Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Misterius, 8 Fakta Unik Huruf Hieroglif dari Mesir Kuno

ilustrasi ukuran aksara hieroglif Mesir Kuno (pixabay.com/RGY23)

Hieroglif adalah aksara yang dipakai dalam berbagai peninggalan zaman Mesir Kuno. Dapat ditemukan di sarkofagus, kuil, Sphinx, hingga di dalam Piramida, tulisan hieroglif ini sudah dipakai sejak 5.000 tahun lalu, dan tetap dipakai hingga abad ke-4.

Tidak heran, saat melihat hieroglif, kita pun terbayang Mesir Kuno. Nyatanya, nama hieroglif berasal dari Bahasa Yunani ἱερογλυφικός (Hieroglyphikos) yang berarti "ukiran suci". Sering terlihat di film mengenai Mesir Kuno, inilah 8 fakta menarik mengenai hieroglif.

1. Gambar pada hieroglif bukanlah representasi objek

hieroglif Mesir Kuno (howitworksdaily.com)

Ciri khas hieroglif adalah karakter hurufnya yang menyerupai gambar orang, hewan atau benda. Jadi, mudah bagi pembaca awam untuk mengira kalau hieroglif tersebut memiliki arti sesuai gambar. Namun, tidak sesimpel itu!

Pertama, hieroglif menandakan sistem bunyi (fonetik) dalam bahasa Mesir Kuno, layaknya aksara Romawi Kuno. Kedua, memang hieroglif Mesir Kuno dapat berperan menjadi tanda ideogram.

2. Hieroglif dikaitkan dengan makam bangsawan Mesir Kuno

Sphinx dan Piramida (pexels.com/Pixabay)

Menurut profesor emeritus Oriental Institute di University of Chicago, Peter F. Dorman, tulisan hieroglif sering ditemukan pada makam kerajaan. Oleh karena itu, hieroglif sering kali dihubungkan dengan hal-hal kerajaan dan kebangsawanan Mesir Kuno.

"Aksara hieroglif paling awal ditemukan pada barang-barang yang ditemukan di makam kerajaan Abydos," ujar Prof. Peter kepada History.

Meski digunakan di konteks dan tulisan lain, kaitan hieroglif dengan konteks ningrat tetap melekat. Hieroglif juga digunakan di makam rakyat biasa, tetapi mereka harus membayar jasa pemahat batu yang cukup mahal.

3. Terlalu rumit, Mesir Kuno sebenarnya punya aksara lain yang lebih umum

aksara demotik pada Batu Rosetta (wikimedia.org)

Penulisan hieroglif Mesir Kuno amatlah rumit, bahkan untuk rakyat Mesir Kuno itu sendiri! Jadi, mereka mengembangkan jenis tulisan lain yang lebih simpel digunakan, yaitu hieratik dan demotik.

Tulisan hieratik adalah tulisan kursif yang diciptakan untuk dituliskan di kertas papirus pada 3000 SM. Setelah hieratik, perlahan tulisan ini digantikan dengan tulisan demotik, terutama pada 650 SM. Tulisan demotik digunakan untuk menulis dokumen sehari-hari hingga karya sastra.

4. Tata cara penulisan hieroglif yang aneh

hieroglif Mesir Kuno di Prasasti Minnakht (wikimedia.org)

Saat menulis hieroglif, tidak ada spasi di antara kata-kata. Selain itu, kamu tak akan menemukan tanda baca. Dengan kata lain, para pembaca hieroglif diwajibkan memiliki pemahaman yang baik tentang tata bahasa Mesir Kuno untuk membedakan kata, klausa, kalimat, paragraf, atau bab.

Kemudian, tidak seperti bahasa modern, hieroglif tidak memiliki arah baca. Jadi, tulisan ini tidak harus dibaca secara horizontal dari kiri ke kanan. Hieroglif dapat dibaca dari kiri ke kanan atau sebaliknya, dan secara vertikal atau horizontal. Semuanya tergantung konteksnya!

