5 Fakta B-21 Raider, Pesawat Siluman Terbaru yang Akan Dimiliki AU AS

- Pesawat pengebom siluman B-21 Raider diluncurkan di Palmdale, California setelah lebih dari 30 tahun pesawat pengebom siluman terbaru diperlihatkan ke publik.
- B-21 Raider adalah pesawat tempur generasi ke-6 dengan teknologi canggih dan dapat dioperasikan secara otonom atau semi-otonom dengan dukungan Artificial Intelligence.
- Pesawat ini memiliki jangkauan global, mampu membawa muatan nuklir dan konvensional serta dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik yang mumpuni.
Setelah diperlihatkan secara resmi gambar rendernya yang membuat pihak analis militer dan publik penasaran, akhirnya pada tanggal 2 Desember 2022 yang lalu pesawat pengebom siluman (stealth) tak kasat radar terbaru milik AU Amerika Serikat (AS), B-21 Raider buatan pabrikan pertahanan terkemuka Northrop Grumman diluncurkan di fasilitas pabrik di Palmdale, California. Dilansir CNN, peristiwa peluncuran tersebut menandai untuk pertama kalinya sebuah pesawat pengebom siluman terbaru diperlihatkan ke publik setelah lebih dari 30 tahun lalu pesawat siluman generasi sebelumnya B-2 Spirit diperkenalkan di tahun 1988. B-2 Spirit adalah pesawat pengebom tercanggih dan termahal dalam inventory militer AS yang masih beroperasi saat ini.
Sebagai salah satu teknologi terbaru dan tercanggih militer AS, detail spesifikasi pesawat pengebom siluman terbaru AS ini masih sangat dirahasiakan (higly classified), namun sebagaimana diinformasikan di laman resmi US Strategic Command , B-21 Raider saat ini tengah menjalani tahap uji final penerbangan dan semua sistemnya sebelum memasuki dinas operasionalnya di AU AS. B-21 Raider akan menjadi tulang punggung kekuatan pengebom masa depan AU AS yang memiliki jangkauan global serta dirancang untuk menembus sistem pertahanan udara musuh yang paling kuat sekalipun tanpa terdeteksi.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai pesawat pengebom siluman abad 21 yang juga merupakan engineering marvel di dunia aviasi militer ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!
1. Nama "Raider" diambil dari aksi heroik di PD II

Nama "Raider" pada B-21 Raider diambil untuk menghormati aksi heroik seorang perwira dan salah satu pimpinan armada pesawat pengebom di palagan Pasifik pada era Perang Dunia (PD) II. Aksi heroik tersebut dikenal dengan nama Doolittle Raid of World War II , menurut Britannica aksi Doolittle Raid of World War II tersebut merupakan sebuah aksi serangan udara AS terhadap Kota Tokyo dan sejumlah tempat di Pulau Honshu, Jepang yang dilakukan pada tanggal 18 April 1942 oleh Letnan Kolonel James H. Doolittle yang memimpin 16 buah armada pesawat pengebom B-25 Mitchell beserta 80 orang awaknya yang diluncurkan dari kapal induk AS USS Hornet. Serangan tersebut adalah serangan balasan pertama AS terhadap pihak Jepang setelah serangan Pearl Harbour di tahun 1941.
Meskipun serangan tersebut hanya berdampak minor terhadap target militer di Jepang namun serangan udara AS tersebut berhasil memberikan efek psikologis yang besar baik di sisi militer AS maupun pihak Jepang. Di pihak AS, serangan tersebut menaikkan moral militer AS yang jatuh setelah serangan mematikan Jepang terhadap armada AS di Pearl Harbour sedangkan bagi Jepang, serangan tersebut menimbulkan ketakutan dan keraguan rakyat Jepang mengenai kemampuan para pemimpin militernya untuk mempertahankan daratan Jepang dan pulau-pulaunya dari serangan pesawat pengebom Sekutu. Serangan tersebut juga berdampak pada perubahan strategi militer Jepang hingga kekalahan mereka dalam pertempuran menentukan Midway. Keberanian dari aksi Doolittle Raid tersebut menjadi inspirasi di balik nama pesawat pengebom terbaru AS, B-21 Raider.
2. Merupakan pesawat tempur generasi ke-6
B-21 Raider adalah pesawat tempur yang digadang-gadang akan menjadi pesawat tempur generasi ke-6 (sixth generation) pertama ketika nanti memasuki dinas operasionalnya. Menurut laman Northrop Grumman, B-21 Raider adalah pesawat tempur yang secara teknis teknologinya telah berbeda dibandingkan dengan pesawat dari generasi sebelumnya meskipun secara visual bentuk fisik airframe B-21 Raider mirip dengan pesawat pengebom siluman generasi sebelumnya, B-2 Spirit. Kecanggihannya meliputi penggunaan material yang digunakan untuk airframe pesawat, teknologi siluman yang lebih advance, software yang fleksibel untuk berbagai misi serta dukungan kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence).
B-21 Raider merupakan evolusi berikutnya dari armada pengebom strategis AU AS yang menggunakan konsep open architecture yang memungkinkan teknologi dan senjata baru dapat terintegrasi dengan mudah melalui pembaruan perangkat lunak dan fleksibilitas built-in hardwarenya tanpa perlu dilakukan upgrade yang mensyaratkan pembuatan varian baru pesawat. Hal tersebut memastikan B-21 Raider dapat memenuhi tuntutan misi yang semakin kompleks di beberapa dekade ke depan. Selain AS, negara-negara seperti: Rusia dan China diberitakan telah memulai pengembangan pesawat tempur generasi ke-6 ini.
3. Mampu membawa senjata konvensional dan nuklir

