7 Hewan yang Mengalami Pergantian Kulit, Prosesnya Indah
ilustrasi cicada berganti kulit (pixabay.com/Ryzen5)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kulit merupakan organ tubuh paling luas pada manusia. Selama hidupnya, manusia terus melepaskan lapisan terluar kulit dan membiarkannya beregenerasi dengan yang baru. Hanya saja, regenerasi kulit manusia berlangsung secara lambat dan kita tidak melihatnya.
Sama seperti manusia, beberapa hewan juga mengalami pergantian kulit. Perbedaannya dengan manusia adalah, bagi beberapa hewan, pergantian kulit merupakan proses luar biasa di mana mereka melepaskan seluruh kulit dalam satu waktu. Pergantian kulit ini memungkinkan hewan untuk tumbuh dan menghilangkan parasit eksternal yang berpotensi berbahaya.
Kali ini, kamu akan diajak menengok beberapa hewan yang mengalami pergantian kulit luar biasa. Berikut ini informasinya yang dirangkum dari laman Wildlife Informer dan AZ Animals.
1. Ular
ilustrasi ular berganti kulit (pixabay.com/sipa)Ular berganti kulit saat tumbuh. Proses ganti kulit lebih sering terjadi saat muda dan melambat saat ular tumbuh dewasa. Ular mengalami pergantian kulit empat sampai 12 kali per tahun. Tepat sebelum berganti kulit, kulit ular mulai berubah warna dan kusam.
Saat akan berganti kulit, kulit lama akan menjadi kencang. Selanjutnya, ular akan menggosok kepalanya pada sesuatu yang kasar, seperti batu atau kayu, untuk membuat robekan kecil di kulit.
Setelah kulit lama retak, ular akan memulai proses ganti kulit dengan merangkak keluar dari kulit lama. Pada proses ini, biasanya ular akan bersembunyi di lingkungan yang lembap. Setelah bebas dari kulit lama, warna ular akan berubah menjadi cerah.
2. Kepiting
ilustrasi kepiting (pixabay.com/Hucklebarry)Kepiting adalah invertebrata dengan kerangka luar yang keras, yang biasa disebut sebagai cangkang. Kerangka luar ini bersifat keras dan tidak fleksibel, dan kepiting harus melepaskan kerangka luarnya agar bisa tumbuh.
Cangkang menjadi perlindungan utama kepiting terhadap pemangsa, sehingga pergantian cangkang menjadi pengalaman yang berbahaya bagi kepiting. Selain itu, karena cangkang baru kepiting lunak dan lentur, mereka akan bersembunyi sementara hingga cangkang baru mereka mengeras, yang mungkin membutuhkan waktu berhari-hari.
3. Laba-laba
ilustrasi laba-laba (Pexels.com/KarolinaGrabowska)Seperti kepiting, laba-laba juga merupakan invertebrata dengan kerangka luar. Laba-laba harus melepaskan kerangka luarnya beberapa kali sepanjang hidupnya sebagai bagian dari pertumbuhan. Selama proses pergantian kulit, laba-laba akan bersembunyi untuk melindungi mereka dari pemangsa lain.
Saat berganti kulit, laba-laba tidak hanya mendapatkan kulit luar yang baru, tetapi juga memungkinkan laba-laba untuk meregenerasi anggota tubuhnya yang lain. Anggota badan yang diregenerasi selama meranggas akan tampak lebih kecil dan lebih lemah dari anggota badan lainnya.
Baca Juga: 7 Fakta Hewan Nokturnal, Tak Sekadar Bangun di Malam Hari
4. Cicada
Editor’s picks
ilustrasi cicada berganti kulit (pixabay.com/Ryzen5)Ada lebih dari 3.000 spesies cicada yang menghuni planet bumi, dan sebagian besar lebih menyukai bagian bumi dengan iklim tropis. Salah satu hal menarik dari cicada adalah mereka melepaskan kerangka luar pada tahap nimfa agar dapat berubah menjadi serangga dewasa bersayap yang lebih besar.
Siklus hidup cicada sangat panjang dan menarik, dengan tahap nimfa yang berlangsung bertahun-tahun. Beberapa spesies cicada bahkan hidup hingga usia 17 tahun yang sebagian besar dihabiskan dalam tahap nimfa yang hidup di bawah tanah. Ketika tiba waktunya untuk berganti kulit dan menjadi bentuk dewasanya, nimfa merangkak keluar dari tanah dan naik ke permukaan vertikal seperti pohon dan tiang pagar untuk mengganti seluruh kulitnya.
5. Belalang
ilustrasi belalang berganti kulit (pixabay.com/BarbeeAnne)Belalang dapat hidup selama sekitar satu tahun. Mereka mengalami tahap telur, nimfa, hingga dewasa. Selama fase nimfa, belalang berganti kulit lima hingga enam kali. Namun, tidak seperti hewan lain yang berganti kulit sepanjang hidupnya, belalang menghentikan proses ganti kulit saat mereka mencapai usia dewasa.
Belalang memiliki hormon yang memberi sinyal bahwa mereka perlu melepaskan kerangka luarnya untuk mengakomodasi massanya yang meningkat. Selama proses ganti kulit, belalang akan mengisap udara, meningkatkan kerangkanya, dan memecahkan kerangka lama.
6. Katak
ilustrasi katak (pixabay.com/12019)Kulit katak akan mengeras seiring waktu, dan mereka harus melepaskan kulit lama sebelum benar-benar mengeras. Pasalnya, jika kulit katak dibiarkan mengeras, hewan itu tidak bisa mendapatkan cukup oksigen.
Ketika saat untuk berganti kulit tiba, katak akan mengambil posisi meringkuk yang menciptakan robekan pada kulit lama. Katak kemudian meregang dan kulit tua terbelah hingga terkelupas seluruhnya.
Setelah kulit lama terlepas, katak akan memakannya. Ini penting untuk memulihkan nutrisi yang hilang selama ganti kulit. Setelah ganti kulit, pola dan warna katak akan menjadi sangat cerah.
7. Ulat
ilustrasi ulat ganti kulit (pixabay.com/jonleong64)Ulat berganti kerangka luarnya empat hingga lima kali selama tahap pertumbuhan. Selama proses ganti kulit, ulat akan melebarkan tubuhnya hingga melampaui kerangka luarnya, membelah lapisan luar, dan merangkak keluar.
Proses ini penting karena ulat meningkatkan massa tubuhnya hingga 1.000 kali lipat. Selama periode ganti kulit, ulat mengonsumsi sejumlah besar makanan. Sepanjang hidupnya, ulat mengonsumsi makanan hingga 27 ribu kali berat tubuhnya, yang sebagian besar selama tahap ganti kulit.
Sudah jelas, ganti kulit bukan hanya proses yang menakjubkan, tapi juga penting untuk kelangsungan hidup hewan-hewan. Kamu sendiri, pernahkah melihat proses ganti kulit pada hewan? Kalau pernah, hewan apa saja yang pernah kamu saksikan dan bagaimana kesanmu terhadapnya?
Baca Juga: 7 Fakta Unik Angsa Kanada, Hewan Setia dan Tak Kenal Takut
Berita Terkini Lainnya