5. Hanya sedikit yang mampu baca hieroglif di zamannya

ilustrasi membaca hieroglif Mesir Kuno (home-school.lovetoknow.com)

Dikarenakan hieroglif biasa digunakan untuk kaum ningrat dan terlalu rumit untuk dipelajari, maka hanya sedikit yang bisa membacanya. Malah, hanya kaum kerajaan, cendekiawan, dan pendeta yang mampu membaca hieroglif, atau 3 persen dari populasi di saat itu.

Dalam bukunya, Middle Egyptian: An Introduction to the Language and Culture of Hierogliphs, James P. Allen mengatakan kalau di tahap akhir peradaban Mesir Kuno, hanya pendeta yang mampu membaca hieroglif!

"Prasasti yang bertujuan untuk menjangkau khalayak ramai malah diukir dalam aksara demotik," tulis James.

6. Oleh karena itu, tulisan hieroglif terancam memudar dari sejarah dunia

aksara hieroglif Mesir Kuno (smithsonianmag.com)

Saat kerajaan Ptolemaik berdaulat di Mesir Kuno pada 305 SM, bahasa Yunani mulai menggantikan bahasa Mesir Kuno sebagai bahasa resmi yang digunakan di istana. Pada 384 SM, Kaisar Romawi Theodosius I mengeluarkan dekret untuk menumpas agama pagan di Mesir, sehingga penggunaan hieroglif pun berkurang.

Setelahnya, pada 394 Masehi, hanya beberapa tukang ukir hieroglif Mesir yang tersisa. Bahkan, menurut buku Understanding Hieroglyphs: A Compete Introductory Guide oleh Hilary Wilson, hanya sedikit dari mereka yang mengerti aksara hieroglif.

7. Batu Rosetta menyelamatkan hieroglif Mesir Kuno dari kematiannya

Batu Rosetta di British Museum (blog.britishmuseum.org)

Pada 1799, tentara Prancis di bawah komando Napoleon, Pierre-François Bouchard, tengah memperbaiki sebuah benteng di kota Rashid (dikenal dengan nama Rosetta). Ia menemukan sebuah prasasti yang diukir dengan tulisan dalam tiga aksara berbeda: hieroglif, demotik, dan Yunani Kuno. Inilah awal pembelajaran aksara hieroglif!

Pada 1803, teks Yunani Kuno pada Batu Rosetta pun sudah diterjemahkan, sehingga penerjemahan dua aksara lainnya pun lebih mudah. Ilmuwan Inggris, Thomas Young, mempelajari Batu Rosetta pada 1814 dan menemukan kalau beberapa simbol adalah ejaan fonetik nama kerajaan.

Pada 1822, ahli linguistik Prancis, Jean-François Champollion, menemukan kalau hieroglif adalah kombinasi simbol fonetik dan ideogram. Alhasil, di tahun yang sama, Jean berhasil menerjemahkan teks pesan Mesir Kuno pada batu Rosetta. Batu Rosetta sendiri sebenarnya adalah dekret dari Raja Ptolemaios V Epifanis, tertanggal pada 196 SM.

8. Namun, tetap saja, menerjemahkan hieroglif adalah tantangan tersendiri

hieroglif di kuil Abydos, Mesir, yang menunjukkan sejumlah teknologi maju (wikimedia.org)

Batu Rosetta memang adalah batu loncatan dalam bidang linguistik. Meskipun begitu, hingga saat ini, mengetahui makna teks hieroglif adalah tantangan tersendiri. Selain cara baca yang rumit, penerjemahan hieroglif butuh sejumlah interpretasi.

"Bukan tanda-tanda fonetik yang mempersulit terjemahan hieroglif, melainkan fakta bahwa vokalisasi bahasa Mesir Kuno tidak tertulis. Jadi, pengucapan kata-kata, terutama seluk-beluk sistem verbal Mesir Kuno masih dicari tahu," tandas Dorman.

Itulah fakta-fakta mengenai hieroglif Mesir Kuno yang sampai sekarang masih misterius. Meskipun sudah ada Batu Rosetta, ternyata aksara hieroglif di Mesir Kuno masih ditelaah artinya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu D. Wicaksono
Alfonsus Adi Putra
Bayu D. Wicaksono
EditorBayu D. Wicaksono
Follow Us