5 Fakta Tikus Rusa, Hewan yang Bawa Penyakit Hantavirus 

Aktif di malam hari dan bersembunyi di sarang di siang hari

Intinya Sih...

  • Tikus rusa adalah spesies pengerat yang aktif di malam hari dan bersembunyi di sarang di siang hari
  • Mereka tersebar di Amerika Utara dengan ukuran sekitar 6 inci dan berat 3 ons, membawa hantavirus yang berbahaya bagi manusia
  • Keberadaan predator alami seperti burung hantu, elang, ular, rubah, musang, anjing hutan dan kucing liar menjadi ancaman bagi tikus rusa

Tikus rusa adalah salah satu spesies pengerat yang mendapatkan namanya lantaran bulunya sangat mirip dengan rusa. Nama ilmiahnya adalah Peromyscus maniculatus. Kata peromyscus berasal dari bahasa Yunani artinya tikus boot. Tikus rusa tersebar di seluruh Amerika Utara seperti Kanada, Amerika Serikat hingga Meksiko.

Tikus rusa terdiri dari variasi warna dari keabu-abuan hingga coklat kemerahan tanpa warna gelap di tengah punggungnya. Pangkal bulu di punggung dan perutnya berwarna abu-abu tua, kakinya berwarna putih, telinganya bercorak cokelat tua dan ekornya tampak gelap.

Mereka dilengkapi dengan 4 jari kaki bercakap dengan 1 ibu jari tak mencolok serta 5 jari kaki bercakar di setiap kaki belakang. Panjangnya hanya sekitar 6 inci dan beratnya 3 ons.

Walaupun ukurannya kecil, tikus rusa membawa hantavirus tentu ini berbahaya bagi targetnya termasuk manusia. Mereka banyak ditemukan di hutan, ladang, lahan pertanian, padang rumput, semak belukar, gurun bahkan pegunungan. Tikus rusa bersifat nokturnal atau aktif di malam hari dan pada siang hari bersembunyi di sarangnya.

Tikus rusa membuat sarang di bawah tanah, rongga di antara akar pohon, bawah batang kayu, terowongan yang dibangun, lubang pohon dan tumpukan kayu. Teruskan membaca karena akan disajikan fakta penting dari tikus rusa.

1. Tikus yang pemakan oportunistik

5 Fakta Tikus Rusa, Hewan yang Bawa Penyakit Hantavirus Tikus rusa (commons.wikimedia.org/Seney Natural History Association)

Selain berdiam dan membuat sarang di alam terbuka, tikus rusa juga meluncur ke rumah atau bangunan dihuni oleh manusia. Jika masuk ke tempat tinggal manusia, mereka akan bersarang di loteng dan bersembunyi di balik lubang dinding.

Seperti tikus pada umumnya, jika mereka di dalam rumah akan mengunyah apa yang di hadapannya seperti kabel, pakaian, furnitur, buku dll. Makanan mereka sebenarnya adalah biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan, jamur dan invertebrata. Mereka meninggalkan jejak berupa kotoran dan jejak urin, terang Rottler.

2. Tikus rusa membawa hantavirus yang berbahaya

5 Fakta Tikus Rusa, Hewan yang Bawa Penyakit Hantavirus Tikus rusa (commons.wikimedia.org/lil' big world)

Meskipun jarang menghampiri rumah dan cenderung berada di alam bebas. Namun kamu harus tetap waspada terhadap tikus rusa sebab membawa virus. Virus yang dimaksud hantavirus yang bisa ditularkan melalui kontaminasi urin si tikus, feses dan air liur terinfeksi. Hantavirus juga bisa ditularkan melalui bangkai tikus rusa dan gigitan.

Terminix mengatakan, ketika terhirup Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) ini, manusia akan mengalami penyakit pernafasan. Kasus hantavirus ini sebenarnya hanya sekitar 300-400 kasus tercatat dalam sembilan tahun terakhir di Amerika Serikat. Gejala lain yang muncul seperti demam dan sakit kepala.

3. Kelemahan tikus rusa

5 Fakta Tikus Rusa, Hewan yang Bawa Penyakit Hantavirus Tikus rusa (commons.wikimedia.org/6th Happiness)

Kelemahan dimaksud bukanlah cara menangani tikus rusa. Keberadaan predator alami juga menghampiri tikus rusa. Adapun sejumlah predatornya yakni burung: hantu, elang. Reptil yakni ular terkadang menyerang sarang si tikus. Para mamalia seperti rubah, musang, anjing hutan dan kucing liar turut menjadi ancaman bagi tikus, jelas Az-animals.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Polynesian Rat, Spesies Tikus asal Asia Tenggara

4. Cara membasmi tikus rusa

5 Fakta Tikus Rusa, Hewan yang Bawa Penyakit Hantavirus Tikus rusa (commons.wikimedia.org/Bradbury J)

Sederhana saja, tutup semua celah yang lebar lebih dari ¼ inci di sekitar rumah untuk mencegah invasi dari tikus rusa. Berikan perhatian khusus dengan menutup jalan menuju pipa yang mengarah ke rumah serta pastikan untuk terus memeriksa jendela tempat tikus rusa menyelinap masuk, dikutip Pestworld.

Seperti tikus umumnya, mereka tertarik dengan makanan. Jadi, simpan makanan dalam wadah yang tertutup. Ini yang penting, pastikan tempat penyimpanan bersih dan kering, jangan biarkan barang bertumpuk dan buang semua tong sampah sesering mungkin. Hindari juga menyimpan makanan atau benih burung di gudang penyimpanan.

5. Subspesies tikus rusa

5 Fakta Tikus Rusa, Hewan yang Bawa Penyakit Hantavirus Tikus rusa (commons.wikimedia.org/Gregory "Slobirdr" Smith)

Missouri Department of Conservation memaparkan, subspesies tikus rusa terbagi menjadi 3 jenis. Pertama, tikus berkaki putih atau peromyscys leucopus adalah hewan yang tersebar di Kanada, Amerika Seikat barat daya dan Meksiko. Ekornya sedikit lebih panjang dari tikus rusa umum dan kebanyakan hidup di kawasan hutan.

Kedua, tikus kapas atau peromyscys gossypinus sedikit lebih besar daripada tikus berkaki putih. Mereka hidup di dataran rendah Missouri beradaptasi di daerah lembab dan berhutan.

Ketiga, tikus Texas atau peromyscys attweteri ciri khususnya ialah jambul bulu di ujungnya, lebih besar dan pucat dibandingkan tikus rusa. Mereka tinggal di Missouri di barat daya dataran tinggi Ozark.

Jika mereka tinggal di lingkungan yang hangat ditambah adanya banyak makanan, mereka dapat berkembang biak sepanjang tahun. Sebaliknya, jika memasuki musim dingin dan makanan menjadi langka, memungkinkan tikus rusa berhenti berkembang biak selama berbulan-bulan musim dingin.

Baca Juga: 5 Fakta Elang Tikus, si Pendiam yang Setia pada Pasangannya! 

FAISAL Faitoshi Ahmad Photo Verified Writer FAISAL Faitoshi Ahmad

Pecinta: 1. kebudayaan Jepang, 2. sejarah (Nusantara, dunia, dll), 3. Trivia. Seorang self employed yang sedang berjuang untuk sukses.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya