7 Fakta yang Tak Banyak Orang Tahu dan Biografi Alexander Graham Bell

Bell lahir pada 3 Maret 1847 di Edinburgh, Skotlandia. Setelah bersekolah di Skotlandia dan London, pemuda berusia 23 tahun itu kemudian berimigrasi ke Kanada bersama orang tuanya pada tahun 1870.

Tahun berikutnya, Bell pindah ke Amerika Serikat untuk mengajar di Sekolah Boston untuk para Tunarungu. Setelah mendapatkan ketenaran berkat mengembangkan telepon, Bell menjadi warga negara Amerika Serikat pada tahun 1882.

Bell dibaptis dengan nama Alexander Bell. Karena dirinya ingin berbeda dari ayah dan kakeknya, yang keduanya juga bernama Alexander, pada ulang tahunnya yang ke 11, ayah Bell mengizinkan anak itu untuk mengadopsi nama tengah "Graham" untuk menghormati Alexander Graham, seorang mantan muridnya yang pernah tinggal dengan keluarga Bell.

Aplikasi hak paten Bell untuk telepon diajukan pada 14 Februari 1876, hanya beberapa jam sebelum penemu saingannya Elisha Gray mengajukan keberatan kepada Kantor Paten A.S. yang mengumumkan jika dia sedang mengerjakan penemuan serupa. Namun pada 7 Maret, Bell yang berusia 29 tahun tetap dianugerahi paten AS pertama untuk telepon.

Tidak butuh waktu lama, Bell kemudian menghadapi ratusan tantangan hukum tentang hak patennya tersebut. Lima dari mereka harus diproses hingga Mahkamah Agung A.S., namun akhirnya menguatkan klaim Bell dan menjadi salah satu pertempuran paten terpanjang dalam sejarah Amerika.

Lebih dari seabad sebelum menjamurnya telepon seluler, Bell menemukan telepon nirkabel yang mampu mentransmisikan percakapan suara dengan sinar cahaya. Bell menyebutnya "photophone" (dari bahasa Yunani untuk "cahaya" dan "suara"), yang dipatenkan pada tahun 1880. Bell menyebutkan jika penemuannya kali ini lebih besar dari telepon.

Dia sempat mengatakan kepada Boston Traveler bahwa dia meramalkan aplikasinya itu untuk navigator berkomunikasi dari laut ke pantai pada saat perang. Namun, mengingat teknologi saat itu yang masih terbatas, utilitas photophone pun terbatas pula.

Teknologi serat optik kemudian dikembangkan beberapa dekade kemudian, transmisi suara dengan cahaya pun dikembangkan dan sukses dalam bentuk telepon seluler.

Pada minggu-minggu sekitar tanggal 2 Juli 1881, penembakan terhadap Presiden James Garfield terjadi. Kondisi sang presiden justru memburuk ketika dokter membuat pemeriksaan berulang dengan jari dan instrumen yang tidak steril untuk menemukan lokasi salah satu peluru.

Percaya bahwa sains dapat menemukan beberapa metode untuk menemukan letak peluru, Bell mengembangkan mesin elektromagnetik yang dia uji pada veteran Perang Saudara yang masih memiliki peluru yang bersarang di tubuh mereka.

Bell dua kali dipanggil ke tempat tidur Gedung Putih Garfield dengan mesinnya tersebut, tetapi ia gagal menemukan pelurunya. Hal itu dikarenakan gangguan yang disebabkan oleh kabel baja di atas tempat tidur dan kepala dokter presiden yang hanya mengizinkan pencarian di sisi kanan tubuh presiden di mana dia yakin peluru itu bersarang.

Setelah kematian Garfield pada 19 September, peluru itu ditemukan berada di sisi kirinya.

Meskipun dikenal sebagai penemu telepon, Bell justru melanjutkan pekerjaan seumur hidupnya untuk membantu para tuna rungu. Pada tahun 1887, Kapten Arthur Keller melakukan perjalanan dari Alabama untuk bertemu dengan Bell untuk mencari bantuan bagi putrinya yang berusia 6 tahun, Helen Keller, yang buta dan bisu pada usia 19 bulan. 

Hal itu disinyalir akibat demam berdarah. Bell kemudian mengarahkan mereka ke Boston's Perkins School for the Blind, di mana mereka bertemu dengan Anne Sullivan, seorang guru luar biasa yang akan mengajar Helen menulis, berbicara, dan membaca Braille.

Helen Keller, yang kemudan hari menjadi seorang penulis hebat dunia, mendedikasikan otobiografinya untuk Bell, yang dia percayai sebagai pembuka pintunya dari kegelapan menuju cahaya.

Bell meninggal di rumah musim panasnya di Nova Scotia pada 2 Agustus 1922. Dua hari kemudian semua layanan telepon di Amerika Serikat dan Kanada ditangguhkan selama satu menit penuh pada saat yang tepat ketika Bell diturunkan ke kuburnya.

Sekitar 60.000 operator telepon mengheningkan cipta dan tidak menghubungkan panggilan baru ketika 13 juta telepon di benua itu terdiam.

Itulah beberapa fakta menarik kehidupan Alexander Graham Bell serta biografinya yang merupakan sosok pengembang telepon yang berkontribusi besar bagi dunia hingga saat ini.