7 Fakta Menarik Sifaka Sutra, Dijuluki Sebagai Hantunya Hutan!

Sifaka sutra adalah hewan endemik Madagaskar. Penyebaran alami mereka hanya berada di wilayah kecil di pulau tersebut, mulai dari selatan Marojejy hingga Makira dan Sungai Antainambalana. Animalia menginformasikan bahwa mereka menghuni habitat pegunungan dan hutan hujan dataran tinggi.

Sebagian besar dari diet sifaka sutra terdiri dari daun muda (48,2%), buah-buahan (41,8%) serta bunga dan kuncup (9,8%). Bahkan mereka terkadang memakan tanah, lho. Berdasarkan informasi dari Net Primate Conservancy, sifaka sutra sangat bergantung pada dedaunan, terutama selama musim kemarau.

Mereka memakan lebih dari 100 jenis pohon, tanaman merambat dan epifit. Genera pohon yang paling sifaka sutra sukai adalah Symphonia weinmannia, Landolphia, Albizia dan Plagioscyphus. Semua sifaka memiliki gigi pemakan daun dan saluran cerna yang panjang.

Semua spesies sifaka memiliki bentuk tubuh yang sama, ekor dan kakinya lebih panjang dibandingkan tubuh dan lengannya. Kakinya yang panjang dan kuat memungkinkan mereka berpegangan pada batang pohon dan melompat hingga 9 meter di antara pepohonan. Ketika sifaka sutra beristirahat, mereka berpegangan pada penyangga sambil menekan lututnya erat-erat ke perut dan dadanya.

Ketika sifaka sutra melompat di antara pepohonan, itu terlihat seperti pemandangan yang sangat misterius karena bulu putihnya. Oleh karena itu, sifaka sutra sering disebut sebagai hantunya hutan oleh masyarakat lokal di habitatnya. Tertarik menyaksikannya langsung?

Sifaka sutra hidup dalam kelompok yang didominasi oleh betina, biasanya terdiri dari 2-9 individu. Di dalamnya terdapat satu atau lebih pasangan kawin dan juga keluarga kecil lainnya. Setiap kelompok mempunyai wilayahnya sendiri, luasnya bisa mencapai 44 hektar. Kelompok tersebut diketahui melakukan penjelajahan harian sejauh 700 meter dalam wilayahnya.

Sama seperti lemur lainnya, sifaka sutra juga memiliki ragam cara berkomunikasi. Berdasarkan informasi dari Animal Diversity, sifaka sutra dewasa mempunyai tujuh panggilan berbeda. Mereka mengeluarkan suara terdengar seperti zzuss jika melihat pemangsa, merespon lolongan anggota kelompok dari jarak jauh dan untuk beristirahat.

Kebanyakan dari vokalisasi mereka terjadi di pagi hari, terutama saat mereka melihat pemangsa. Sifaka sutra juga menggunakan penandaan aroma sebagai alat komunikasi. Mereka akan menandai sesuatu melalui kelanjar khusus dan urinnya.

Musim kawin setiap pasangan sifaka sutra hanya berlangsung semalam sehari. Biasanya itu terjadi pada awal musim hujan. Masa kehamilan betina berlangsung selama 6 bulan, dan biasanya melahirkan pada bulan Juni atau Juli. Bayi sifaka sutra lebih dekat dengan ibunya.

Ada banyak spesies lemur, tapi sifaka sutra terlihat menonjol dengan warna putihnya. Mereka bahkan dijuluki sebagai hantunya hutan karena terlihat misterius ketika menjelajahi hutan. Apakah kamu tertarik melihat mereka secara langsung?