Penduduk Léogâne, Haiti, membersihkan puing-puing yang tersisa setelah gempa bumi merusak wilayah mereka. (commons.wikimedia.org/U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Monique Hilley)
Setelah gempa bumi, beberapa negara seperti Venezuela menghapus utang Haiti agar negara tersebut tidak jatuh ke dalam krisis utang. Pada bulan Juli, Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia juga menghapuskan utang Haiti. Namun menurut Jubilee Debt Campaign, meskipun utang Haiti sebesar 1,3 miliar US dolar telah dihapuskan, dana konstruksi diberikan sebagai pinjaman bukan hibah, yang mencetuskan fondasi baru bagi krisis utang lainnya.
Prancis juga menghapuskan utang sebesar 77 juta US dolar, tetapi utang ini tidak terkait dengan utang yang dibayar Haiti untuk kemerdekaannya. Dikutip laman The Africa Report, salah satu perampokan terbesar dalam sejarah terjadi pada tahun 1825 ketika Raja Charles X dari Prancis menyatakan bahwa kemerdekaan Haiti hanya akan diakui jika mereka membayar 150 juta franc, jumlah yang dimaksudkan untuk memberi kompensasi kepada Prancis akibat hilangnya keuntungan mereka dari perbudakan.
Meskipun jumlahnya dikurangi menjadi 60 juta franc pada tahun 1838, pemerintah Haiti harus mengambil pinjaman beberapa kali untuk membayar sisanya. Dan menurut buku Haiti, France and the Independence Debt of 1825 oleh Anthony Phillips, 80% dari pendapatan pemerintah masuk ke utang Haiti hingga tahun 1915. Akibatnya, perawatan kesehatan, pendidikan, dan pendanaan infrastruktur praktis tidak ada di abad ke-19.
Haiti terus membayar utang kemerdekaannya hingga tahun 1947, 122 tahun setelah kemerdekaan, dan para peneliti sepakat bahwa pembayaran utang kemerdekaan tersebutlah yang bertanggung jawab atas sumber daya publik yang kurang didanai di negara tersebut.