Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
hiu harimau pasir di sekitar terumbu karang (commons.wikimedia.org/Christopher Mark)
hiu harimau pasir di sekitar terumbu karang (commons.wikimedia.org/Christopher Mark)

Agar tidak bingung, hiu harimau pasir (Carcharias taurus) merupakan spesies yang berbeda dari hiu harimau (Galeocerdo cuvier) yang lebih sering kita dengar. Malahan, kedua spesies hiu ini berasal dari famili yang berbeda, dimana hiu harimau pasir dari famili Carchariidae, sementara hiu harimau berasal dari famili Galeocerdonidae. Secara penampilan pun keduanya tidak punya kemiripan yang spesifik.

Malahan, nama hiu harimau pasir itu sebenarnya hanya satu dari banyak nama lain yang mereka punya, semisal hiu perawat abu-abu atau ragged-tooth shark. Tubuh hiu ini agak gumpal dengan kepala kecil dan pipih. Selain itu, ada sirip ekor yang besar dan panjang serta sirip punggung mereka terbilang besar dan lebar, tetapi agak pendek dibanding spesies hiu lain. Warna utama tubuh mereka adalah abu-abu kecokelatan dengan sedikit bintik-bintik di beberapa titik tubuh.

Soal ukuran, hiu harimau pasir termasuk spesies hiu berukuran besar. Panjang tubuh individu dewasa mencapai 2—3,2 meter dengan bobot antara 91—159 kg. Ada dimorfisme seksual terkait ukuran, dimana hiu betina ternyata lebih besar ketimbang jantan. Selain itu, ada berbagai fakta menarik lain dari hiu harimau pasir yang akan segera kita kupas tuntas. Kalau penasaran dan ingin kenal lebih lanjut dengan spesies hiu ini, simak sampai selesai, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

ilustrasi peta persebaran hiu harimau pasir (commons.wikimedia.org/Chris_huh)

Hiu harimau pasir ternyata punya peta persebaran yang sangat luas, meliputi seluruh benua yang ada di Bumi, kecuali Antarktika. Dilansir Animalia, mereka ditemukan di pesisir Australia, pesisir Asia Timur, pesisir Asia Selatan, pesisir timur Amerika Selatan, pesisir timur Amerika Utara, pesisir Afrika, sekitar Laut Mediterania, sampai sekitar Laut Merah. Dari peta persebaran itu, terlihat jelas bahwa hiu yang satu ini termasuk penghuni lautan dangkal.

Secara umum, mereka memang termasuk ikan epipelagik dan mesopelagik. Kebanyakan habitat pilihan hiu harimau pasir memang tak jauh dari sekitar terumbu karang, pesisir dengan pasir, muara, sampai teluk yang dangkal. Kedalaman laut yang dipilih mereka berkisar antara 1,8—191 meter saja.

Tentunya, hiu harimau pasir adalah predator aktif di habitat alami. Makanan utama mereka berupa berbagai jenis krustasea yang ada di dasar laut, ikan-ikan kecil, dan cumi-cumi. Namun, hiu ini juga dapat memburu hewan berukuran besar, semisal ikan pari dan spesies hiu lain. Ukuran mangsa maksimal yang bisa mereka konsumsi adalah sekitar separuh ukuran mereka.

Dalam kebanyakan waktu, hiu harimau pasir termasuk hewan soliter. Namun, kalau makanan sedang berlimpah atau kebetulan ada beberapa individu lain di sekitar, mereka akan membentuk kelompok kecil. Selain itu, ketika musim kawin tiba, sepasang hiu harimau pasir dapat diamati bergerak bersamaan.

2. Besar dan menyeramkan, tetapi sangat kalem

hiu harimau pasir dikelilingi gerombolan ikan (commons.wikimedia.org/Greg McFall/NOAA)

Kalau melihat penampilan dan ukuran saja, hiu harimau pasir memang punya kesan yang sangat galak dan menyeramkan. Namun, kalau sudah berurusan dengan manusia yang menyelam di sekitar, mereka justru jadi salah satu spesies hiu yang sangat kalem, lho. Sepanjang sejarah, tak pernah ada serangan berakibat fatal yang disebabkan spesies hiu ini kepada penyelam.

Dilansir Florida Museum, sekalipun ada serangan yang disebabkan oleh hiu harimau pasir kepada penyelam, kebanyakan terjadi karena naluri si hiu untuk memakan ikan yang berhasil ditangkap penyelam dengan tombak. Gigi besar hiu ini memang tetap berbahaya bagi manusia sehingga para penyelam dihimbau untuk berhati-hati untuk melakukan spear fishing di dekat hiu ini. Selain itu, serangan dari spesies ini hanya akan terjadi hanya ketika mereka terprovokasi.

