Tak Selalu Benar, Ini 5 Kesalahan Besar Albert Einstein dalam Fisika

Meskipun begitu, kecerdasan dan jasanya tetap luar biasa

Albert Einstein telah berhasil mengubah dunia 100 tahun yang lalu dengan memublikasikan teorinya tentang relativitas umum, yang sekarang menjadi pusat fisika modern, alasan keberadaan satelit GPS, dan internet seluler.

Karena teori tersebut pula, Einstein menjadi ilmuwan paling terkenal dalam sejarah. Einstein juga dikenal sebagai salah satu manusia paling cerdas karena berhasil menjelaskan berbagai teori, utamanya tentang fisika.

Tetapi, walaupun Einstein memiliki kecerdasan yang tidak diragukan, bukan berarti dia adalah orang yang sempurna dan luput dari kesalahan. Sebagai manusia, Einstein juga pernah membuat kesalahan dan kekeliruan dalam perjalanannya sebagai ilmuwan.

Mari, kita kupas apa saja kesalahan yang pernah dilakukan Albert Einstein di bidang fisika selama hidupnya.

1. Konstanta kosmologis

Tak Selalu Benar, Ini 5 Kesalahan Besar Albert Einstein dalam Fisikaunsplash.com/Alexander Andrews

Ketika Einstein menyusun teorinya tentang gravitasi, yaitu relativitas umum, Einstein membutuhkan sedikit faktor fudge. Pada waktu itu, semua orang berasumsi bahwa alam semesta itu statis dan tidak berubah, tetapi persamaan yang dibuat Einstein tetap tidak sesuai. Untuk membuatnya sesuai dengan data, dia menambahkan sebuah faktor ke dalam persamaan yang diberi nama konstanta kosmologis.

Dalam beberapa dekade kemudian, saat diketahui bahwa alam semesta benar-benar mengembang, konstanta kosmologis Einstein dipertanyakan kegunaannya. Bahkan, menurut Discover Magazine, Einstein sendiri menganggapnya sebagai blunder terbesarnya.

Kendati demikian, kesalahan Einstein pun sebenarnya informatif. Konstanta ini diperkirakan berhubungan dengan laju perluasan alam semesta dan energi gelap. Tapi, semua konsep ini masih menjadi perdebatkan.

2. Menolak gagasan bagaimana gravitasi dapat membelokkan cahaya

Tak Selalu Benar, Ini 5 Kesalahan Besar Albert Einstein dalam Fisikaastronomy.com

Medan gravitasi di sekitar objek membelokkan gelombang cahaya saat cahaya melewati objek tersebut. Semakin besar benda, maka semakin besar pula sinar cahaya di sekitarnya dibelokkan. Efek ini disebut pelensaan gravitasi dan merupakan cara terbaik untuk mengukur massa benda yang sangat besar dan jauh.

Efek ini juga memperbesar gambar objek yang sangat jauh, sehingga para astronom dapat mengamatinya dari Bumi. Para astronom juga menggunakan lensa gravitasi untuk memetakan dark matter di alam semesta.

Tapi, dilansir situs Business Insider, Einstein mengira pelensaan gravitasi akan terlalu kecil untuk dilihat. Sehingga dia menolak gagasan itu karena mengira gagasan tersebut tidak berguna. Penolakan gagasan ini dinilai sebagai kesalahan Einstein yang sangat serius, mengingat betapa pentingnya teknik tersebut jika digunakan saat ini.

Baca Juga: 10 Quotes Pilihan dari Einstein untuk Kamu Renungkan Lebih Dalam

3. Implikasi dari teorinya sendiri

Tak Selalu Benar, Ini 5 Kesalahan Besar Albert Einstein dalam Fisikapexels.com/JESHOOTS.com

Einstein memang terkenal akan kemampuan berpikirnya yang luar biasa, bahkan benar-benar merevolusi fisika hanya dengan berpikir keras tentangnya. Sehingga, banyak teori Einstein tentang alam semesta adalah hasil eksperimen pemikirannya yang cerdas. Namun, berkali-kali dalam hidupnya, dia menolak implikasi dari karyanya.

Misalnya, dirangkum dari laman Astronomy, Einstein pernah menolak gagasan bahwa alam semesta pada dasarnya memiliki kecenderungan acak. Einstein juga tidak peduli dengan gagasan lubang hitam, yang merupakan akibat alami dari relativitas umumnya. Juga, Einstein pernah dengan mantap mengatakan bahwa mustahil untuk mengamati fenomena alam semesta secara langsung.

4. Gelombang gravitasi

Tak Selalu Benar, Ini 5 Kesalahan Besar Albert Einstein dalam Fisikaspace.com

Einstein telah mendemonstrasikan bahwa materi dapat melengkungkan ruang, berarti materi yang bergerak di sekitar ruang akan menciptakan gelombang, sama seperti ketika menjatuhkan batu di danau menciptakan riak.

Dilansir laman Nature, gagasan riak di ruang waktu tampaknya terlalu dibuat-buat bagi Einstein. Terlebih lagi, ketika dia mencoba membuat persamaan matematika untuk menggambarkan bagaimana gelombang gravitasi bekerja, dia tidak dapat melakukannya. Akhirnya, Einstein menolak gagasan gelombang gravitasi dan hampir mempublikasikan makalah yang berisi kesalahan besar itu.

Beruntung, ilmuwan lain melihat kesalahan tersebut sebelum makalahnya dicetak. Einstein kemudian memperbaiki rumus gelombang gravitasi dan menerbitkan versi yang dikoreksi yang menunjukkan bahwa gelombang tersebut memang ada.

5. Menolak mekanika kuantum

Tak Selalu Benar, Ini 5 Kesalahan Besar Albert Einstein dalam Fisikapixabay.com/geralt

Penelitian tentang efek fotolistrik yang membuat Einstein mendapatkan Penghargaan Nobel pada tahun 1921 sangat berperan dalam pengembangan mekanika kuantum. Tetapi, Einstein sangat meragukan mekanika kuantum.

Sifat aneh mekanika kuantum menunjukkan bahwa partikel dapat berada dalam dua keadaan berbeda pada saat yang sama, dan dapat mengirim informasi satu sama lain lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Banyak fisikawan yang mempelajari mekanika kuantum awalnya tidak sepenuhnya memahami sifat mekanika kuantum.

Tapi, semakin ke sini dapat dibuktikan bahwa mekanika kuantum itu nyata. Jadi, kegagalan Einstein untuk menerima teori mekanika kuantum mungkin merupakan kesalahan yang besar.

Terlepas dari semua kesalahan yang telah dilakukan Einstein, dirinya masih dianggap sebagai salah satu ilmuwan paling cerdas dan berpengaruh sepanjang masa. Lagipula, adalah hal biasa melakukan beberapa kesalahan sebelum akhirnya dapat merevolusi suatu bidang. Terlebih, Einstein bukan satu-satunya ilmuwan yang pernah melakukan kesalahan saat mencari gagasan tentang suatu ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Gak Hanya Albert Einstein, Ini 7 Ilmuwan dengan Penemuan Luar Biasa

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya