5 Etnis Besar yang Tak Punya Negara Sendiri, Ada Kurdi

Populasi dan wilayahnya memadai mendirikan negara berdaulat

Mayoritas negara-negara di dunia ini memilki negara berdasarkan nama etnisnya sebagai negara bangsa. Dalam kenyataannya tak semua demikian. Lima etnis yang akan diulas berikut tidak termasuk, namun ada potensi untuk mendirikan negara yang berdaulat.

1. Manchu

5 Etnis Besar yang Tak Punya Negara Sendiri, Ada KurdiOrang memakai Qipao pakaian tradisional Manchu. (https://pixabay.com/kypham)

Manchu adalah kelompok etnis yang umumnya hidup di Timur Laut China (Manchuria) tepatnya di Jilin, Heilongjiang, Lianoning, dll. Dilansir china.org, penduduk Manchu berjumlah sekitar 10 juta jiwa termasuk 46,2 persen dari total populasi di China dewasa ini.

Laki-laki Manchu memiliki tradisi menumbuhkan rambut panjang lalu dikuncir. Sedangkan para perempuannya menggulung rambut mereka, mengenakan anting-anting, gaun panjang dan sepatu bersulam.

Dilansir Britannica.com, pergerakan orang-orang Manchu berhasil menaklukan Beijing, ibu kota Dinasti Ming (1644). Perlahan namun pasti, Manchu sudah menguasai seluruh wilayah China. Mereka mendirikan kekaisaran baru dengan nama Dinasti Qing tahun 1680 hingga keruntuhannya pada 2011.

Orang Manchu pernah memiliki negara sendiri melalui Manchukuo yang berdiri pada 1932 terletak di Manchuria. Sebenarnya Manchukuo adalah negara boneka Jepang.

Pu-yi mantan kaisar Qing yang terakhir dijadikan Jepang sebagai penguasa Manchukuo, yang memanfaatkannya sebagai basis untuk ekspansi Jepang ke Asia. Sayangnya, setelah Jepang kalah di perang dunia II tahun 1945 Manchukuo dibubarkan.

2. Baloch

5 Etnis Besar yang Tak Punya Negara Sendiri, Ada KurdiPotret laki-laki Baloch yang tinggal di Takhar, Afghanistan. (commons.wikimedia.org/Yormahmad Kholov)

Baloch adalah kelompok etnis berbahasa rumpun Persia yang umumnya di jumpai di Provinsi Balochistan, Pakistan. Sebagian lagi di Iran dan Afghanistan. Penduduknya sekitar 5 juta jiwa yang tersebar di 3 negara tersebut. Orang Baloch biasanya beternak unta, sapi, kambing, membuat karpet dan bordir. Metode pertanian mereka masih primitif.

Dilansir newslinesinstitute.org, pergerakan separastis Baloch mulai bergejolak ketika Pakistan mendapatkan provinsi ini pada 1948. Banyak sudah kronologi pemberontakan terjadi dalam memperjuangkan otonomi dan kemerdekaannya.

Sejak 2019, konsolidasi para kelompok pemberontak Baloch semakin solid menyebabkan pemberontakan baru menjadi lebih kuat.

Kasus terbaru pada 2022, kemampuan militer Baloch jadi lebih masif menggunakan persenjataan anti pesawat. Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) mengoordinasi lima serangan bom di kota Turbat, Kahar, Gwadar dan Quetta, menewaskan 6 personel keamanan Pakistan termasuk mayor jenderal dan letnan jenderal.

3. Tibet

5 Etnis Besar yang Tak Punya Negara Sendiri, Ada KurdiPotret anak-anak Tibet di Kham, Tibet. (commons.wikimedia.org/Antoine Taveneaux)

Tibet adalah kelompok etnis yang mayoritas mendiami Tibet. Minoritasnya di Bhutan, India, Nepal dan daerah Ladakh. Tibet saat ini masuk wilayah China tepatnya menjadi daerah Otonomi Tibet.

Dilansir Britannica.com, populasi etnis Tibet sekitar 4,6 juta di seluruh persebarannya. Makanan pokok orang Tibet adalah tepung jelai, daging yak dan daging kambing. Minuman teh mereka dicampur dengan mentega dan garam.

Dilansir freetibet.org, Dalai Lama ke-13 menegaskan bahwa status kemerdekaan negaranya secara eksternal dibuktikan dengan adanya perwakilan diplomatik negara-negara di Lhasa, ibu kota Tibet.

Semua itu sirna dimulai tahun 1949 ketika tentara pembebasan RRC menyebrang ke Tibet. Kemudian, menaklukan Tibet yang jumlah tentaranya kecil. Melalui perjanjian Tujuh Belas Butir membuat Tibet diduduki oleh China pada Mei 1951 hingga sekarang.

Tahun 1980-an Dalai Lama ke-14 membentuk pemerintahan demokratis untuk mengadvokasi Pendekatan Jalan Tengah (MWA). MWA pernah mengusulkan Tibet tetap menjadi bagian dari China namun dengan kontrol politik yang lebih besar atas urusannya sendiri.

