Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bahasa pemrograman (pexels.com/luis gomes)

Waktu mendengar kata programmer, yang terlintas di kepalamu pasti seorang pria, contohnya seperti Larry Page dan Sergey Brin yang merupakan penemu sekaligus pendiri Google, atau Bill Gates seorang penemu sekaligus pendiri Microsoft. Soalnya, sampai sekarang ranah ini memang masih didominasi oleh kalangan pria. Tapi, percaya atau tidak, programmer komputer pertama yang tercatat di dunia adalah seorang wanita, lho.

Augusta Ada King, Countess of Lovelace atau yang lebih dikenal dengan nama Ada Lovelace adalah seorang programmer sekaligus pembuat bahasa pemrograman pertama di dunia. FYI, programmer adalah seorang yang memiliki keahlian untuk membuat sistem atau perangkat lunak melalui serangkaian kode-kode khusus. Siapa sih Ada Lovelace dan bagaimana dia bisa menjadi seorang programmer pada zamannya? Yuk, mengenal programmer pertama di dunia ini.

1. Anak dari penyair ternama dan matematikawan

potret Ada Lovelance (commons.wikimedia.org/Alfred Edward Chalon, Public domain)

Ada Lovelace lahir dengan nama Augusta Ada Byron pada tanggal 10 Desember 1815 di London, Inggris. Ada Lovelace adalah seorang putri dari penyair Inggris ternama bernama Lord Byron, serta seorang matematikawan wanita bersama Anne Isabella Noel-Byron (Annabella). Jika kamu tidak asing dengan sastra Inggris, mungkin kamu mengenal ayahnya melalui karya sastra "Don Juan".

Orangtua Ada Lovelace bercerai tidak lama setelah kelahirannya. Annabella, ibu dari Ada Lovelace, memastikan anaknya mendapatkan pendidikan di bidang keilmuan yang memadai, hal ini dilandasi oleh ketakutan Annabella akan ketidakstabilan emosi Ada Lovelace jika mengikuti jejak ayahnya yang merupakan seorang penyair. Berkat didikan sang ibu, Ada Lovelace tumbuh menjadi seorang anak yang memiliki ketertarikan pada bidang matematika dan mekanika.

2. Programmer pertama di dunia

catatan "G" Ada Lovelace (commons.wikimedia.com/Ada Lovelace, Public Domain)

Ada Lovelace tertarik pada dunia komputer berkat matematikawan Charles Babbage, ia adalah seorang professor matematika di Cambridge yang diabadikan sebagai penemu komputer pertama. Ada Lovelace mengenal serta berteman Charles Babbage di usia 17 tahun, saat itu Ada Lovelace tertarik pada prototipe mesin yang sedang dikerjakan Babbage dengan nama "The Difference Engine", sebuah prototipe kalkulator otomatis pertama di dunia.

Pada tahun 1848, Ada Lovelace juga terlibat proyek kedua Charles Babbage yang bernama "Analytical Engine", proyek inilah yang jadi cikal bakal dari komputer digital modern. Dalam proyek ini, Ada Lovelace bertugas untuk menerjemahkan artikel-artikel Prancis terkait proyek Analytical Engine, sekaligus memberi beberapa catatan beserta komentar pribadinya. Tanpa disangka, catatan-catatan pribadi Ada Lovelace ternyata jauh lebih panjang dan rumit dari anotasi pada umumnya. Catatan itu terdiri "A" sampai "G", berisikan rumus-rumus matematis, juga algoritma bertujuan untuk menghitung angka Bernoulli. Catatan yang serupa bahasa pemrograman itulah yang membuat Ada Lovelace akhirnya dikenal sebagai programmer pertama di dunia.

3. Seorang yang visioner

ilustrasi seorang programmer wanita (pexels.com/ThisIsEngineering)

Ada Lovelace juga termasuk sosok yang visioner. Pada zaman dimana komputer modern masih dikembangkan, ia sudah memiliki pandangan bahwa di masa depan, mesin dapat membantu kita menciptakan karya seperti musik, tulisan, dan gambar. Sepertinya, pandangan Ada Lovelace mengenai keberadaan mesin yang cerdas terbukti di masa ini, ya.

Menariknya, pada salah satu catatannya, Ada Lovelace sempat menyatakan bahwa ia menentang sebuah topik mengenai komputer dengan kecerdasan seperti manusia. Ia percaya bahwa mesin dapat membantu manusia, tapi tidak sampai melampaui kecerdasan yang dimiliki manusia. Pandangannya itu sempat memicu perdebatan dengan Alan Turing, pencipta Mesin Turing.

4. Seorang Countess of Lovelace

potret Ada Lovelace (commons.wikimedia.org/Margaret Sarah Carpenter, Public domain)

Ada Lovelace yang memiliki nama asli Augusta Ada Byron ini mendapatkan julukan Earl dan Countess of Lovelace beberapa tahun setelah ia menikah dengan William King pada tahun 1835. Melalui gelarnya, Ada Lovelace menjadi lebih mudah dalam hal mencari relasi kerja dan pergaulan sosial. Sebagai seorang suami, pada saat itu William King juga merupakan salah satu orang yang mendukung kesibukan akademik Ada Lovelace.

Sepanjang hidupnya, Ada Lovelace memiliki tiga orang anak. Setelah sempat disibukkan dalam mengurus anak-anaknya, pada tahun 1839 Ada Lovelace memutuskan untuk kembali serius dalam urusan akademiknya sebagai seorang matematikawan. Ia memulai kembali pendidikannya di bawah didikan Augustus De Morgan, seorang professor matematika di University College London.

5. Namanya dijadikan hari peringatan wanita di bidang STEM

ilustrasi wanita di bidang sains (pexels.com/Artem Podrez)

Ada Lovelace tidak serta merta terkenal pada zamannya, meskipun ia telah membuat bahasa komputer pertama dan menerbitkan beberapa karya ilmiah yang visioner, salah satunya karena wanita masih belum diterima sepenuhnya di ranah keilmuan. Baru pada abad ke-20 yang merupakan awal mula kebangkitan komputer, nama Ada Lovelace mulai dikenal oleh publik dan namanya diabadikan dalam bahasa pemrograman "ADA".

Nama Ada Lovelace juga diabadikan dalam sebuah peringatan berskala dunia yang diadakan setiap hari selasa kedua di bulan Oktober. Peringatan Ada Lovelace Day ditujukan bagi wanita di seluruh dunia yang telah berkontribusi dan mendapat penghargaan di bidang science, technology, engineering, and mathematics (STEM). Peringatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman bahwa bidang keilmuan tidak selalu terikat dengan gender.

Ada Lovelace Day pertama kali diusulkan pada tahun 2009 oleh Suw Charman-Anderson. Di tahun 2023, Hari Ada Lovelace (Ada Lovelace Day) baru saja diadakan pada tanggal 10 Oktober, lho. Apakah kamu salah satu di antara wanita yang berkontribusi di bidang STEM seperti Ada Lovelace? Jika iya, selamat Ada Lovelace Day!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team