Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bugleherb
ilustrasi bugleherb (wikimedia.org/David J. Stang)

Intinya sih...

  • Bugleherb tumbuh di bawah naungan pohon atau semak, memiliki kemampuan beradaptasi di berbagai jenis tanah, dan sering ditemukan tumbuh subur di sisi jalan atau area kosong yang jarang dirawat.

  • Bugleherb membentuk koloni padat yang menyerupai karpet hijau keunguan, memiliki tinggi rata-rata hanya sekitar 10–22 cm, dan mampu tetap hijau sepanjang tahun di iklim sedang.

  • Bugleherb memiliki waktu mekar yang serempak, berperan sebagai peredam gulma alami, dan mendukung ekosistem dengan sifatnya yang ramah-polinator.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bugleherb atau yang secara ilmiah dikenal sebagai Ajuga reptans adalah tanaman berbunga rendah yang banyak ditemukan di belahan dunia utara. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Lamiaceae, sama seperti mint dan rosemary. Penyebarannya luas, terutama di Eropa, Asia Barat, dan beberapa wilayah Afrika Utara, lalu menyebar ke Amerika Utara sebagai tanaman hias maupun penutup tanah.

Bugleherb terkenal karena daya tahannya, sehingga sering dipilih untuk mempercantik taman dan mencegah erosi tanah. Namun, keberadaannya juga memunculkan fenomena menarik, sebab tanaman ini bisa menjadi sahabat baik ekosistem sekaligus menimbulkan tantangan ketika menyebar terlalu cepat. Yuk, kita bahas fakta-fakta menarik seputar bugleherb berikut ini!

1. Tumbuh di bawah naungan pohon atau semak

ilustrasi bugleherb (wikimedia.org/Joanna Boisse)

Dilansir laman Edible Wild Food, bugleherb berasal dari Eropa dan Asia Barat, tetapi kini tersebar ke berbagai wilayah karena diperkenalkan sebagai tanaman hias. Ia tumbuh dengan baik di area beriklim sedang, terutama di tempat dengan tanah lembap tapi punya drainase yang baik.

Tanaman ini lebih suka tumbuh di bawah naungan pohon atau semak, meskipun juga bisa bertahan di area yang terkena sinar matahari penuh. Salah satu keistimewaannya adalah kemampuan untuk beradaptasi di berbagai jenis tanah, mulai dari tanah liat hingga tanah berpasir.

Habitat alaminya sering berupa hutan terbuka, padang rumput, dan taman liar yang memiliki kelembapan cukup. Di beberapa tempat, bugleherb bahkan ditemukan tumbuh subur di sisi jalan atau area kosong yang jarang dirawat.

2. Membentuk koloni padat yang menyerupai karpet

ilustrasi bugleherb (wikimedia.org/Ludwik Polak)

Dilansir laman Flora Finder, bugleherb dikenal sebagai tanaman yang ramping dan rendah, dengan tinggi rata-rata hanya sekitar 10–22 cm. Struktur batangnya menjalar di permukaan tanah, membentuk koloni padat yang menyerupai karpet hijau keunguan. Penampilan ini membuatnya sangat cocok untuk mengisi celah di antara bebatuan atau sebagai penghias tepi taman.

Warna dedaunannya bervariasi, mulai dari hijau tua, hijau keunguan, hingga ungu metalik yang menawan. Selain itu, permukaan daunnya cenderung mengkilap dan tampak segar sepanjang tahun, terutama di daerah dengan iklim sedang. Batangnya berbentuk persegi, ciri khas dari keluarga mint, dan mampu memunculkan akar baru di setiap ruas yang menyentuh tanah.

3. Bisa tetap hijau sepanjang tahun di iklim sedang

ilustrasi bugleherb (wikimedia.org/Joanna Boiss)

Daun bugleherb memiliki bentuk oval hingga lonjong dengan tepi agak bergelombang. Panjangnya rata-rata sekitar 3–6 cm, tergantung varietas. Keindahan daun bugleherb tidak hanya terletak pada bentuknya, tetapi juga pada variasi warnanya. Dilansir laman BBC Gardeners World Magazine, beberapa kultivar memiliki warna daun hijau polos, sementara yang lain menampilkan kombinasi ungu, perunggu, hingga keperakan yang membuatnya semakin menarik.

