Fakta Burung Bangkai yang Gak Makan Bangkai, Mereka Vegetarian?

Palm-nut vulture merupakan salah satu spesies burung bangkai Dunia Lama. Mereka dikelompokkan dalam genus Gypohierax dan mereka jadi satu-satunya anggota. 

Burung bangkai ini cuma bisa dijumpai di alam liar Benua Afrika. Menurut laman Peregrine Fund, spesies ini tinggal di Sudan, Kenya, Angola, dan Afrika Selatan. Mereka kerap terlihat di pinggiran hutan, danau, estuari, sungai, pantai, dan di mana pun selama terdapat banyak pohon palem. 

Burung bangkai bernama ilmiah Gypohierax angolensis ini cenderung tinggal menetap di suatu wilayah dan tidak melakukan migrasi. Meskipun begitu, kadang mereka berpindah-pindah mencari wilayah untuk mencari pohon palem. 

Sepintas, palm-nut vulture gak terlihat seperti burung bangkai pada umumnya. Badannya gemuk pendek. Mereka pun gak punya kepala botak yang jadi ciri khas saudara-saudaranya. Justru, mereka lebih mirip elang, apalagi saat terbang.

Pola pewarnaan bulunya pun unik. Tubuhnya didominasi bulu berwarna putih dengan bagian punggung, sayap, dan ekor berwarna hitam. Mereka terlihat mencolok dan mudah dikenali oleh orang awam sekalipun. 

Menurut laman Oiseaux Bird, burung ini berukuran panjang 60 sentimeter dan berat antara 1,3—1,7 kilogram. Sementara itu, rentang sayapnya selebar 150 sentimeter. 

Walaupun gemuk, burung ini bisa terbang dalam waktu lama dengan gaya terbang yang tidak bergantung pada udara panas. Itu artinya, mereka bisa terbang jauh dengan mengepakkan sayap secara konstan dan tidak memanfaatkan arus udara panas yang biasa digunakan burung lain untuk membumbung di udara.

Apa kamu sudah bisa menebak apa yang jadi makanan utama palm-nut vulture? Kalau menjawab buah palem, kamu benar! Sesuai namanya, burung bangkai ini utamanya makan buah palem!

Dengan paruh besarnya, palm-nut vulture bisa mematuk bagian kulit buah palem yang keras hingga pecah. Lalu, mereka tinggal memakan bagian dagingnya. Palm-nut vulture benar-benar suka buah palem hingga wilayah persebarannya di Afrika bergantung pada populasi pohon palem. Biarpun diet utamanya diisi oleh buah palem, burung ini kadang juga memangsa ikan, hewan-hewan berukuran kecil, hingga bangkai. 

Gak cuma untuk mencari makan, palm-nut vulture juga memanfaatkan pohon palem untuk dijadikan tempat bersarang. Kalau tidak ada pohon palem yang sesuai, biasanya mereka akan menggunakan pohon akasia.

Menurut laman Biodiversity Explorer, burung bangkai ini cuma menghasilkan satu telur dalam sekali waktu. Biasanya, betina bertelur antara Agustus dan September. Mereka terbilang sangat teritorial, lho. Induk gak segan-segan akan mengejar siapa pun yang mengganggunya!

Saat masih kecil, anak palm-nut vulture diberi makan hewan berukuran kecil oleh orangtuanya. Namun, ketika sudah cukup besar, mereka mulai disapih dengan buah palem hingga si anak cukup dewasa dan kuat untuk mencari makan sendiri di luar sarang.

Palm-nut vulture sempat terancam punah pada 1970-an. Bahkan, mereka sempat dianggap sebagai salah satu burung paling langka di Afrika Selatan. Kala itu, cuma terdapat beberapa pasang burung saja.

Untungnya, orang-orang yang terkait bergerak cepat. Berkat usaha konservasi tiada henti, jumlah palm-nut vulture kini melimpah. Saat ini, spesiesnya memiliki status konservasi least concern atau berisiko rendah mengalami kepunahan dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). 

Menariknya, kesukaannya pada buah palem membuat palm-nut vulture terhindar dari bahaya yang mengancam saudara-saudaranya. Karena jarang makan bangkai, palm-nut vulture terhindar dari keracunan yang membunuh banyak jenis burung bangkai akibat menyantap bangkai hewan ternak yang diberi obat tertentu. 

Sungguh menarik, ya! Semoga tulisan ini bisa menambah wawasanmu tentang satwa liar. Setelah tahu lebih banyak tentang palm-nut vulture, bagaimana pendapatmu tentang burung bangkai satu ini?