B-21 Raider memiliki jangkauan global dengan dukungan pengisian bahan bakar di udara untuk melakukan serangan militer presisi terhadap target musuh di lokasi mana pun di dunia ini. Menurut Army Recognition, B-21 Raider adalah pengebom siluman strategis yang dirancang untuk membawa muatan konvensional dan nuklir. Diperkirakan di dalam ruang senjata initernalnya, B-21 Raider dapat membawa muatan hingga 13 ton perpaduan antara persenjataan nuklir dan konvensional. Untuk arsenal nuklirnya, pesawat pengebom ini mampu membawa bom nuklir jatuh bebas (gravity bomb) B61dan B83 serta rudal jelajah nuklir AGM-181 Long Range Stand Off Weapon (LRSO).
Persenjataan konvensionalnya meliputi amunisi berpemandu presisi seperti: Joint Direct Attack Munition (JDAM), Joint Air-to-Surface Standoff Missile (JASSM) dan bom berpemandu GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP) untuk menghancurkan bunker yang diperkuat di bawah tanah. Pesawat ini juga mampu mengusung rudal hipersonik yang tengah dikembangkan teknologinya saat ini. Selain bom dan munisi "pintar" untuk serangan presisi, B-21 Raider telah dilengkapi pula dengan sistem peperangan elektronik yang mumpuni untuk sebuah pertempuran modern. Kemampuan perang elektronik B-21 Raider memungkinkannya untuk meretas, mengelabui dan menghindari radar serta sistem pertahanan rudal yang canggih dari pihak lawannya.
4. Adanya kemungkinan opsi tanpa awak

Sejumlah analis militer mengungkap adanya fakta menarik bahwa meskipun B-21 Raider ini diawaki oleh dua orang: pilot dan komandan misi (mission commander) seperti pesawat sebelumnya B-2 Spirit, namun ada kemungkinan besar bahwa pesawat ini juga memiliki opsi untuk dioperasikan tanpa awak atau otonom dengan dukungan Artificial Intelligence (AI). Simpleflying melansir kemampuan untuk beroperasi secara otonom atau semi-otonom akan menjadi sebuah "game changer" bagi kemampuan serangan strategis AU AS di masa depan. Opsi dapat diterbangkan tanpa awak ataupun semi-otonom bagi B-21 Raider setidaknya dapat mengurangi beban pilot secara signifikan dan memungkinkan awak pesawat untuk melakukan misi taktis lainnya yang berbeda dalam satu kesatuan misi.
Kemungkinan lain yang menarik adalah potensi awak pesawat untuk menjadikan B-21 Raider sebagai semacam pusat komando (pesawat induk) untuk mengendalikan atau melakukan kolaborasi dengan drone yang mendampinginya saat melakukan sebuah misi. Diketahui bahwa AU dan AL AS saat ini tengah mengembangkan dan mengeksplorasi program pesawat nirawak Collaborative Combat Aircraft (CCA) yang akan menjadi loyal wingman bagi pilot pesawat tempur AS. Pihak militer AS sendiri pernah menguji coba jet tempur F-16 dan helikopter angkut militer ikonik: Blackhawk yang diterbangkan tanpa awak dengan bantuan AI.
5. Akan menggantikan armada pesawat pengebom AS yang menua

B-21 Raider yang secara teknis memiliki dimensi panjang: 16 m dan panjang rentang sayap (wingspan): 40 m serta memiliki kecepatan maksimal Mach 0,8+ (high subsonic speed) ini akan menggantikan pesawat pengebom AS yang mulai menua di masa depan. Saat ini diketahui AU AS mengoperasikan 3 jenis pesawat pengebom strategis yang kesemuanya lahir dalam bayang-bayang perang dingin antara blok barat dan blok timur di masa lalu. Pesawat-pesawat tersebut adalah: B-52 Stratofortress yang telah operasional sejak tahun 1955, pengebom supersonik B-1B Lancer yang operasional sejak tahun 1986 dan B-2 Spirit, pengebom siluman AU AS saat ini yang telah operasional sejak tahun 1997.
Dilansir Defense News, B-21 Raider akan menggantikan pesawat pengebom B-1B Lancer dan B-2 Spirit yang sudah mulai menua di sekitar tahun 2030-an. Khusus untuk armada pengebom B-52 Stratofortress, pesawat pengebom tersebut saat ini justru mendapatkan upgrade dan pembaharuan mesin yang mengindikasikan "jago tua" tersebut masih akan beroperasi bersama AU AS dalam jangka waktu yang cukup panjang. Meskipun demikian, sejumlah informasi menyebutkan bahwa B-52 adalah salah satu armada pengebom yang juga akan digantikan oleh B-21 Raider di masa depan.
Direncanakan pihak AU AS akan mengorder sebanyak 100 unit B-21 Raider ke pihak pabrikan. Masih belum jelas apakah akan ada opsi ekspor pesawat ini untuk dijual ke negara lain mengingat pesawat pengebom siluman generasi sebelumnya, B-2 Spirit tidak dijual ke luar AS bahkan ke negara sekutu terdekatnya sendiri karena sensitifitas teknologinya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu mengenai salah satu pesawat tempur terbaru dan tercanggih dalam dunia aviasi militer, ya!