Daun ini bersifat semi-evergreen, artinya bisa tetap hijau sepanjang tahun di iklim sedang, tetapi mungkin layu di musim dingin ekstrem. Permukaan daunnya agak berbulu halus sehingga memberikan tekstur yang khas ketika disentuh. Selain sebagai elemen hias, daunnya juga membantu menjaga kelembapan tanah karena tumbuh rapat menutup permukaan.

4. Memiliki waktu mekar yang serempak

ilustrasi bugleherb (wikimedia.org/Gaha)

Salah satu daya tarik utama bugleherb adalah bunganya yang berwarna biru keunguan cerah. Bunga ini tumbuh berkelompok dalam bentuk spike tegak setinggi 10–15 cm yang muncul di musim semi hingga awal musim panas.

Dilansir laman PAEnflowered, mekarannya yang serempak sering kali menciptakan pemandangan menawan, seolah-olah tanah ditutupi permadani biru. Meski biru adalah warna dominan, beberapa varietas juga menghasilkan bunga berwarna ungu tua atau bahkan putih.

Bunga bugleherb berukuran kecil, tetapi jumlahnya banyak sehingga terlihat sangat mencolok di antara dedaunan. Struktur bunganya berbentuk bibir, khas dari keluarga mint, dan sangat menarik bagi lebah maupun kupu-kupu.

5. Sebagai peredam gulma alami

ilustrasi bugleherb (wikimedia.org/David J. Stang)

Dilansir laman The Spruce, bugleherb dikenal sebagai salah satu tanaman ground cover paling efektif. Kemampuannya menjalar dan membentuk koloni rapat, membuatnya mampu menekan pertumbuhan gulma secara alami.

Ketika bugleherb tumbuh subur, ruang dan cahaya yang tersedia untuk gulma menjadi sangat terbatas, sehingga tanaman pengganggu sulit berkembang. Hal ini menjadikannya solusi ramah lingkungan untuk mengurangi penggunaan herbisida kimia di taman.

Selain itu, akar bugleherb yang kuat membantu menjaga struktur tanah tetap stabil dan mencegah erosi, terutama di area miring atau berbatu. Beberapa tukang kebun menyukai bugleherb karena perawatannya rendah dan bisa tumbuh tanpa pupuk berlebih.

6. Memiliki sejarah dalam pengobatan tradisional di Eropa

ilustrasi bugleherb (wikimedia.org/Joanna Boisse)

Dilansir laman Herbs 2000, selain nilai estetika, bugleherb juga memiliki sejarah panjang dalam pengobatan herbal tradisional. Di Eropa, tanaman ini dulu dikenal sebagai “Carpenter’s herb” karena digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka, terutama luka kecil dan goresan. Ekstrak daunnya mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, dan triterpenoid yang dipercaya memiliki sifat anti-inflamasi dan antimikroba.

Beberapa praktisi herbal menggunakan infus bugleherb untuk meredakan batuk, sakit tenggorokan, dan gangguan pencernaan ringan. Tanaman ini juga disebut-sebut membantu dalam menenangkan kecemasan serta memperbaiki kualitas tidur.

7. Mendukung ekosistem dengan sifatnya yang ramah-polinator

ilustrasi bugleherb (wikimedia.org/Ayotte, Gilles, 1948-)

Dilansir laman Gardenia.net, bugleherb memiliki peran penting dalam mendukung ekosistem karena termasuk tanaman yang pollinator friendly. Bunganya yang kaya nektar menjadi sumber makanan favorit bagi lebah madu, lebah liar, dan kupu-kupu. Kehadiran bugleherb di taman bisa meningkatkan keberagaman polinator, yang pada gilirannya membantu penyerbukkan tanaman lain di sekitarnya.

Di musim semi, ketika tanaman lain belum banyak berbunga, bugleherb hadir sebagai salah satu sumber makanan awal yang krusial. Dengan demikian, tanaman ini memberikan kontribusi besar terhadap kesehatan populasi serangga penyerbuk.

Meskipun bugleherb punya banyak manfaat, tanaman ini juga bisa menjadi spesies invasif di beberapa wilayah, terutama di Amerika Utara. Karena pertumbuhannya sangat cepat, ia mampu menutupi area luas dan menggeser tanaman asli yang lebih rentan. Hal ini dapat mengurangi keanekaragaman hayati dan mengganggu keseimbangan ekosistem lokal. Solusi yang umum dilakukan adalah membatasi penanamannya di area terkendali, misalnya di pot besar atau taman dengan batasan jelas. Di sisi lain, bugleherb tetap bisa dimanfaatkan dengan baik bila ditanam secara bijak dan dikelola dengan benar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team