherankan jika reptil dan amfibi memiliki banyak kesamaan ciri fisik yang membuat manusia sering bingung dalam mengklasifikasikan keduanya.
Diterangkan laman Animal Wised, asal usul reptil dapat ditelusuri kembali ke sekitar 312 juta tahun yang lalu. Salah satu adaptasi evolusioner penting yang memungkinkan reptil menjadi mandiri dari lingkungan akuatik adalah perkembangan telur dengan cangkang pelindung. Inovasi ini memungkinkan reptil bertelur di lahan kering dan tidak lagi bergantung pada air untuk reproduksi.
2. Buaya berdarah dingin
Semua reptil berdarah dingin. Buaya adalah organisme berdarah dingin yang tidak dapat mengatur suhu internalnya seperti mamalia, dijelaskan Reptile School.
Karena alasan ini, buaya bergantung pada sumber eksternal untuk mengatur suhu tubuhnya. Namun, fakta bahwa buaya berdarah dingin tidak cukup membuatnya diklasifikasikan sebagai reptil. Pasalnya, amfibi juga berdarah dingin. Oleh karena itu, kamu harus melihat faktor lain untuk menentukan apakah buaya termasuk reptil atau bukan.
3. Buaya bernapas melalui paru-paru
Karena buaya bersisik dan berkulit kering, mereka bernapas menggunakan sepasang paru-paru, dikutip dari A-Z Animals. Sementara, amfibi dapat bernapas menggunakan paru-paru atau melalui kulitnya yang basah.
Buaya menghirup oksigen dengan cara yang sama seperti manusia. Reptil ini memiliki jantung empat bilik yang memompa darah berisi oksigen ke seluruh tubuhnya. Buaya memiliki adaptasi untuk bertahan di bawah air selama satu jam atau lebih. Saat berada di dalam air, detak jantung buaya dapat melambat menjadi 2-3 detak per menit dan menghemat energi, tidak membutuhkan banyak oksigen.
Baca Juga: Sering Disebut Buaya Darat? Kalian Harus Bangga! 6 Sifat Lembut Buaya
4. Buaya memiliki sisik di kulitnya
Editor’s picks
Buaya diklasifikasikan sebagai reptil karena memiliki sisik pada kulitnya, sama seperti reptil pada umumnya. Lain halnya dengan amfibi yang memiliki kulit berlendir dan basah.
Diterangkan Wildlife Explained, buaya memiliki sisik keras yang melindunginya dari pemangsa dan buaya lainnya. Sisiknya tumpang tindih dan terbuat dari keratin, yaitu zat yang sama seperti yang ada pada rambut dan kuku.
5. Buaya berganti kulit
Reptil berganti kulit secara berkala, begitu pula dengan buaya. Ini tidak dapat dilakukan amfibi karena memiliki kulit berlendir dan lembap.
Diterangkan A-Z Animals, buaya tidak mengganti semua kulinya sekaligus, melainkan melepaskan satu atau beberapa sisik dalam satu waktu. Sementara, beberapa reptil lain, seperti ular, akan mengganti seluruh kulitnya dalam waktu bersamaan.
6. Otot rahang besar dan kuat
Otot rahang reptil telah berevolusi menjadi lebih kuat dan tangguh. Diterangkan Animal Wised, evolusi rahang ini memungkinkan reptil menangkap dan menghancurkan mangsanya secara efektif.
Di sisi lain, otot rahang amfibi tidak sekuat reptil.
7. Buaya menetas dari telur yang keras
Reptil menetas dari telur yang memiliki lapisan pelindung luar, seperti cangkang. Anak reptil biasanya merupakan versi mini dari reptil dewasa, yang siap lepas landas di dunia.
Sementara, amfibi menetas dari telur seperti jeli yang transparan. Tukik amfibi biasanya tidak terlihat seperti amfibi dewasa.
Diterangkan Shedd Aquarium, sebagian besar amfibi melalui metamorfosis. Mereka berubah dari hewan air yang bernapas melalui insang menjadi hewan dewasa yang mungkin memiliki insang atau paru-paru.
Wajar jika awalnya kamu bingung dalam mengklasifikan suatu hewan ke dalam kelas reptil atau amfibi, mengingat reptil adalah evolusi dari amfibi, yang membuat keduanya memiliki banyak kesamaan. Namun, ada banyak karakter khas reptil yang dimiliki oleh buaya, yang membuatnya diklasifikasikan sebagai reptil.
Baca Juga: 5 Fakta Nano-Chameleon, Diduga Reptil Terkecil di Dunia