Selain sebagai bioindikator kestabilan air, rupanya serangga kecil ini sudah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh orang-orang yang tinggal di Pulau Bangka, khususnya oleh etnik Lom.
Etnik Lom ini adalah penduduk asli Bangka dan termasuk etnik tertua yang ada di Pulau Bangka. Mereka dipercaya berasal dari keturunan langsung Akek Antak, seorang tokoh mitologi yang sakti mandraguna.
Menurut penelitian yang dilakukan Budi Afriyansyah, Nur Annis Hidayati, dan Hapis Aprizan dari Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung, Indonesia pada 2016 lalu, orang-orang etnik Lom ini memang dikenal kerap memakai berbagai jenis hewan untuk pengobatan, salah satunya anggang-anggang ini.
Mereka menggunakannya untuk mengobati luka gigitan lipan dengan cara menumbuk seluruh tubuh anggang-anggang hingga halus lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang disengat lipan tersebut dan setelah itu dibacakan mantra.
Itulah 5 fakta unik anggang-anggang yang banyak ditemukan di sungai atau permukaan air. Semoga serangga kecil ini, tidak punah akibat kian maraknya limbah yang mencemari lingkungan. Semoga bermanfaat!