5 Benda Organik di Rumah yang Tidak Bisa Dibuat Kompos
![5 Benda Organik di Rumah yang Tidak Bisa Dibuat Kompos](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2023/02/compost-ga7864d23c-1920-ef3bfbe7c1d7d20225d07593e6eed267_600x400.jpg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kompos merupakan penyedia unsur-unsur hara yang penting bagi tanaman untuk tumbuh. Kompos dapat berasal dari benda seperti sampah makanan hingga sampah rumah tangga. Mengompos menjadi salah satu cara mengurangi limbah yang dibuang ke TPA.
Bahan-bahan pembuat kompos biasanya terdiri dari benda organik yang kemudian mengalami pelapukan menjadi tanah. Sayangnya tidak semua barang organik bisa dijadikan kompos, terlepas dari warna dan ciri material. Berikut beberapa benda organik yang tidak dapat dijadikan kompos.
Baca Juga: 22 Persen Sampah Organik di Kudus Diubah Jadi Kompos
1. Tanaman sakit dan beracun
Meskipun semua jenis tanaman itu biodegradable dan organik. Namun, tidak serta merta bisa dijadikan kompos. Bahan-bahan pembuat kompos harus mengandung nutrisi yang baik dan aman bagi mikrooorganisme dan pengurai. Dari sana, proses pengomposan bisa menghasilkan pupuk yang berkualitas.
Tanaman sakit dan beracun bukanlah benda yang direkomendasikan untuk pembuatan pupuk. Meskipun tanaman sudah kering, tanaman yang sakit misalnya terkena jamur masih menyimpan bakteri jamur. Begitu juga tanaman beracun masih mengandung zat yang mampu membunuh dekomposer.
Tanaman yang pernah disemprot pestisida juga berbahaya, karena residu pestisida masih melekat pada daun. Ini bisa menyebabkan pengurai mati yang bisa menghambat proses penguraian. Jadi, ada baiknya jika memilih daun-daun atau rumput-rumput yang lebih familiar untuk bahan pembuatan kompos.
2. Kotoran anjing dan kucing
Kita mengenal kompos yang berasal dari kotoran hewan seperti kelinci, kambing, atau sapi. Kotoran dari hewan herbivora dapat dibuat kompos dengan baik karena makanan mereka berasal dari tumbuhan. Hewan-hewan tersebut cenderung mengeluarkan kotoran yang mengandung unsur hara yang baik untuk membantu media tanam lebih gembur.
Berbeda dengan anjing dan kucing yang cenderung memakan daging. Melansir thespruce.com kotoran mereka juga mengandung bakteri dan parasit yang tidak hanya berbahaya bagi manusia tapi juga pada mikroorganisme dan pengurai saat proses pengomposan.
Kotoran hewan peliharaan seperti anjing dan kucing memang bisa dijadikan kompos. Tapi akan membutuhkan waktu pengomposan dan penguraian yang lebih lama. Di samping mengandung bakteri berbahaya, nutrisinya juga terlalu asam sehingga tidak cocok dijadikan kompos tanaman. Saat mengompos sebaiknya gunakan campuran kotoran hewan pemakan tumbuh-tumbuhan.
Baca Juga: New York Legalkan Jenazah Manusia Jadi Pupuk Kompos
3. Kertas bertinta
Editor’s picks
Kertas tentu merupakan barang organik karena berasal dari pohon. Namun, ada beberapa jenis kertas yang tidak bisa dicampurkan dalam wadah komposter. Yaitu kertas yang mengandung tinta, seperti kertas berisi tulisan atau koran. Menurut theecohub.com tinta pada kertas mengandung timbal yang berbahaya bagi tanaman dan hewan-hewan di sekitarnya.
Selain itu jenis kertas yang mengandung lilin, aluminium foil, dan berkilau kurang cocok untuk dicampurkan pada kompos. Contohnya buku warna-warna, majalah, brosur, dan lain-lain.
Meskipun begitu, masih banyak jenis kertas yang bisa dicampurkan pada kompos. Misalnya kertas karton berwarna cokelat atau kertas yang tidak terdapat coretan tinta. Warna cokelat pada kertas berfungsi sebagai karbohidrat penyedia makanan untuk mikroorganisme.
Jika memiliki tumpukan kertas yang tidak terpakai, sebaiknya didaur ulang menjadi kertas baru. Cara ini paling ampuh menekan jumlah limbah kertas
4. Daging dan ikan
Daging dan ikan merupakan makanan biodegradable atau mudah terurai, meskipun belum tentu dihasilkan dari peternakan yang organik. Daging dan ikan yang membusuk di dalam komposter hanya akan membiakkan banyak bakteri, yang menyebabkan kompos berbau tidak sedap.
Bahan yang layak dijadikan kompos adalah benda yang tidak menarik hama. Daging dan ikan memiliki bau yang dapat menarik perhatian tikus. Jadi sebaiknya tidak mengikutkan daging dan ikan, termasuk tulangnya ke dalam komposter. Hindari juga produk yang terbuat dari olahan daging dan ikan.
5. Susu dan minyak goreng
Susu dan minyak goreng adalah produk nabati. Namun, Bau minyak bekas penggorengan dapat mengundang serangga datang ke wadah komposter. Minyak juga tidak dapat membaur dengan air, sehingga akan menghambat proses pengomposan.
Produk yang mengandung susu, termasuk keju dan yoghurt juga tidak dapat dikomposkan. Hewan pengerat sangat menyukai bau seperti keju. Selain menimbulkan bau busuk, menurut thespruce.com, produk dari olahan susu dapat merusak kelembapan kompos. Ini sangat berpengaruh pada kualitas kompos. Karena kompos yang bagus cenderung tidak berbau.
Tidak semua barang organik bisa dijadikan kompos. Terdapat benda-benda organik yang hanya akan memperlambat bahkan mengganggu proses penguraian. Jadi, jangan menambahkan benda-benda organik seperti uraian di atas untuk campuran material kompos.
Baca Juga: Warga Lamongan Sulap Popok Bayi Jadi Pupuk Organik Cair
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.