Diluar masalah itu, hiu harimau pasir biasanya hanya membiarkan penyelam berenang di sekitar. Mereka hanya akan berenang dengan tenang atau bahkan tak bergerak sama sekali alias mengambang saja di sekitar para penyelam. Akan tetapi, demi keamanan, kalau kamu ada kesempatan berenang dekat dengan hiu harimau pasir, tetap jaga jarak aman dan pastikan tidak membawa atau melakukan gerakan yang memprovokasi mereka, ya!

3. Kemampuan unik untuk tetap mengambang di air

hiu harimau pasir sedang berenang santai (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Marine Bio melansir bahwa hiu harimau pasir punya kebiasaan untuk pergi ke permukaan, menghirup udara di atasnya, dan menyimpan udara tersebut di dalam perut. Kemampuan ini secara eksklusif hanya dilakukan oleh mereka kalau dibandingkan dengan spesies hiu lain di seluruh dunia. Kira-kira apa tujuan dari menghirup udara bagi hiu harimau pasir?

Ternyata jawabannya terkait dengan daya apung. Dengan menyimpan udara di dalam perut, hiu harimau pasir dapat menciptakan daya apung netral saat kembali menyelam ke dalam laut. Alhasil, hiu yang satu ini mampu mengambang diam di tempat tanpa harus mengerahkan tenaga. Kemampuan ini sangat berguna bagi hiu harimau pasir untuk menyimpan energi atau beristirahat sampai membantu proses berburu karena mereka dapat mengintai dan menerjang calon mangsa dengan cepat.

4. Sistem reproduksi

pasangan hiu harimau pasir sedang berenang bersama (commons.wikimedia.org/NOAA)

Musim kawin bagi hiu harimau pasir berlangsung antara bulan Agustus—Desember di belahan Bumi utara dan Agustus—Oktober di belahan Bumi selatan. Mereka tergolong hewan poliandri, yakni betina kawin dengan beberapa jantan berbeda. Ada sedikit pertunjukkan agresif antara jantan dan betina sebelum mulai kawin. Selain itu, hiu ini termasuk hewan ovovivipar sehingga betina memang tetap bertelur, tapi telur itu diletakkan di dalam rahim sampai menetas di dalamnya.

Sebenarnya, setelah pembuahan, hiu harimau pasir betina dapat menghasilkan 16—23 butir telur. Namun, di sinilah letak kebrutalan terjadi di dalam rahim si betina selama 8—9 bulan berikutnya. Dilansir Marine Bio, telur yang menetas terlebih dulu dan punya ukuran besar akan mengonsumsi calon saudara mereka yang belum menetas. Kalau kebetulan telur menetas bersamaan, maka embrio berukuran besar akan memakan embrio lain demi bertahan hidup. Alhasil, dalam satu siklus reproduksi, hiu harimau pasir betina hanya akan melahirkan 1—2 ekor anak saja.

Kanibalisme dari spesies ini murni hanya terjadi saat fase perkembangan di rahim. Setelah lahir, mereka tidak akan menyerang sesama. Sayangnya, perilaku kanibalisme dalam sistem reproduksi hiu harimau pasir menyebabkan tingkat reproduksi mereka jadi yang paling rendah dibanding spesies lain. Apalagi, betina hanya siap kawin setiap 2—3 tahun sekali.

5. Status konservasi

hiu harimau pasir yang dipelihara di akuarium (commons.wikimedia.org/Benson Kua)

Sayangnya, menurut IUCN Red List, saat ini status konservasi hiu harimau pasir masuk dalam kategori hewan kritis atau sangat terancam punah (Critically Endangered). Selain itu, tren populasi yang ada saat ini menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Malahan, pada masing-masing titik populasi yang ada, jumlah spesies hiu ini tak lebih dari ratusan ekor saja.

Oceana melansir bahwa dalam kurun waktu 1980—1990-an, populasi hiu harimau pasir menurun sampai 75 persen karena berbagai alasan. Utamanya berasal dari perburuan berlebih karena daging dan sirip hiu harimau pasir dianggap sangat enak dan berharga. Selain itu, kerusakan habitat dan polusi turut menyumbang penurunan yang tajam. Masalah semakin pelik kalau kita melihat rata-rata tingkat reproduksi hiu ini yang sangat rendah sehingga sangat sulit untuk pulih dengan sederet ancaman yang masih mengintai.

Tentunya, upaya konservasi sudah dilakukan dengan cara pelestarian dan pelarangan memburu hiu harimau pasir untuk kepentingan komersial. Namun, masih saja ada perburuan liar yang terjadi yang menyebabkan populasi hiu ini masih terus menurun. Semoga saja ada upaya konkret supaya eksistensi hiu harimau pasir tetap terjaga, ya. Soalnya, kapan lagi kita bisa melihat spesies hiu dengan tampilan garang dan perilaku kalem seperti mereka, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team