potret kantung telur milik argonaut besar (commons.wikimedia.org/Emőke Dénes)
Jika melihat penampilan argonaut besar, kehadiran cangkang di tubuh mereka jelas jadi ciri khas unik yang tak dimiliki keluarga gurita lain. Sebelum diobservasi lebih lanjut, orang-orang zaman dulu mengira kalau argonaut besar masuk dalam keluarga kelomang yang mencuri cangkang dari hewan laut lain. Namun, baik pengelompokan argonaut besar ke dalam keluarga kelomang maupun cara mereka memperoleh cangkang itu sama-sama keliru, lho.
Soal fakta taksonomi mereka, argonaut besar justru berkerabat dengan gurita. Sementara, untuk cangkang, ternyata mereka menumbuhkannya sendiri secara alami. Dilansir Natural History Museum, cangkang dari argonaut besar sebenarnya merupakan kantung telur yang terbuat dari kalsium karbonat. Sebenarnya, material penyusun kantung telur argonaut besar ini sama seperti cangkang pada hewan moluska, tetapi milik argonaut besar jauh lebih tipis.
Menariknya, ternyata kantung telur argonaut besar dimiliki oleh betina saja. Jika tak memiliki kantung tersebut, sebenarnya argonaut besar akan tenggelam ke dasar laut. Karena itu, salah satu fungsi utama keberadaan kantung telur mereka ialah untuk mengambang di air. Mula-mula, argonaut besar akan menuju permukaan air untuk mengambil udara. Kemudian, udara itu dikompresi di dalam kantung telur supaya bisa menyesuaikan antara bobot tubuh dengan tekanan di sekitar. Dengan demikian, argonaut besar tak perlu khawatir akan tenggelam ataupun mengapung hingga permukaan laut.
Mirip seperti kelomang, cangkang atau kantung telur milik argonaut besar tak menempel pada tubuh mereka. Hewan ini akan menggenggam kantung tersebut dengan dua tentakel mereka agar tidak terlepas. Sayangnya, seekor argonaut besar betina hanya bisa menumbuhkan kantung telur ini sekali seumur hidup. Jika mereka menjadi terlalu besar untuk kantung tersebut, biasanya argonaut besar akan melepaskan kantung telur tersebut dan tak lama kemudian mati.