4. Uighur

5 Etnis Besar yang Tak Punya Negara Sendiri, Ada KurdiPotret orang Uighur di pasar Xinjiang. (pixabay.com/liuguangxi)

Uighur merupakan kelompok etnis berbahasa rumpun Turki mayoritas tinggal di wilayah otonomi Xinjiang, China. Sebagian kecilnya tinggal di Uzbekistan, Kazakhstan dan Kirgistan.

Dilansir aljazeera.com, total populasi orang Uighur sekitar 12 juta jiwa di China dan wilayah lain mencapai 300 ribu. Orang Uighur sebagian besar adalah muslim. Ansambel muqam musik khas Uighur selalu dimainkan dan sangat populer.

Orang Uighur memproklamirkan kemerdekaan di Xinjiang pada 1933, yang dinamai Republik Turkistan Timur. Negara ini tidak diakui karena perbatasannya tidak jelas sehingga pemerintah nasionalis Tiongkok yang dikomandoi Chiang Kai-Shek berhasil menaklukan Turkistan Timur.

Tahun 1944 dengan dukungan Uni Soviet berhasil mendeklarasikan Republik Turkistan Timur kedua. Sayangnya, ketika penguasa Komunis berhasil mengalahkan Chiang dalam perang saudara mencaplok wilayah China termasuk Xinjiang. Ditambah persetujuan Presiden Uni Soviet saat itu, Joseph Stalin. Memaksa Turkistan Timur bubar dan bergabung ke China tahun 1949.

Dilansir eastturkistan.net, pada 1949, muncul tindakan separatis ditandai banyaknya organisasi bawah tanah di luar Xinjiang. Koalisi separatis Turkistan Timur berkembang ke seluruh dunia, namun mendapat dampak negatif dari internal maupun eksternal.

Dilansir cfr.org, kasus penahanan masal mayoritas orang Uighur dimulai sejak 2017. Direalisasikannya program pendidikan ulang sejak 2014 di Xinjiang melalui pembangunan kamp-kamp untuk para tahanan.

Pemerintah China memberikan pendidikan bahasa Mandarin, hukum China serta mencegah warga negara di Xinjiang terpengaruh ide-ide ekstrimis sehingga meminimalisir tindakan separatis Xinjiang.

5. Kurdi

5 Etnis Besar yang Tak Punya Negara Sendiri, Ada KurdiPotret wanita Kurdi. (unsplash.com/@levimeirclancy)

Kurdi adalah kelompok etnis berbahasa rumpun Persia. Dilansir britannica.com, wilayah orang Kurdi berada di pegunungan yang membentang di perbatasan Turki, Suriah, Iran, Irak dan Armenia, ada sekitar 25-35 juta populasinya. Wilayah perbatasan tersebut adalah Kurdistan, tanah air bangsa Kurdi.

Tradisi orang Kurdi adalah nomaden, menyusuri sekitar dataran Mesopotamia dan dataran tinggi Turki dan Iran. Sebagian besar orang Kurdi mempraktikkan pertanian marjinal.

Orang-orang Kurdi memulai aksi kemerdekaan berakar dari pemetaan wilayah orang Kurdi yang dibentuk setelah bubarnya Kesultanan Ottoman tahun 1920-an.

Sentimen pro kebebasan memberontak ke mana-mana di perbatasan Irak, Iran, Suriah dan Turki. Dalam kronologi sejarahnya sudah banyak gerakan separatis Kurdistan namun semua menuai kegagalan.

Dilansir studies.aljazeera.net, pada 2017, referendum kemerdekaan dilakukan oleh pemerintah regional Kurdistan. Hasilnya sekitar 92 persen setuju untuk merdeka. Referendum ini bukan keputusan akhir hanya sekedar batu loncatan negosiasi.

Pemerintah Kurdistan dinilai salah karena melakukan blunder yakni, salah perhitungan terhadap dukungan internasional dan regional, membuat orang Kurdi kecewa dukungan untuk integritas Irak dan status quo lebih menyebar.

Selain itu, perpecahan internal dari Persatuan Patriotik Kurdistan, saingan dari Partai Demokratik Kurdistan dan mitra pemerintahan lama, semakin memperburuk penyebab referendum kemerdekaan Kurdistan.

Kesimpulan dari ulasan lima etnis ini, ada beberapa yang melakukan aksi separatis baik dulunya pernah menjadi negara utuh maupun yang belum sama sekali, ada upaya negosiasi tanpa kekerasan dan ada yang tidak melakukan tindakan apapun.

Baca Juga: 9 Fakta Unik Serigala Etiopia, Punya Hubungan Unik dengan Monyet

FAISAL Faitoshi Ahmad Photo Writer FAISAL Faitoshi Ahmad

Faitoshi. Penyuka Jejepangan. Sejarah. Ilmu Pengetahuan. dll. Salam kenal.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya